.
.
.
Wonhyuk
Changki
.
Gs
.
Renchimie😘
.
Warning!!!!Chap ini berisi wonhyuk. Full minhyuk sama wonho yang adegannya rate m. Sebelum lanjut keff lujuria sama nerd, aq sengaja buat rate m diff ini karena pengen tau respon kalian semua tentang rate m nya udah hot belum atau ada yang kurang atau tidak jadi selamat membaca dan sangat dibutuhkan coment.
Kediaman Lee
Minhyuk masih sama seperti tadi pagi, tak banyak bicara dan hanya menjawab seadanya jika ditanya oleh bibi jang. Hal itu membuat bibi jang merasa hawatir pada noona-nya itu. Sekarang yang dilakukan minhyuk adalah menonton drama diruang televisi sambil memakan camilan yang ia pegang. Jika saja orang tuanya tak kejepang mungkin ia tak akan merasa sesedih ini. Sungguh minhyuk merindukan orang tuanya terutama sang ibu, jika ibunya ada ia pasti sudah mencurhatkan semua yang ia alami belakangan ini pada sang ibu dan minhyuk tak harus susah-susah memikirkannya dan menjadi sedih seperti sekarang ini. Ia benar-benar membenci situasi seperti ini, tak ada orang yang bisa ia ajak menuntaskan keluh kesahnya. Bahkan kihyun sekalipun, minhyuk tahu yeoja itu pasti sibuk dengan pacar kecilnya itu-siapa lagi kalau bukan i.m. Jadi minhyuk berasumsi sendiri kalau ia tak mau mengganggu kebahagiaan keduanya yang baru mereka dapatkan. Lamunan minhyuk seketika buyar, karena adanya suara.
"noona bibi pamit untuk kesupermarket sebentar ne" ucap bibi jang
"emz silahkan bi! Tapi bibi langsung pulang saja jadi tak usah kembali kesini" jelas minhyuk
"tap..."
"tak apa bi! Aku bisa jaga diriku kok" jelas minhyuk meyakinkan bibi jang
"benarkah noona tak apa dirumah sendiri?" tanya bibi jang memastikan
"ya bi! Percayalah padaku" yakin minhyuk dengan senyum yang terkembang diwajahnya untuk meyakinkan bibi jang(lagi)
"baiklah kalau begitu! Bibi permisi pulanh dulu noona" pamit bibi jangSetelah kepergian bibi jang, minhyuk melanjutkan aktifitasnya lagi-menonton drama dan memakan camilan dengan memikirkan sesuatu. Tanpa ia sadari, ada seorang namja yang berdiri dipintu ruang tengah dengan menyendekan tubuhnya ketembok dan memandang kearah minhyuk.
"sepertinya itu enak!" katanya
Minhyuk yang terkejut dengan suara yang sudah ia hapal diluar kepala mulai menoleh dan melototkan matanya, karena terkejut melihat wonho didalam rumahnya. Ya! Namja itu adalah wonho, shin hooseok. Ia bisa masuk karena tadi ia bertemu dengan bibi jang diluar dan bibi jang bilang pada wonho kalau ia akan pulang, tapi ia merasa khawatir pada noona-nya itu. Jadilah bibi jang menyuruh wonho menemani noonanya sampai yeoja itu tertidur-mungkin. Dan wonho menuruti kemauan bibi jang dengan masuk kedalam rumah besar itu tanpa diketahui oleh pemilik rumah.
"k-kau? Kenapa kau bisa masuk?" tanya minhyuk
"bibi jang menyuruhku masuk dan menemanimu" jelas wonho yang sukses membuat minhyuk melotot dua kali
"aku tak perlu ditemani olehmu! Jadi pergilah!" jelas minhyuk
"aku sudah berjanji pada bibimu itu, jadi aku tak akan pergi" kata wonho sambil berjalan mendekati minhyuk dan duduk disebelah minhyuk.Sedangkan minhyuk sedikit menjauh dari wonho, agar mereka tak terlalu dekat. Suasana menjadi hening seketika, membuat wonho merasa tak nyaman. Akhirnya ia memilih untuk merebut camilan ditangan minhyuk yang langsung mendapat protes dari sang pemilik
"kembalikan camilanku" rengeknya
"jawab dulu pertanyaanku! baru aku akan mengembalikannya" tawar wonho
"pertanyaan apa?" kesal minhyuk
"kenapa kau menjauhiku?" tanya wonho membuat minhyuk kembali keposisinya dari berusaha merebut camilannya menjadi duduk ditempatnya kembali
"aku tak menjauhimu" jawab minhyuk lirih
"tatap orang didepanmu ini noona lee" perintah wonho
"aish! Aku tak menjauhimu" teriak minhyuk sambil menatap wonho
"lalu kalau kau tak menjauhiku kenapa waktu aku mengajakmu latihan kau tak bisa?" tanya wonho (lagi)
"karena aku memang tak bisa" ketus minhyuk
"apanya yang tak bisa? Buktinya kau sekarang hanya menonton drama dan memakan camilan noona lee" kesal wonho-sepertinya wonho mulai naik darah. Dan minhyuk tak bisa menjawab pertanyaan itu, jadi ia hanya menundukkan kepalanya semakin dalam, tak mau melihat ekspresi wonho yang mungkin bisa meledak kapan saja.