bagian 4 - tentang malam

1.6K 41 1
                                    

Aku selalu bermimpi setiap malam.
Bermimpi tentang kita.
Ya, kita. Sampai aku membawanya kedunia nyata.
Tentang kita yang bergandengan tangan, hingga kita yang melangkah kepelaminan.
Sungguh, ini mimpi ataukah nyata?


Baiklah, ini saatnya aku bercerita tentang malam.
Banyak orang yang menyukai senja, hujan, dan mentari.
Namun, aku berbeda dengan mereka.
Bila saja, mereka selalu menunggu warna jingga dilangit, atau menunggu butiran air jatuh ke bumi.
Aku berbeda, aku justru menunggu gelap langit yang hanya disinari bintang dan rembulan.
Menatap dengan senyum saat jalanan dipenuhi gemerlap lampu dari kendaraan.



Mengapa? Kamu pasti terkejut saat mendengarnya. Tunggu saja.
Aku menyukai malam, sebab kau menyukai gelap.



Kau datang ke cafe kesukaanmu. Menikmati kopi pahit buatan pelayan tua pemilik cafe itu. Mengapa aku tahu?

Kaupun akan terkejut. Aku salah satu dari mereka yang mengagumimu. Jadi, jangan salah mengapa aku tahu kegemaranmu.

Aku juga suka saat kamu bercerita padaku. Tentang indahnya kota tua ini saat malam. Tentang cantiknya bintang itu yang mengalahkan pesonaku. Aku tertawa, tersenyum, bahkan berdenyut saat mendengar ceritamu.




Sungguh, aku suka tentang malam. Malam membuat aku teringat tentang kamu dan kopi pahit.

Sekarang entah kenapa, aku membenci malam.
Karna semenjak hari itu tiba, kau tak lagi memandangi malam denganku.
Tak lagi menghitung bintang sambil merangkulku.
Tak lagi menyelaraskan parasku dengan jutaan kunang-kunang.
Tak lagi memanggilku saat bintang jatuh.
Tak lagi mengantarku pulang saat aku mulai mengantuk akibat lelah menghitung jutaan bintang.






Nyatanya kita tidak bisa. Kita tidak bisa hidup bersama layaknya jutaan bintang yang hidup saling menyinari dilangit.
Nyatanya kita tidak bisa saling berbagi kopi pahit lagi sambil memandang langit.
Nyatanya kita tidak bisa lagi tidur beralaskan rumput basah bertemankan angin malam.




Nyatanya kita tidak bisa melanjutkan cerita kita. Yang penuh akan misteri. Dan kamu yang tak ingin melanjutkan teka -tekinya. Dan aku yang mulai lelah memberi petunjuk.


Kita sama-sama lelah menjalani gelap dan malam. Pada nyatanya, malam hanya memberi tempat sejenak untuk kita berehat.
Lalu setelah kita selesai, kita kembali seperti semula. Kau dengan dia tidak akan pernah terpisah, nyatanya kau memandang malam dengannya.





Cukup sudah aku tak ingin berlarut sedih. Sajak ini sudah kususun rapi. Aku tak ingin merusak hanya karna sebuah rindu yang diingini. Biar saja begini, malam pun akan mengerti.



Seseorang yang patah hati ditinggal pergi pasti tertatih.

-malam merindu

Segenggam Rindu Diantara Sejuta Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang