Hari pertama latihan (2)

4.4K 154 2
                                    

Canggung itu yang aku rasakan sekarang ini. Kenapa aku bisa bilang begitu?Ya bagaimana tidak,ini terjadi setelah kejadian dimana perkataan Max yang membuat pipiku memerah dan membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat walaupun saat itu aku tidak sedang berlari.Ntahlah mengapa bisa begitu.Pokoknya setelah kejadian itu aku tidak berani melirik ataupun berbicara padanya sampai aku dan dia berada dirumahnya.

Skip
'Hening'

"Ck,ayo keluar jangan diam-diam aja Lo disitu kayak patung"kata Max yang memecahkan suasana.
"Ehm"kataku sambil memutar kedua bola mataku.setelah itu ku buka pintu dan kututup dengan keras.
Clek
Bruakkk.
"Eeh monyet kejepit"latah si Max
"Hahahahhahaha,ngakak lihat Lo ngelatah hahahahhahaha....Mmph.." mulutku langsung dibekap oleh Max karena terlalu keras tertawa.
"Ngeselin amat ya ni orang,kalau gue kena penyakit jantung Lo mau tanggung jawab?Heh?!"katanya sambil membekap mulutku."jawab,jangan diam aja!"lanjutnya.
Akupun memukul tangannya dengan keras.
Plak...
"Awh"ringisnya dan langsung melepaskan tangannya dari mulutku.
Huhhuhhahhuh....
"Gilak ya Lo,kalau gue kehabisan napas gimana?Lo mau tanggung jawab?"kataku menggebu-gebu.
"Mampus siapa yang nyuruh Lo buat ngebanting tu pintu sampek buat gue ngelatah?Heh?"tanyanya balik.
"Ya gue sendirilah"diapun mengangkat alis kirinya keatas dengan tangan terlipat di dada.
"Habisnya Lo ngeselin sih"lanjutku.
"Gue?Ngeselin?Apa yang membuat Lo bilang kalau gue ngeselin?"tanyanya yang membuat aku gugup untuk menjawabnya.
"Y-ya i-itu karena..."putusku.
"Karena apa?"katanya sambil mengangkat alisnya.
"Karena Lo ngeselin"kataku dan langsung pergi dari hadapannya.
"Aneh"batin Max.


"Oke sekarang kita keruang musik gue aja biar langsung latihan"katanya menyuruhku.
"Yaudah"kataku ketus.
Kamipun berjalan keruang musik Max yang didalamnya terdapat alat musik yang lengkap.
"Ya lengkap sih sama kayak yang ada dirumah"batin ku.
"Oke,Lo yang nyanyi sedangkan gue main gitar.lo bisa nyanyikan?"katanya sekaligus nanya ke aku.
"Bisa kok gue,iya kali gue kagak bisa nyanyi kalau gue bisa ngomong"
"Mana taukan"katanya sambil tersenyum miring.
"Taik Lo"kataku sambil memukul pundaknya.
"Hahaha,oke sekarang sebelum kita mulai kita tentukan dulu lagu apa yang kita bawakan untuk Minggu depan,Lo ada usul gak?"tanyanya.
"Ehm bagaimana kalau lagu Someone like you?"usulku.
"Oke usul yang baik,gak sia-sia Lo jadi anak nerd"
"Taik"umpatku.
"Oke kita mulai latihan sekarang dan sampai hari sabtu Lo tetap ikut gue buat latihan.karena gue mau nanti pas tampil kita dapat nilai yang bagus."
"Iya-iya bawel Lo"
"Gue serius"
"Iya Maxime Gabrino Ronald cowok terngeselin sejagat raya"kataku sambil mendengus sebal.
"Gak usah alay deh"
"Suka-suka lah".


Skip

Setelah latihan aku diantar pulang oleh Maxime. Tapi sebelumnya kami singgah sebentar kewarung pecel lele untuk makan.

"Rumah Lo dimana?"tanyanya.
"Aduh mampus gue,kalau gue kasih tau ntar dia tau lagi kalau gue itu cuma fake nerd.aduh gimana ini"batin ku.
"Ditanya malah diam,rumahlo dimana?"tanyanya sekali lagi.
"Ehm Lo antar gue ke minimarket yang ada disimpang itu aja gak usah kerumah gue soalnya ada yang mau gue beli disana"bohongku.
"Yaudah kita ke minimarket dulu terus kerumah Lo,biar gue tungguin"katanya
"E-eh gak usah gue lama soalnya,Lo gak usah nungguin,mending Lo pulang,mandi,gosok gigi,terus tidur.soalnya gue gak mau ngerepotin Lo"kataku.
"Gak ngerepotin kok.lagipula kalau gue gak antar Lo sampai rumah Lo terus ntar kalau dijalan Lo ada apa-apa yang ada gue malah dimarah-marahin sama bokap nyokap lo dan dicap sebagai laki-laki yang gak gentle"terangnya.
"Aduh gak usah deh mendingan gue gak mau repotin Lo,lagipula rumah gue dekat ko sama minimarket itu."kataku mencari alasan lagi.
"Yaudah gue antar Lo kesana tapi kalau Lo ada apa-apa disana gue gak tanggung jawab Lo"katanya.
"Iya-iya bawel amat Lo,cepat sikit"kataku.
"Iya-iya,masih mending gue mau nganterin Lo,tapi Lonya malah lupa daratan,lo tau gak sih kalau ngantar Lo itu ngebuang-buang waktu berharga gue aja."katanya ketus sambil mencebikkan bibirnya kebawah.
"Gue gak minta Lo buat nganterin gue kok.kalau emang Lo gak ikhlas yaudah gak usah ngepain Lo buang-buang waktu berharga Lo itu hanya untuk nganterin gue?Tanyaku ketus.
"Eh bukan itu maksud gue..."
"Jadi apa?"potongku.
Hening
"Gak bisa ngomong kan lo,udah berhenti disini aja,lain kali kalau gak ikhlas bilang aja gak perlu repot-repot."kataku dingin.
"Jangan gitu dong,gue kan cuma bercanda"katanya memohon dan tidak mau berhenti.
"Berhentiin mobilnya gue mau turun"
"Gak mau,ntar kalau sampai di minimarket baru gue turunin Lo"katanya.
"Berhentiin gak?"
"Gak"katanya kekeuh.
"Berhenti atau gue ngelompat?"ancamku sambil membuka pintu mobil.
"Eeiits jangan,iya-iya gue berhentiin"katanya sambil meminggirkan mobilnya ke pinggir jalan.
Setelah itu akupun membuka pintu dan keluar,kemudian langsung pergi begitu aja tanpa berkata sepatah katapun.dengan menghentak-hentakkan kakiku aku berjalan dan mulai mendumel-dumel gak jelas.
"Ck kalau gak ikhlas bilang aja,baru juga dibuat salting eh malah di keselin,emang ya Tu cowok minta gue gebeng kepalanya."dumelku gak jelas.
Semua orang yang ada dipinggir jalan pun melihat dia yang sedang berbicara sendiri seperti orang Gilak.
"Apa Lo liat-liat gue,gue tau gue cantik tapi gak usah ditengok kayak gitu juga kali Lo pikir gue ini orang gila apa,heh?!Ngomong-ngomong sendiri."seruku.
Orang yang melihatnya pun langsung pergi karena takut kalau tiba-tiba saja Yolanda kumat dan berlari mengejar mereka seperti kebiasaan orang Gilak pada umumnya.


Skip

"Ishhh,mereka kira gue orang gila apa sampai-sampai ngeliat gue ketakutan kayak gitu.ck udah kesel makin kesel lah gue ini yaelah,mati aja udah."seruku setelah sampai dirumah sambil mengacak-acak rambutku.
"Fix gue benaran kayak orang Gilak sekarang"kataku.
"Lo kenapa dek,kok ngomong-ngomong sendiri ngacak-ngacak rambut sendiri kayak orang Gilak aja,hahaha"kata bang Diano tiba-tiba lalu menertawain aku.
Aku hanya menatap nya sinis.
"Lo,ishhh kok Lo juga ikut-ikut ngeselin juga sih bang."kataku dengan mata berkaca-kaca dan melewati bang Diano begitu aja menuju kamarku.
Bruakkk.
Ku banting pintu kamar sekeras-kerasnya.
"Gak perduli gue kalau tu pintu rusak paling kalau rusak diperbaiki lagi."kataku sendiri.


Sementara diruang keluarga abangnya Diano masih bengong menatap arah tangga dimana adiknya baru saja melewatinya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Itu anak kenapa ya?Apa yang gue omongin itu nyakitin hatinya?"tanyanya sendiri
"Lo itu Princess kok matanya berkaca-kaca terus ngebanting pintu,Lo apain dia?"kata Dafa kembarannya yang baru aja turun dari tangga.
"Gue gak ada apa-apain dia kok,cuma gue nertawain dia dan bilang kalau dia mirip sama orang gila."kata Diano dengan wajah yang polos.
"Ishhh pantesan aja dia marah,eits tapi bukan cuma marah deh kayaknya dia nangis juga soalnya tadi aku lihat dia berlari dengan mata yang berkaca-kaca"kata Dafa dengan jari telunjuk yang berada di pipinya dan dengan satu alis terangkat keatas.
"Seriusan Lo?Aduh masa cuma gue tertawain dia Sampai nangis gitu."kata Diano dengan nada cemas.
"Kayaknya sih gitu,kuy samperin dia,terus Lo minta maaf sama princess"ajak Dafa.
"Yaudah kuy".

Beautiful Fake Nerd {Revisi dulu baru lanjut}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang