dear dia - part 9

784 27 2
                                    

Saya persembahkan, suratan hati ini pada para pembaca
Yang sedang dirundung kegundahan
Apa harus melepas atau menetap?

Saya pernah berada di posisi kalian
Dimana perasaan lebih mendominan daripada logika
Saya tak memaksa kalian untuk melepaskan atau mempertahankan apa yang kalian perjuangkan saat ini.
Karna apabila melepas, kalian juga harus siap membiarkan semua kenangan itu behamburan
Sedangkan bila menetap, kalian juga harus siap membiarkan hati kalian terlukai begitu dalam, lagi dan kesekian kali.

Saya paham, itu pilihan sulit bagi kalian. Sebab, kalian juga menata cerita dan rindu sebegitu apiknya hingga tak bercela.
Tapi apa kalian sadar, dia?!?
Apa yang dia perbuat pada hubungan kalian?
Menghancurkan atau malah menjaga?
Tak masalah bila masih menjaga, bila tidak?


Suatu saat nanti, hubungan yang bukan didasari pernikahan itu akan kandas. Entah untuk bersama atau malah sebaliknya.
Bahkan yang menikah saja bisa bercerai bagaimana yang hanya dilandasi kata "kamu mau jadi pacarku?" Tanpa mahar, tanpa wali, tanpa saksi, tanpa cincin, tanpa akta. Semua tanpa, hanya cinta yang terbesit.

Tak apa bagi kalian yang masih mempertahankan, perjuangan itu perlu, tapi perasaan jangan dibawa melulu. Logika juga perlu.

Kalau udah tidak kuat buat apa masih dipertahanin?
Buat apa masih dikasihani
Buat apa masih dimaafin
Hati juga hidup, luka terus saja tumbuh, berdarah terluntung luntung.



Masih mau dipertahanin? Oke gapapa, tapi sampai kapan?
Sampai hati kamu mati?
Sampai sikap kamu jadi dingin?
Sampai susah cari pengganti?








Cinta itu dipertahanin, tapi kalau lelah sudah pasti harus berhenti, bukan hanya meratapi, kenapa cintaku jadi begini?

Segenggam Rindu Diantara Sejuta Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang