"Awas" Teriak Killa yang ternyata telat menyadari pergerakan Rafa.
Brukkkk...
Balok kayu itu berhasil menghantam kepala pria itu.
"Levyyyy...." teriak Killa histeris.
Pening itulah yang dirasakan oleh Levy saat ini. Saat ia memegang belakang kepalanya, ada darah segar yang menempel di telapak tangannya.
Rafa memberikan senyum smirknya. Ia pun berlalu begitu saja dari bangunan tua itu.
"Shit!" Umpat Levy sambil memegangi belakang kepalanya.
"Lo gak papa?" Tanya Killa.
Bodoh Killa, jelas-jelas Levy kenapa-kenapa. Malah ditanya.
"Gue bantu bangun." Killa pun menggangkat tangan sebelah kanan Levy, lalu membantunya berjalan keluar dari bangunan itu.
Levy di bawa kerumah Killa. Untunglah lukanya tidak terlalu dalam.
"Beneran lo gak mau di bawa ke rumah sakit?" Tanya Killa meyakinkan untuk sekali lagi.
"Gue bilang gue gak sakit." Keukeuh Levy.
"Ck. Terserah deh." Ucap Killa sambil membalut perban di kepala Levy. "Sekali lagi gue mau bilang makasih ya. Mungkin kalau gak ada lo gue ud-
"Gak akan terjadi apa-apa selama ada gue. Gue akan selalu lindungi lo. Dan berhenti mengucapkan terimakasih, ini udah ke 21 kali lo ngucapin itu." Potong Levy cepat.
"Lo akan selalu ada buat lindungin gue?" Tanya Killa Heran.
"Iya, selalu." Jawab Levy mantap.
"Tapi, kenapa?"
"Karena gue sayang sama lo." Ucap Levy kemudian sambil menatap manik mata Killa dengan intens.
Deg
***
Hari Rabu merupakan hari ter horror bagi kelas XI Mipa 5. Pasalnya semua pelajaran eksak terdapat di hari itu. Ditambah pelajaran sejarah yang ditempatkan pada jam terakhir. Uh, udah deh bakalan tidur semua di jam terakhir.
Seperti biasanya, Killa datang kesiangan kesekolah. Untunglah baru terlambat 5 menit jadi ia hanya dihukum lari keliling lapangan sebanyak lima kali.
"Huh, capek juga. Tapi, lumayan lah buat persiapan nanti lari dari kenyataan." Ucap Killa sambil mengusap sedikit keringat yang mengalir di dahinya.
Ia pun menyambil tas yang tergeletak di sisi lapangan. Lalu ia segera pergi menuju ke kelasnya. Saat tiba di kelasnya, Killa merasa heran karena tak ada sekoloni manusia di dalamnya. Ia pun bingung, apakah murid Mipa 5 hari ini gak pada masuk massal?
Tiba-tiba handphone disakunya bergetar.
From: Nadyanya Manu Rios😍
Di Lab Kimia,
Oke. Tapi, bukannya nanti pas jam ke tiga keempat ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Side
Teen FictionIbarat eskrim, dia dingin, tapi manis. Dan.. aku suka. Suka eskrim maksudnya. Start : 11 jan 2018