bagian 2 - Sebatas Pandang

2.7K 59 0
                                    

Di bangku sekolah ini, yang mulai melusuh oleh waktu. Aku mengenalmu.
Pagi itu, saat kamu datang dengan ransel hijaumu ditemani rasa kantuk.
Aku masih mengingatnya, bahkan hingga kini dengan sangat jelas.

Saat itu, kau tertidur beralaskan lengan kokohmu itu.
Yang terkadang membuat aku berangan, bagaimana rasanya berada di dekapan lengan itu?
Namun, memang hanya sebatas pandang.
Kamu datang bukan untuk aku genggam lengannya.
Melainkan patahnya, rindunya, dan pilunya.


Aku mulai berfikir sekarang.
Memang, kamu ditakdirkan padaku untuk apa?
Sebatas perjalanannya kah?
Sebatas perjuangannya kah?
Sebatas angannya kah?
Atau sebatas pandang saja kau kudapatkan?

Hmm.. mungkin memang yang terakhir yang nyata.

Sedih dan pilu memang. Namun, aku terlalu takut dan pengecut untuk mengungkapkan rasa.
Sebab, dari awal sudah ku lihat dan ku rasakan. Kau tak butuh hadirku untuk menuliskan buku harianmu agar lebih menarik.

Kau hanya butuh aku ya, memang saat kau benar-benar butuh. Saat jenuh misalnya.


Begini saja, akan ku jelaskan lebih rinci bagaimana rasaku padamu.

Khayalku begitu jauh, namun pandangku hanya berhenti pada batasmu.
Mengapa?

Sebab, rasa ini belum sempat tersampaikan tetapi, kau sudah jauh diterpa keadaan.

Kini aku tahu dan belajar satu hal dari hadirmu yang sepintas untuk hidupku.





Perasaanku hanya tersampaikan dan berbalaskan sebatas pandang saja padamu.





-perindu hadirmu

Segenggam Rindu Diantara Sejuta Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang