Semua menjadi jauh lebih mudah ketika Alvian sudah mulai membuka hati untuk Oza. Alvian juga tidak tahu kenapa ia bisa semudah itu membuka hati untuk orang lain. Orang yang kali ini jelas-jelas berbanding terbalik dari tipe manusia yang bisa berada di dekatnya. Alvian adalah seorang yang pendiam, penyuka ketenangan, introvert. Sementara Oza adalah tipe yang sangat berkebalikan dengan Alvian. Oza itu cerewet mendekati rusuh, benci kesepian dan gampang berteman dengan siapa saja.
Di luar dugaan, Alvian adalah sosok dewasa yang dapat menempatkan diri dalam situasi yang tepat. Alvian juga seseorang pendengar yang baik, dia sanggup menyimak obrolan Oza yang panjang dan terkadang random. Kalau Fernandi sih, lebih suka menyebut Alvian sebagai sosok penyabar. Sabar dalam menyimak kalimat-kalimat Oza yang kadang membuat pusing. Belum lagi kalau mood Oza sudah buruk, dia akan bicara seenaknya tentang apa saja. Semua dikomentari, termasuk lawan bicaranya yang sudah dengan sabar merelakan kupingnya untuk mendengar Oza. Fernandi saja yang sudah berteman lama dengan Oza seringkali meninggalkan Oza kalau cowok tembem itu sudah kumat.
Yang bisa menghadapi Oza, memang cuma Alvian.
Alvian bukan hanya sekedar menjadi sosok pendengar yang baik, namun juga dapat dengan sabar menasehati Oza tentang sifat buruknya. Memintanya untuk lebih menahan mulutnya dan berpikir dua hingga empat kali sebelum bicara.
"Kalau kelamaan mikir, nanti pembicaraannya bakalan lewat! Topiknya bakalan terganti, atau aku bakal keburu lupa mau bilang apa gegara kelamaan mikir!" begitu sentak Oza ketika Alvian menasehatinya di suatu hari. Alvian tersenyum tipis sambil menahan geli melihat ekspresi merengut Oza yang menurutnya menggemaskan.
"Memang itu tujuanku! Jadi kamu nggak sembarangan ngomong lagi. Jangan gampang percaya sama orang, kamu kan nggak tau siapa yang tulus siapa yang bulus. Bisa aja ucapan kamu dijadiin senjata bagi orang lain buat jatuhin kamu. Apa yang kamu maksud, terkadang bisa disalah artikan sama orang lain. Apalagi sama yang nggak suka sama kamu!"
Untuk sejenak, Oza terpana. Bukan karena itu adalah kalimat terpanjang yang pernah dilontarkan Alvian, melainkan karena penggunaan kata ganti aku-kamu itu. Sebelumnya, Alvian selalu menggunakan saya-kamu yang amat formil. Oza jadi merasa sedang berhadapan dengan dosennya. Dan ini pertama kalinya Alvian menggunakan aku-kamu. Entah Alvian sadar atau tidak, Oza tak peduli dan lebih memilih untuk tidak membahasnya.
Cowok berpipi tembem itu takut, Alvian akan kembali ke saya-kamu mode bila dia mengingatkannya. Sementara Oza sudah sesenang ini walaupun kasusnya saat ini dia tengah diomeli. Butuh perjuangan untuk bisa sampai ke tahap ini dan Oza tak ingin menghancurkannya.
Hubungannya mereka menjadi semakin dekat, banyak diantara para teman-teman gay yang sering kumpul di Kafe Biru yang berpikir kalau mereka berpacaran. Namun kenyataannya justru tidak begitu. Oza masih ragu untuk sampai ke tahap itu, karena jujur sampai saat ini perasaannya masih tersisa untuk sang mantan. Sang mantan yang hingga saat ini, terhitung sudah tiga bulan sejak chat pertama Kak Icuk setelah beberapa tahun lost contact.
Basi memang, kedengarannya. Namun siapa sangka, hal basi ini justru memberi efek yang cukup mengganggu bagi mood Oza yang pada dasarnya memang selalu bermasalah. Apalagi makin kemari, Kak Icuk makin sering bikin Oza baper. Oza jadi sibuk perang batin sendirian, antara ingin mengikuti akal sehat atau mengikuti kata hati. Kalau sudah begini, biasanya Oza akan curhat ke Fernandi tapi kali ini cowok tembem itu lebih memilih untuk diam.
Diam dan uring-uringan. Dengan aura negatif yang menguar di sekelilingnya membuat siapapun menjadi tidak nyaman untuk dekat-dekat dengannya. Fernandi yang mengetahui gelagat tidak baik itu sudah berusaha menanyai Oza. Sayangnya sahabat tembemnya itu lebih memilih bungkam. Tahu kalau Oza pantang dipaksa bicara, Fernandi akhirnya beralih cara dengan membujuk Alvian untuk membantu Oza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional
General FictionBased on true story. Special thanks to Bangata for his inspirative story. Also big thanks to @KucingMonster97 for the cover. Cerita ini mengandung unsur BxB alias homo. Silakan balik kanan bila kamu adalah homophobic. "Jauhi penyakitnya, bukan oran...