Senja ini aku berjalan
Menguatkan setiap langkah yang mungkin akan patah setiap saat
Jatuh berdiri
Tanpa ada yang menggiringAku percaya
Setiap pertanyaan ada jawaban
Setiap pertemuaan ada perpisahan
Setiap kata ada kalimat
Setiap luka pasti ada obat
Setiap tangis pasti ada sebab
Setiap tawa ada kekehan
Dan juga,
Setiap orang pasti ada jodohnyaAku tau
Tak setiap jawaban sama seperti harapan
Tak setiap pertemuan berakhir perpisahan
Tak setiap kata terpatri dalam kalimat
Tak setiap obat menyembuhkan luka
Tak setiap sebab membuat tangisan
Tak setiap kekehan berujung tawa
Dan juga,
Tak setiap jodoh menemukan tuannya.Hari ini baru aku sadari satu hal, sekuat apapun aku menggenggam bila akhirnya, ia pergi dengan terlepas. Buat apa aku lelah mempertahankan?
Setidaknya, aku telah mempersiapkan jalan pulang ketika ia lelah berpetualang. Mencari cinta sejati memang tak mudah, namun akan lebih indah jika cinta sejati itulah yang mencari kita bukan sebaliknya.
Aku memang sudah lelah bertahan di diam sabar asa dan kesendirianku. Melepasmu adalah pilihan terakhir untukku. Melepasmu bukan keinginanku, namun apabila berjalan sendiri membuat kita tetap menyapa tanpa menoreh luka, maka akan kulakukan.
Aku, bukan wanita kuat. Yang turut bahagia ketika tau, kamu dengan dia bercanda tawa walau hanya sekedar teman. Ingatkah, dulu kita juga berawal dari candaan?
Aku, bukan wanita tegar. Yang turut tersenyum kala kamu menggandeng wanita lain.Diam mu saat ini menunjukkan padaku,
Bahwa aku hanya gula disetiap adukan kopimu.
Pendamping, bukan pemeran utama.
Kala kopimu habis, kamu menggunakan gula dengan air panas sebagai penyejuk dahagamu.
Bukankah, gula dan air juga terasa nikmat ketika tak ada lagi yang harus di minum?Aku cukup sadar dan tahu diri.
Disini dan untuk saat ini, peranku hanya sebatas persinggahanmu.
Hanya sebatas mengajari mu, "yang baik tak datang dua kali"Bila saat ini, peranku hanya sebatas selai diatas roti. Tak masalah.
Semoga saja, doa yang kupanjatkan setiap malam. Akan menjawab, dimasa datang. Aku tak hanya sebatas itu,
Semoga saja,
Kita akan menjadi seperti perangko dan kertas
Semoga saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segenggam Rindu Diantara Sejuta Patah Hati
Thơ caDialog antara hati yang patah akibat rindu yang terus mendesak ingin dibalas. Bermodalkan segenggam rindu dan sepatah harapan, aku berharap dia mendengar apa yang aku resahkan. Tanpa memikirkan dia yang ia cinta dengan sangat. Aku tak mengharap dia...