10 ㅡ You Never Die

3.5K 446 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Jimin tidak melihat sosok Seulgi yang biasa terbaring disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Jimin tidak melihat sosok Seulgi yang biasa terbaring disampingnya. "Dimana wanita itu," pikirnya lalu bangkit dari posisi tidur. Dengan pelan, Jimin membuka setiap pintu yang ada dikamar untuk memastikan keberadaan istrinya.

Tidak ada.

Semua ruangan itu tidak memberikan tanda-tanda adanya Seulgi. Jimin melangkah menuju ruang tengah yang ada di lantai dasar. Seperti di kamarnya, Seulgi juga tidak ada di ruangan besar itu. Melihat itu, Jimin tidak ambil pusing, dengan cekatan pria itu menyambar handuk lalu berbegas untuk membersihkan diri untuk kemudian berangkat ketempat kerjanya

Berbeda dengan Jimin, wanita dengan highels setinggi dua centi meter itu merutuki kesialannya. Pasalnya, pagi-pagi sekali Seulgi berangkat dari rumah dan sudah hampir setengah jam ia duduk tercenung seorang diri di klinik yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Alasannya hanya satu, ia menunggu kehadiran sosok dokter yang telah berjanji untuk bertemu dengannya pagi ini,

"Sialan, kenapa dokter itu tidak kunjung datang," pekik Seulgi tak sabaran. Dengan secepat kilat, wanita itu membuka smartphone-nya lalu menelpon seseorang diseberang sana.

"Jennie, kau bilang dokter itu bagus!"

Seulgi terlihat memaki seseorang diseberang telepon.

"Sialan, dokter yang kau sarankan itu tidak kunjung datang. Aku sudah hampir setengah jam menunggu diklinik nya"

Seulgi menghentakkan kedua kakinya. Wanita itu benar-benar kesal setengah mati.

"Permisi, Nona."

Seulgi memalingkan wajahnya lalu menghadap kearah seorang yang baru saja datang dengan pakaian putih dan bermasker abu-abu.

"Ah, kau Dokter Kyungsoo?" tanya Seulgi lalu bangkit dari duduknya.

"Jen, sudah dulu. Dokternya baru saja datang."

Seulgi tersenyum dengan ramah. Begitupun dengan dokter yang dipanggil Kyungsoo itu. Keduanya melempar senyum satu sama lain.

"Silahkan, kau harus masuk dan mendengarkan semua yang aku sarankan," ucap Kyungsoo membuka pintu kliniknya. "Baiklah, aku akan mengikutimu dari belakang," jawab Seulgi lalu masuk kedalam ruangan bernuansa putih itu.

SERENDIPITY | Seulmin [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang