bagian 1 - Rindu terdahulu

4.8K 105 1
                                    

Aku rindu kau yang dahulu, sayang.
Ketika pertama kali kau hadir dalam hidupku.
Kau ada bagaikan senja yang selalu menyapaku di setiap sore.
Kau selalu hadir di saat aku butuh pelukmu.
Kau selalu datang di saat aku butuh bahumu untuk sandaran penatku.
Kau selalu menyambutku dengan senyuman ketika aku jenuh.
Kau juga mencariku ketika aku jatuh sakit.

Hingga aku teringat ketika kau dan aku duduk bersama,
Berbagi cerita kehidupan dari yang pahit hingga manis.
Kau pendengar tersabar dan penceramah termanis yang pernah aku lihat.
Caramu memberiku pengertian bahwa semua yang ku inginkan tak selalu ku dapatkan juga kau tanamkan dalam ragaku.

Kau selalu membuatku nyaman, membuat aku berfikir inilah kopi manis yang harus aku minum dalam persahabatan antara lelaki dan wanita.
Namun, di saat yang bersamaan waktu juga mengajarkanku berfikir logis.
Dia bukanlah kekasihku.
Kapan saja, layaknya kupu-kupu yang meninggalkan kepompongnya.

Begitupun denganmu, bukan?
Meninggalkan aku dalam kenyamanan yang terjebak dalam status persahabatan,
Atau mungkin status semu.
Kau mulai dingin padaku,
Kau mulai menghindar dariku,
Kau mulai jenuh dengan segala topik tentangku,
Kau mulai bosan saat aku memulai percakapan ringan denganku,
Kau juga mulai memutus kontak mata denganku,
Intinya kau mulai menjauh dari segala tentang duniaku.

Aku mulai menyadari beberapa hal yang hilang,
Aku terjebak dengan kenyamanan akan kita, sayang.
Kau tahu? Bahkan, aku mulai berangan tentang kita kedepannya.
Namun, memang aku yang salah dan memang harus mengalah.

Ini tentang dunia kamu dan aku. Bukan tentang dunia kita.
Dunia kamu ya, dunia tentang kehidupanmu dengan jalinan asmaramu sendiri begitu pula aku.
Layaknya film, kamu dan aku memiliki tokoh utamanya sendiri.
Aku bertokoh utama kamu, sedangkan kamu entahlah siapa tokoh utama itu.

Kuakui, aku cemburu. Aku tak bisa layaknya tokoh utama di duniamu. Hingga bisa merebut semua perhatianmu yang dulu hanya padaku. Sekarang berbalik kepada dia.






Ahhh.. rupanya saking rindunya aku padamu. Aku jadi bercerita tak jelas pada mereka hehe..

Bolehkah aku mengambil intinya sekarang?




Ya intinya aku mau jujur padamu dan para pembaca.

Bahwa sejujurnya, aku rindu terdahulu padamu.

Segenggam Rindu Diantara Sejuta Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang