2. Gama resek •2•

236 63 142
                                    

Jangan menungguku dipuncak, tapi temanilah aku saat mendaki. Jangan bantu aku saat tenggelam, tapi ajarilah aku cara berenang.

• • •

Fela berdiri di koridor utama sekolah pagi-pagi sekali. Bola matanya berputar tak berarah mencari keberadaan Dhea.

Menatap satu persatu anak Garuda yang berlalu lalang di depannya. Hingga menangkap sosok Gama sedang berjalan bersisihan dengan seorang cewek.

"Lagi lihatin siapa?" bisikan wanita tepat kedua telinganya.

Felo menoleh mendapati Dhea cengengesan di sampingnya. "Dia udah punya pacar?"

Dhea yang mengerti pun mulai menjelaskan. "Namanya Ariska Wanda, anak sebelas ips empat. Satu kelas dengan Gama."

"Mereka pacaran?" dugaan Fela bukan tanpa alasan. Ia melihat Wanda bergelayut manja memeluk lengan Gama.

"Kemarin lo lihat kan kejadian Wanda nembak Gama di lapangan basket?"

Fela menganggukan kepala. "Kemarin ditolak, tapi Wanda masih aja ngaku-ngaku pacarnya Gama. Tuh Fel, lihat dua kancing kemeja bagian atas. Sengaja banget ya kan?!" Dhea menunjuk dengan dagunya.

"Alah tepos aja pake dipamerin segala!" sewot Fela.

"Ho'oh! kita yang sekseh b aja yakan?"

Fela tertawa mendengar celotehan Dhea barusan. Hingga mata Fela dan Gama saling bertemu. Cowok itu menunjukan senyum manisnya di depan Fela lalu melewatinya begitu saja.

Bola mata Dhea mengarah pada Fela. "Pelet macam apa ini?" sindirnya.

• • •

Gama menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Bola matanya bergerak mencari seseorang yang mungkin bisa membantunya saat ini.

Sialnya, hari ini terjadi tragedi ulangan Geografi dadakan.

Tatapan Gama terkunci pada Wanda yang duduk di depannya. Otak bulus nya sedang bekerja.

"Ppsssssttttt Wanda oiii oiii" bisikan Gama tak berhasil di dengar Wanda. Atau Wanda terserang penyakit budeg saat ulangan dadakan?

"Wandaa, noleh woi!" tetap tak ada respon dari wanita tersebut.

"GAMA!" sial. Bukan Wanda yang menoleh malah Bu Tuti yang berhasil memergoki Gama.

"Kamu nyontek ya?!" pandangan seluruh murid sekarang tertuju pada Gama.

"E-eng-gak, ih Bu Tut fitnah nih. Kata Pak War fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan loh." tutur Gama.

"Kamu nyeramahin saya?"

"Bukan, saya lagi dongengin kisah Putri Salju dan Cinderella berebutan apel di parit."

"Hahahahaha," tawa meledak. Seisi kelas terbahak mendengar celoteh receh Gama.

1 detik

2 detik

"GAMA! keluar dari kelas sekarang!"

Gama berdiri dengan satu kaki terangkat sambil memegang kedua telinganya. Bu Tuti tidak memperbolehkan Gama masuk kelas sampai ujian selesai.

Relationship GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang