Prolog

506 80 133
                                    

"Felaaaaa!" teriak Linda wanita separuh baya itu terbirit-birit keluar dari rumah memanggil nama anak nya.

Yang dipanggil pun menoleh sembari membuka jendela kaca mobil. "Apa sih, Mami?"

Fela Anastasya.

Gadis berparas cantik dan bertubuh molek kini sedang duduk di bangku SMA kelas XI Ips1. Anak terakhir dari dua bersaudara. Berdarah biru, rambut di cat ungu, seragam ketat bagaikan lontong kupat membuat para kaum wanita iri dengan kehidupannya yang hampir sempurna itu.

Kenno Abriansya.

Satu-satunya kakak terjail Fela, di anugerahi wajah tampan serta tubuh tinggi tegap membuat Kenno nampak sempurna. Selain fisik, Kenno memiliki otak cukup cerdas yang mampu membanggakan mami papi nya itu. Sayang, Kenno lemah dalam urusan cinta.

Lain dengan Fela, hobby menyusahkan, jago menarik perhatian, tidak terlalu pintar dan suka membuat onar.

"Fela, bentar lagi papi mau berangkat kerja. Kalo mobil itu kamu pakai, papi berangkat ke kantornya naik apa?"

"Pakai mobil kak Kenno kan bisa,"

Linda mendengus kesal. "Ya gak bisa dong, mobil nya kan mau di pakai kakak kamu ke campus."

"Yaudah kalo gitu Fela berangkat dulu ya mi,  bye." kata fela menutup kaca mobil nya.

"Felaaaaa astagaaa!!"

Mobil sport merah yang di kemudi Fela mulai berjalan. Tak memperdulikan omelan dari maminya.

Musik Disc Jockey kini terdengar cukup kencang di mobil. Nampak Fela sedang asyik berjoget menikmati alunan musik tersebut sembari menyetir.

Tak membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai di sekolah. Fela memarkirkan mobil nya dan bergegas turun.

Sma Garuda.

Angin berhembus cukup kencang, membuat rambut lurus Fela bergerak tak beraturan. Kini pesona nya semakin nampak jelas. Bahkan angin pun juga ikut terkagum dengan kecantikan yang di miliki Fela.

Langkah kaki Fela terhenti sejenak. Tangannya bergerak meraih tas merah yang ada di punggung nya. Di ambil earphone putih kesayangan Fela hingga terpasanglah benda putih tersebut di kedua telinganya.

Banyak sorot mata yang memperhatikannya. Tetapi Fela seperti tidak menghiraukan mereka.

Fela memilih duduk di depan kelas semata-mata hanya mencari ketenangan untuk dirinya.

"Woi, Fel!" teriak Dhea melepas earphone Fela.

Dhea Pramesti.

Cewek resek yang tak kalah cantik dari Fela. Namun sayang, bentuk tubuh nya yang biasa-biasa saja membuat Fela tetap unggul di mata para lelaki.

"Lo habis nelan toa masjid?! Berisik! Cempreng! ganggu aja lo!"

"Hehe sorry, nih ada bunga buat lo." kata Dhea menyodorkan setangkai bunga mawar kepada Fela.

Fela menaikkan alisnya sebelah. Dhea yang mengerti pun mulai menjelaskan. "Dari bagas,  anak XI IPS3."

Fela hanya mengohkan tanpa mengambil bunga tersebut.

"Wih, ada suratnya lo Fel. Gue baca in ya,"

"Dear Fela."
"Gue suka sama lo. Gue berharap lo bisa terima cinta gue. Karena kalo lo jadi pacar gue, Gue bakal bikin lo bangga sama gue.

Calon pacar lo,
Bagas laksono."

"Najis! Kepedean!" sahut Fela membuang muka.

"Hahahaha ih dia sosweet lo Fel, tuh lo dikasih bunga sama surat cinta." kekeh Dhea.

"Terus, lanjutin ngeledeknya. Ketawa yang kenceng! Tapi jangan salahin gue kalo lo gak dapat traktiran kantin nanti." Fela berdiri meninggalkan Dhea yang berusaha meledek Fela.

"Eh, yaa ngambek." Dhea membuang bunga dari Bagas ke tong sampah dan Bergegas menyusul Fela di kelas.

•••

[9.30]

Fela dan Dhea berjalan menuju kantin. Seperti biasa,banyak siulan dan godaan yang terlontar dari mulut para siswa.

"Hai Fela, cantik banget sih hari ini?" goda siswa tersebut menghentikan langkah kaki Fela dan Dhea.

"Iyalah dari dulu gue cantik, lo nya jelek! nyiksa mata gue! Minggir!"

Laki-laki itu melotot tajam sembari memberi jalan untuk mereka berdua. "Woh, songong lo!" teriak cowok tersebut.

Kaki Fela dan Dhea sudah menginjak kantin. Memesan botol air mineral dan dua mangkuk mie ayam. Menempatkan bokong mereka di kursi pojok kantin.

"Hai Dhea, mau gak jadi pacar abang,?" lagi.

Fela tertawa geli melihat raut wajah kesal Dhea.

Dhea menghentikan kegiatan makan nya. Menatap laki-laki yang berdiri cengengesan di depan nya.

"Aduh mending lo ngaca deh! Oplas sana! Muka lo itu nyiksa gue banget, njir." ketus Dhea.

"Sepet, lo!" laki-laki itu pergi dari hadapan Fela dan Dhea.

Tawa Renyah Fela dan Dhea membuat seisi kantin menatapnya heran. Apakah ada yang lucu?

Fela merogoh saku kemeja nya. "Astaga gue lupa! Ponsel gue ketinggalan di kelas."

"Bodoh nya di kau, cepetan ambil sana."

Fela mengangguk. Bergegas mengambil ponsel nya di kelas. Langkah kaki Fela bergerak cepat karena tak mau ponsel nya melayang(dicuri).

Bruk

"Aduh, sialan!" Fela tersungkur ke lantai setelah menebrak bahu tegap seseorang.

"Sorry, lo gak papa?" tanya lelaki tersebut mengulurkan tangannya bermaksud membantu Fela.

Kepala Fela mendongak ke atas, cepat-cepat ia berdiri mengabaikan bantuan dari cowok tak dikenalnya.

"Enteng banget mulut lo bilang sorry?" decak sebal Fela.

"Salah siapa jalan gak pake mata." ketus lelaki itu.

"Eh nyolot, jalan itu pake kaki bukan mata!" kata Fela membenarkan.

Lelaki itu terkekeh."Otak lo taruh dengkul? Jelas-jelas lo yang salah masih aja ngotot. Absurd banget sih, untung cantik."

Fela tersenyum kecut. "Sinting!"

•••

Next?

Minta dukungannya yaa,

Relationship GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang