5. Blushing

123 18 0
                                    

Jangan sembarang tersenyum! Terkadang ada beberapa orang yang salah mengartikan maksud senyum itu.

☆☆☆

"Boleh gabung?" Ucap seorang laki-laki sambil tersenyum manis.

Senyuman itu terlihat sangat manis bagi siapa saja yang melihatnya. Namun tidak bagi Killa, senyuman itu adalah senyuman yang membuat hatinya seperti ditusuk ribuan jarum.

Hangatnya senyuman itu seakan-akan melempar Killa ke dalam masa lalunya. Saat dimana dirinya pertama kali dibuat terpana oleh tulusnya senyum itu. Saat dirinya pertama kali merasakan darah berdesir aneh dan degup jantung yang berdetak dua kali lipat karena senyum itu. Karena senyum itu juga yang membuat Killa seakan gila jika tidak melihatnya.

Killa menganggap senyum itu adalah senyum yang dapat membuat dirinya selalu merasa bahagia. Bagaimana tidak? Setiap kali dia tersenyum, hati Killa merasa hangat.

Killa yang bodoh menganggap senyuman itu hanya untuknya. Padahal senyum itu dijadikan oleh dia sebagai pesonanya untuk menjebak. Menjerat kaum hawa dengan senyum manis dari dia. Siapa yang bisa memalingkan muka melihat pesonanya? Mungkin hanya wanita abnormal.

Dia Rafandra Aqlan Lazuardi dengan pesonanya terlalu menawan untuk dilihat.

"Boleh gabung gak?" Tanya Rafa sekali lagi.

Killa mengerjapkan matanya untuk kembali ke dunia masa kini. Melihat senyum itu dan mata hazelnya membuat hati Killa seperti kembali teriris.

Manda, Nadya dan Shelly yang melihat hal tersebut hanya diam dengan perasaan yang tak karuan. Pasalnya mereka bertiga sangat tau bagaimana perasaan Killa saat ini.

"Boleh kok, duduk aja." Ucap Killa dengan acuh.

Rafa pun duduk di samping Killa. Tepat pada detik ketiga, Killa bangkit dari duduknya dan berniat pergi. Namun belum Killa melangkah, tangan kanannya sudah dicekal oleh Rafa.

"Mau kemana, kamu gak suka aku disini? Kalau gitu biar aku yang pergi." Kata Rafa dengan lembut.

Aku kamu? Najis. batin Killa.

Killa pun menghempaskan tangan Rafa. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia pergi meninggalkan Rafa dan ketiga temannya.

Manda, Nadya dan Shelly saling berpandangan.

"Biar aku yang pergi. Biar aku yang tersakiti. Kok Killa yang jadi pergi, Dan Rafa yang tersakiti." Shelly bernyanyi dengan santainya.

Rafa hanya memandang Shelly dengan tatapan yang sulit diartikan. Shelly hanya menampilkan wajah polos saat ditatap seperti itu oleh Rafa.

Mereka pun pergi dari kantin untuk ke kelas dan menyusul Killa.

Levy yang kebetulan dekat dengan bangku yang diduduki Killa melihat semuanya. Dan entah apa penyebabnya melihat raut wajah Killa yang menyembunyikan kepedihan membuatnya tak suka.

💔💔💔

Langkah kaki mebawanya terus berjalan mengiringi pikirannya yang kacau. Begitu berefeknya orang itu kepada seorang Killa yang terlihat jutek dan bermental baja.

Sekarang langkahnya berhenti di sebuah taman belakang sekolah yang tidak terurus. Disana terdapat banyak rumput liar dan juga ada pohon besar yang dibawahnya terdapat bangku panjang yang masih kokoh namun sudah terlihat usang. Killa duduk di bangku itu dengan pikiran yang kosong. Ia berfikir bahwa hidupnya terlalu kacau dari orang-orang disekitarnya.

Bangku yang diduduki Killa bergerak tanda ada orang lain yang duduk. Killa pun menoleh untuk melihat siapa orang itu. Ternyata ia adalah Levy.

Levy menatap Killa dengan intens. Entah kenapa Killa mulai suka dengan tatapan itu, tatapan yang membuatnya nyaman. Mata coklat miliknya mengingatkan Killa pada sosok ibu dan kakaknya.

The Sweet SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang