Now Playing : Virgoun - Bukti.
Ntar kalau kita gak jodoh, anak kita aja yang di jodohin. Apa enggak aku jadi tetangga kamu, terus kita selingkuh. -Gama Adhinatta-
• • •
'KRRIIIINGGGGGG'
Bunyi alarm yang mulai melaksanakan tugas nya untuk membangunkan sang pemilik.
Gama terbangun karena bunyi alarm yang berhasil mengganggu tidur nyenyak nya. Namun mata Gama tak bersahabat, ia kembali menutup matanya sejenak hingga otaknya mengingatkan sesuatu. Tubuhnya mulai bangkit dari tempat tidur lalu bersiap-siap.
Yah, Pagi ini Gama ada sebuah janji dengan Fela. Ia tak mau memberi kesan buruk pada wanita itu karena keterlambatannya.
"Rapi sekali, mau kemana?" terdengar dari suara pria sedang bersandar di ambang pintu kamar Gama.
"Eh papa,"
"Gama mau keluar sama teman sebentar."
Johan menaikkan alisnya sebelah. "Temen apa demen?"
"Papa ini, ahh jadi malu." kekeh Gama.
Johan turut terkekeh. "Kamu gak sarapan dulu?"
"Enggak pa, nanti Gama makan di luar aja."
Johan mengangguk, kemudian Gama mencium punggung tangan papa nya. "Jangan lupa kenalin calon mantu papa, ya?"
"Oh beres pa,"
Johan tersenyum menatap punggung anak nya. Johan tidak menyangka bahwa sifat gombal receh nya itu ternyata menurun pada Gama.
Pria separuh baya itu menatap lekat foto Sita. Sudah dua belas tahun berlalu Sita Wafat. Namun kenangan nya tak dapat lepas dari ingatan Johan. "Apa kabar Sita? anak mu sedang jatuh cinta."
• • •
Gama terlihat tampan memakai kaus polos putih dengan balutan jaket denim nya. Tangan nya mulai mengetuk pintu, tetapi pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Dan muncullah wanita cantik berambut ungu yang kini berdiri di hadapannya.
Fela menatap tajam Gama. Tetapi lelaki yang di maksud hanya membalas kekehan.
"Selamat pagi calon istri."
"Maaf anda salah alamat." ucap Fela hendak menutup pintu rumah nya.
Tangan Gama mencoba menahan pintu tersebut. Lalu mengeluarkan sebuah bucket bunga. "Untuk Fela, dari Gama." kata Gama seraya menyodorkan pemberiannya itu.
"Permisi non," kata bi Inem pembantu di rumah Fela yang hendak keluar membawa keranjang belanja. Dengan cepat Fela mengambil bunga pemberian dari Gama.
"Bi Inem." panggil Fela.
Yang di panggil pun menoleh. "Iya, ada apa non Fela?"
"Ini ada bunga buat bibi,"
Bi inem terpukau melihat bucket bunga yang berisikan mawar mewah, sungguh terasa harum jika mencium bau nya. "Wah, makasih non bunga nya. Kalau gitu saya permisi dulu."
Fela mengangguk. "Gue beli bunga itu buat lo, bukan untuk Bi Inem," protes Gama.
"Lagian gue itu masih hidup, kenapa malah lo kasih bunga? Lo mau nyumpahin gue mati?" tanya Fela sensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship Goals
Teen FictionKetika cinta hadir dengan sebuah pilihan, memikirkan yang terbaik untuk masa depan. Bukan sekedar bersenang-senang, karena hidup butuh kepastian sampai pengujung. -----ingin tahu atau sekedar mencoba, langsung baca aja. Siapa tau suka{} -----