Chapter 1

21.7K 1.1K 29
                                    

Aku berlari kencang tak tentu arah. Berlari panik dengan tubuh bergetar hebat. Kenapa disini sangat gelap?
Mataku terus menyusuri setiap permukaan jalan sambil berharap menemukan cahaya tapi nihil. Di sini benar-benar sangat gelap. Aku hanya bisa melihat kakiku yang kotor dan tanah yang diselimuti dedaunan kering.

Bagaimana bisa aku sampai di tempat ini? Tempat ini terlihat seperti hutan yang tidak kuketahui dimana. Kulihat ke sisi kiri dan kanan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain. Yang ada hanya pohon-pohon besar dan tinggi yang mengelilingiku seolah melingkupi tak membiarkanku keluar.

Sejak tadi aku terus berjalan bahkan berlari tapi yang terlihat hanya pohon ini lagi dan lagi.
Mungkinkah aku tersesat?
God!... Di sini sangat gelap. Bagaimana mungkin aku bisa menemukan jalan pulang?

Angin berhembus kencang menimbulkan suara gemerisik pepohonan di sekitarku. Aku mulai merasa dingin, gemetar dan takut.

"Mom!" teriakku memanggil.
Tidak ada balasan. Yang ada hanya gema suaraku yang terdengar bergelombang. "Dad!!" teriakku lagi mulai panik.

Kakiku melangkah semakin cepat menyusuri hutan. "Mom!!! Dad!!!" entah apa yang terjadi. Kakiku bergerak begitu saja melewati gelapnya hutan.
Aku takut.
Di sini sangat gelap juga dingin.Tanganku bergetar hebat diikuti debaran jantung yang tidak terkontrol. Tubuhku mulai meriang ketakutan. Tidak ada jalan keluar. Aku benar-benar tersesat di sini.

Di tengah usahaku menarik napas sedalam mungkin, semak- semak di sebelah kananku bergoyang. Suara dedaunan kering yang dipijak semakin jelas terdengar. Mataku membelalak, bibirku terbuka terkejut dan pikiranku langsung memerintah dengan teriakan.
Lari!!!

Oh God! Ada sesuatu disana!
Bagaimana jika binatang buas?
Aku berputar dan berlari kencang ke sisi kiri. Walau gelap dan banyak semak belukar, aku tetap berusaha berlari sekencang dan secepat mungkin.

Tanganku mulai berkeringat. Air mata mulai menggenangi pelupuk mataku.
"Dad!! Mom!!  Hellp!! Help me!" jeritku berlari terseok-seok. "Dad!!"

Kakiku sakit dan mungkin banyak tergores akibat berlari tak karuan. Aku tidak boleh berhenti. Aku tidak bisa berhenti. Saat napasku mulai terputus-putus dan paru-paruku seakan siap meledak akibat kurangnya oksigen, aku tetap tidak peduli. Aku harus berusaha sekuat tenaga untuk berlari sejauh mungkin.

Sesuatu...Benda, hewan atau apapun itu sedang mengejarku. Aku bisa mendengar hentakan kakinya. Aku menangis sambil berlari dengan tenaga yang tersisa.

Kegelapan ini membuatku semakin bingung. Kepalaku juga mulai pusing.
I'm tired. So damn tired.
Kemana aku harus berlari? Kiri? Kanan? Lurus?

Tepat saat pikiran panikku mulai berfungsi, kakiku tersandung akar pohon yang menjulang ke permukaan tanah hingga tubuhku terjerembab bebas ke tanah yang kotor.
"Argghh.. No!"

"Shit!" cercaku menahan sakitnya pergelangan kakiku. Suara itu semakin dekat. Dia benar-benar mengejarku sementara aku sedang tidak berdaya seperti ini.

Aku menghapus jejak air mata di pipiku. Saat ini rasa putus asa mulai menggerayangiku. Aku akan mati.
Damn! Aku akan mati. Air mata deras semakin membanjiri pipiku. Aku tidak bisa melakukan apapun selain merangkak mundur lalu meringkuk di bawah pohon besar yang telah 6 kali kulewati.

Pergelangan kakiku sangat sakit. Kuputuskan untuk memeluk kedua lututku, menunduk lalu menangis pelan dengan tubuh bergetar.

Aku bisa mendengar hentakan kaki makhluk itu semakin dekat.
Help! I need some help!
Mom, help me. Dad!

Your Own Prisoner (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang