Chapter 8

34 6 0
                                    

Happy reading 😍

"Ra ayo naik!"

Mauro dan Iranathali tengah berada diparkiran SMA Nusa bangsa.

"Iya susah nih ro.cerca irana tengah berusaha naik dari motor mauro dengan susah payah.

"Irana-irana susah amat hidup Lo, sini gue bantuin.

"Hati-hati sakit nih kaki gue.

"Iya iya gak usah bawel.

Setelah Iranathali berhasil naik motor Mauro, baru lah Mauro naik kemotornya dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Pegangan Ra nanti jatuh loh goda Mauro.

"Bilang aja mau modus.

"Hahah..Tau aja Lo,kita singgah di cafe dulu ya sambil ada yang ingin aku omongin.

"Iya bawel.

Cafe yang tak jauh dari sekolah tepatnya cafe melati tempat dimana Iranathali mengalami syok yang hebat kini irana kembali ke cafe tersebut.

"Lo mau ngomong apa, tanya irana memulai perkataan antara ia dan Mauro.

"Gue....gwi.. gue..
Ucap mauro terbata-bata.

"Gw apaan ro cerca irana.

"Sebenarnya gue...

"Gue apa sih ro, kesal deh.

"Duh gimana bilangnya ya, celetuk Mauro.

"Tinggal ngomong aja lagi ro.

"Gue..., suka sama Lo Ra, ucap Mauro dengan cepat.
akhirnya kalimat yang sedari tadi mauro katakan akhirnya berhasil ia ucapkan.

"Mauro Lo gak salah ngomong kan?

"Iya ra gue serius, Lo mau gak jadi pacar gue?

"Duh ro! Kenapa harus gw sih ro? Lo itu sahabat gue ro, gak mungkin gue Nerima Lo, dan juga gue gak mau nyakitin perasaannya richa, karna Richa suka cinta sama lo. lebih baik Lo sama Richa aja deh, kasihan Richa udah terlalu berharap sama lo Ucap Iranathali panjang lebar.

"Tapi gue maunya Lo Ra gak Richa, gue gak ada perasaan apa-apa sama sekali pada richa.

"Gue gak bisa ro, tolong ngertiin posisi aku dong emosi Iranathali.

"Atau Lo udah ada yang lain ungkap Mauro.

"Mauro udah loh gue gak bisa, Richa juga sahabat gue gak mungkin dong gw bohongin sahabat gue sendiri. Ungkap Iranathali dengan emosi yang meluap-luap.

Setelah berdebat dengan Mauro Iranathali memutuskan untuk pergi dari cafe meninggal kan Mauro sendirian disana.

Kini gadis tersebut tengah menunggu angkutan umum untuk kembali ke kosnya karna tak mungkin baginya berjalan kaki mengingat cafe tersebut jauh dari kosnya.

"Duh angkotnya mana sih, gumam Iranathali cemas.

Tiba-tiba saja motor ninja merah berhenti dihadapan Iranathali, dan orang tersebut membuka helmnya

"Ayo naik, perintahnya pada irana.

"Gak" ucap irana singkat jelas pada cowok tersebut.

"Serius nih gak mau, tanya cowok tersebut.

"Iya, gue gak mau pulang sama orang yang gak gw kenal ucap irana kesal.

"Ok" kita kenalan dulu, nama gue Arya Davino Saputra, ucapnya sambil mengulurkan tangan kepada irana.

Ya cowok tersebut adalah Arya Davino Saputra yang tengah menunggu jawaban dari irana.

"Gue gak nanya! Ucap irana memalingkan wajahnya.

"Okee, gue ngalah, tapi serius nih lo gak mau bareng gw, jarang-jarang gue baik kayak gini sama cewek tuturnya.

"Gue bilang gak yak gak goblok.

"Sadis ucap cowok tersebut

Setelah menbujuk irana berbagai masam cara dan juga menakut-nakuti irana tapi irana tak juga pulang bareng dengan arya.
Sehingga arya memutuskan untuk menepikan motornya dan duduk diatas motornya.
Irana melihat apa yang dilakukan arya hanya diam saja.
Setelah menunggu cukup lama tak terasa sekarang menunjukkan pukul 17:30 berarti hari sudah mau malam.

Terlihat jelas diraut wajah irana tengah gelisah sehingga arya yang menyadari kegelisahan irana, langsung menghampiri irana.

"Udah bareng gue aja, apa gue bilang disini jarang angkot yang lalu. Lo sih dibilangin gak percaya. Ceramah arya.

"Ya udah biasa aja dong, bicaranya gak usah ngotot gitu kali. Ucap irana kesal.

"Ayo cepatan naik, kalau gak gw tinggal aja. Ancam arya pada irana.

"Iya.. Iya.. Bawel lo!"

 The Quest For True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang