7. Cowok mesum

151 11 16
                                    

(Cowok sok ganteng tapi emang ganteng : Gama Adhinatta. Cek mulmed.)

* * *
PLAYING NOW : LAVINA - PILIHAN HATIKU

Gue suka elo yang cuek, daripada gue yang peduli tapi gak di hargai.


* * *

"By the way, lo udah berangkat ke sekolah?"

"Kenapa? Mau nebeng?"

"Pas banget, makasih haha"

"Eh gue belum bilang iya----"

Telfon terputus.

Sejak Fela tau bahwa kemarin malam Kenno telah sengaja mengambil ponsel Fela tanpa seizinnya dan mengirimkan pesan agar Dirga menjemput Fela ke rumah. Tentu saja wanita itu tak mau tinggal diam, ia memaksa agar Gama menjemputnya pagi ini. Memang sangat egois, Fela tak berharap ingin bertemu dengan Dirga.

Saat ini Kenno lebih dulu berangkat ke campusnya pagi-pagi buta. Karena itu Kenno tak dapat mengantarkan adiknya ke sekolah seperti biasa. Sebelum Fela berangkat bersama Gama, ia juga sempat berpesan kepada Bi Inem saat Dirga menjemputnya nanti.

'Knock knock knock'

Terdengar suara ketukan pintu, Bi Inem segera menghampiri serta membukakan pintu tersebut.

"Bi Inem, Fela nya mana?" tanya lelaki mengenakan pakaian berseragam Sma Tunas Bangsa.

"Maaf sebelumnya, mas. Ponselnya non Fela kemarin dibajak sama den Kenno. Kata mbak Fela, kalau mas Dirga datang disuruh pulang aja. Sekali lagi maaf, hehehe." Bi inem jadi tertawa kikuk.

"Oh gapapa kok, Bi." kata Dirga. "Kalau boleh tau, Fela tadi berangkat sama siapa, Bi?"

"Sama den Gama,"

'Brak!' Dirga menendang pintu, sontak Bi Inem terkejut.

"Sialan tuh cewe!" batin Dirga.


• • •

"Ancaman nonmiliter dapat berupa kejahatan internasional, seperti imigran gelap, penyeludupan narkoba, pencurian kekayaan alam indonesia dan-------"

Entah sudah berapa kali, dua wanita yang duduk di bangku pojok belakang itu menguap. Mata nya sudah tak sanggup untuk terbuka lebih lama lagi. Setelah sekian lama menahan rasa kantuk yang melanda, akhirnya gadis sebelah Dhea memutuskan untuk melipat kedua tangan di atas meja hingga matanya terpejam.

Dhea sangat was-was saat Fela sudah tak sadarkan diri dengan memutar posisi duduknya agar bisa menutupi Fela dari jangkauan pandangan Bu Tuti.

"Siapa itu yang tidur?"

"Mampus!" umpat Dhea, ketika Bu Tuti berjalan dengan suara derapan khas high heels nya.

Dan sekarang sudah berdiri di hadapannya. "Dhea, kamu minggir." ujarnya, membuat Dhea langsung bangkit dari posisinya agar Bu Tuti dapat duduk di tempatnya.

Bu Tuti menowel bahu gadis itu. "Fela Anastasya."

"Ganggu lu, ah!" kata Fela masih memejamkan matanya, murid lain hanya bisa menahan tawa.

Relationship GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang