malam itu januar tidak bisa memejamkan matanya,
kedatangan tardjo yang secara tiba tiba dan mengabarkan keberadaan dharma, menimbulkan banyak sekali teka teki di hati januar.sesungguhnya inilah saat yang selalu dinantikan oleh januar,tetapi ketika saat ini tiba, entah mengapa muncul banyak ketakutan dan keraguan di hati januar.
apakah mungkin perasaan dharma tetap sama setelah sekian lama?, sedangkan kini dharma sudah memulai tahap kehidupan dia yang baru di jakarta.
apakah kehadirannya masih diharapkan dharma?
sudahkah dia melupakannya?
pertanyaan itu berkecamuk dalam fikiran januar malam itu.
dipandanginya wajah wira yang pulas disampingnya, wajah yang begitu mirip dengan ayahnya dharma,begitu damai dan tenang.
“ wira berhak untuk tahu siapa ayahnya”
“dharma juga harus tahu keberadaan wira”
“bagaimana andin, setelah kepergiannya,dharma harus tahu”
Januar mengambil nafas panjang, pikirannya kini telah bercabang, antara keraguan sikap dharma, juga keberadaan wira.
Malam kian larut, januar beringsut sebentar dari pembaringannya meninggalkan wira , dan beranjak mengambil air wudhlu, disaat hati sedang gelisah dan ragu untuk mengambil keputusan, kepada Dialah sebaiknya semua diadukan.
Ketika hati sedang kalut, kepada Dia sajalah dipasrahkan semua kisah hidup, berharap sang khalik membisikkan hikmatnya.
Sebuah hikmat yang akan mengurai segala galau dan keraguan.
*****
Wira berkejaran dengan tardjo mengitari tubuh januar yang saat itu memegang dua ice cream di kedua tangannya, wira adalah anak yang cepat akrab dengan siapa saja.tawa riang mengiringi langkah mereka bertiga yang saat itu sedang bejalan jalan di kawasan blok M,.
Berangkat dari nganjuk pukul lima pagi menuju airport juanda surabaya lalu terbang ke jakarta, bertiga mereka tidak kelihatan letih sama sekali.
Tardjo mengajak januar membeli beberapa pakaian untuk wira dan sekalian mencari makanan disana.
Beberapa kali januar harus menegur tardjo yang menderita kecentilan tingkat akut, tingkahnya yang berlebihan saat menggodai wira membuat januar harus berulang kali meminta maaf pada pengunjung yang terganggu.
Dilokasi yang sama rupanya dharma datang bersama fathir, berdua dia akan bertemu teman fathir yang akan menyewakan rukonya Sekaligus melihat beberapa stand di lokasi blok M.
Dharma dan fathir berkeliling melihat lihat stand yang cocok , sesekali berhenti di salah satu stand penjual pakaian untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana bisnis mereka di sini.
Ditengah asyik berbincang dengan pemilik stand pakaian. Dari kejauhan tatapan mata dharma terhenti pada sosok laki laki yang berdiri memunggunginya,.
punggung yang sepertinya pernah dekat dengan dharma, mata dharma tidak lepas dari pemilik punggung itu, hingga tanpa sadar dia melangkah berjalan meninggalkan fathir dan menghampiri pemilik punggung itu,,
langkah dharma semakin dekat,. Hatinya pun terasa makin hangat,tidak terasa airmata mengalir dipipi dharma..entah perasaan apa itu..
kini dharma berdiri dekat dengan sosok laki laki yang memunggunginya.
Dijamahnya pundak sosok itu...
Hangat...
Kehangatan yang pernah dia rasakan dulu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Suamimu ( TAMAT )
De TodoReupload story, original writer by @lion_heart agustus 2013 ************ "ndin.,kamu kan sudah tau dari pertama kita nikah.,akang ga bisa memberikan nafkah batin ke kamu.. , "seandainya saat itu ,.aku lebih berani mengambil sikap..mungkin kamu suda...