sore itu terlihat andin sedang menyapu pekarangan yang lumayan luas,pohon mangga didepan rumah andin tak hentinya menggugurkan daun kering yg berwarna kecoklatan,.saat itu memang angin bertiup lebih kencang dari biasanya, sepertinya ini memasuki masa pergantian musim ..
Kegiatan andin berhenti sesaat..di sisihkan sementara sapu dan cikraknya ,lalu menghampiri suaminya darma yang baru saja tiba setelah seharian bekerja.
"kang.,tumben sabtu kok pulangnya sore ",ucap andin sambil mencium tangan dharma.
dharma menyerahkan tas nya pada andin lalu duduk di dipan bambu yang terletak di teras rumahnya.
"tadi akang ke rumah sakit nengok den trey dulu,.sebelum pulang,kasian sudah hampir 3 minggu ini den trey ga kunjung sadar ,"
"kang..tadi ibu datang,beliau tanya lagi mengenai kehamilan,"
"nanya itu lagi..apa ndak bosen ya ibu",tambah dharma.
"namanya juga sudah ngebet pengen punya cucu kang, sebenarnya aku malu kang harus memberi jawaban yang sama terus"
"tapi ya mau gimana lagi, andin masih belum hamil".,lanjut andin.
"ndin.,kamu kan sudah tau dari pertama kita nikah.,akang ga bisa memberikan nafkah batin ke kamu.. , suasana hening beberapa saat ,pandangan darma menerawang ,menelisik segala penyesalan atas keputusan lima tahun silam..
"seandainya saat itu ,.aku lebih berani mengambil sikap..mungkin kamu sudah berbahagia dengan lelaki lain ndin..sepurane yo ndin.."tambah dharma.
"kang..jangan lagi mengungkit kejadian yang sudah berlalu..aku nda menyalahkan kang darma,.ini keputusan kita berdua kang..yg penting sekarang bagaimana kita menjalankan amanah dan bakti kita pada orang tua kita..,andin yakin akang mampu..akang bisa.., andin memegang tangan darma ,berharap akan timbul semangat dari suaminya ,yang dinikahinya tanpa cinta.
“kang HP nya kok ga diangkat,.”,
“biarin aja ndin,paling Pak darso, tadi sudah tiga kali dia telpon akang, udah dibilang stocknya batik palang rusak kosong eh malah ngeyel minta diusahakan dengan alasan sudah menerima beberapa pesanan. Wis biarin saja”.
“kali saja penting kang ,..”,andin beranjak dari kesibukan menjahitnya, semenjak di PHK dari pabrik rokok tempat andin bekerja ,andin memutuskan untuk usaha sendiri ,satu satunya keterampilan yang dimiliki andin adalah menjahit,itupun dipelajari andin saat SMA dulu ,.dan walaupun sudah setahun menjalankan usaha ini ,masih sedikit tetangga yang percaya kepada jahitan andin.
“nih..bukan pak darso tapi januar ,.angkat!”
Mendengar nama januar ,darma terlihat panik ,segera dia menyahut HP dari tangan andin dan berlalu meninggalkannya .
Sikap darma ini menimbulkan tanda tanya di hati andin, ada apa dengan nama januar ini ,seakan ada sesuatu yang ditutup tutupin dari andin.
"kang dharma belum berubah,.."ucap andin dalam hati. begitu susahnya andin berusaha, merubah dharma menjadi lelaki normal seperti pada umumnya dan nampaknya andin masih harus berjuang walau kini kebersamaan mereka sudah menginjak tahun ke lima.
“dia teman bisnis akang, ehh..,Cuma nanya tentang pesanan batik ,”
Andin tidak menanggapi penjelasan darma, tangannya terus saja menggeser geserkan brokat bakal kebaya tanpa sepatah katapun keluar dari mulut andin istrinya,.
“ndin?..,” ucap darma tercekat, darma tahu apa yang dipikirkan andin istrinya. andin sudah mengetahui luar dalam kehidupan dharma yang pecinta sesama jenis.
“kang..,akang kelihatan capek,. Lebih baik akang tidur, besok kan akang harus ke nganjuk,. Andin terusin dulu jahitan ini,.nanggung tinggal sedikit lagi”..
"akang ndak menyangka ndin,kamu betah bertahan dengan laki laki homo seperti akang", ucap dharma tiba tiba
"kadang akang berfikir ,kamu ini perempuan yang sangat keras kepala" lanjutnya.
“kang dharma ndak usah memikirkan andin, andin rela kang, ini adalah amanat dari orang tua andin",jawab andin.
,
“amanat?""tidak ada orang tua yang mengamanatkan kesensaraan pada anaknya "
"sekarang jujur, apa andin bahagia, menikah sama aku, .."
"aku bukan laki laki sejati ndin,. aku gay", lanjutnya dengan memandang dalam dalam andin, yang berbaring disampingnya.
“kang..akang masih laki laki, ini tanda kalau akang laki laki”, tangan andin meraba gundukan di sarung darma.
“jadi andin masi punya harapan selagi akang mempertahankan ini”
“ndin.....akang tidakk....”
“kang...kita coba lagi., malam ini akang harus berusaha menjadi suami yang sesungguhnya,. Yaahhh”,andin merayapi tubuh darma..dahaga andin sebagai perempuan normal tak terbendungkan.
Dilucutinya baju darma ,menyusul bajunya sendiri,.disudut tembok kamar beberapa cicak berlarian,dan bersembunyi diantara celah plafon kamar berlampu temaram itu, seakan malu melihat dua maklhuk telanjang yang sibuk menyemai kenikmatan.
“ndinn..ndak ndin..akang ndak bisa...ndiiinnnnn...”darma memejamkan mata sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan tangannya
“akang bisa ....kang darma”,andin liar menyerbu tubuh darma yang kikuk menelungkupkan tangannya di dada..
“NDIIIN..!, GUBRAKKKKKKK........,Darma mendorong tubuh telanjang andin hingga nyaris terjengkal jatuh dari tempat tidur dan segera menyahut sarung untuk menutupi ketelanjangannya.bagi andin kejadian ini sudah menjadi hal yang biasa selama 5 tahun ,namun bagi seorang wanita kejadian ini tetap saja menyakitkan,
andin beringsut mengambil selimut dan menutupi tubuhnya,.dan memeluk darma yang menangis terisak isak..
andin tahu saat ini darma merasa sangat rendah,. sebagai laki laki, dengan lembut andin mengelus rambut darma dan memberikan ketenangan dan semangat.,.meski hatinya sendiri sudah hancur bak tepung yang tertiup angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Suamimu ( TAMAT )
RandomReupload story, original writer by @lion_heart agustus 2013 ************ "ndin.,kamu kan sudah tau dari pertama kita nikah.,akang ga bisa memberikan nafkah batin ke kamu.. , "seandainya saat itu ,.aku lebih berani mengambil sikap..mungkin kamu suda...