Satu pekan telah berlalu, berbagai persiapan pun telah mereka lakukan. Mulai dari menyebar undangan ke seluruh antero Korea Selatan, menyewa gedung mewah, menyewa bridesmaid yang handal dan catering dengan budget hampir mencapai angka triliyun. Semua itu mereka lakukan untuk menyambut para tamu kehormatan mengingat kedua pihak adalah keluarga-keluarga yang sangat perpengaruh di Korea Selatan.
"Kau siap, Seulgi?"
Mendengar hal itu, gadis berusia 25 tahun itu menoleh ke sumber suara.
"Sudah, aku benar-benar senang!" ungkap Seulgi
"Kau mencintai Tuan Jimin?" tanya wanita paruh baya yang baru saja masuk kedalam ruang tata rias.
"Tentu saja tidak, Bibi!"
"Lalu kenapa kau senang, Nona?"
"Bibi, kau tahu kalau Jimin adalah pengusaha muda yang kaya raya?" tanya Seulgi terdengar seperti mengintimidasi.
"Semua orang mengetahui itu, Nona. Kau beruntung bisa mendapatkan suami setampan dan sekaya Tuan Jimin."
"Yups! Betul sekali, aku memang bahagia karena aku adalah orang yang beruntung bisa menikahi pengusaha terkaya seantero Korea Selatan. Aku yakin, di luar sana banyak wanita yang iri padaku." Bibi Jeon mengangguk mantap dan mengacungkan dua jempolnya pada Seulgi.
"Sebentar lagi, aku akan menjadi istri pengusaha ternama di Korea Selatan!" ucap Seulgi dengan bangga.
"Ayo, nona kita harus bersiap!"
Rangkaian acara berjalan dengan khidmat tanpa gangguan. Baik dari pihak Jimin maupun Seulgi, keduanya terlihat senang dan menikmati setiap momentum yang berharga ini. Berbagai ungkapan senang terdengar oleh kedua mempelai ini. Semua nya mendoakan kebaikan untuk Jimin dan Seulgi.
"Selamat, Jimin! Istri mu cantik sekali, kau beruntung!"
"Selamat Tuan Park."
"Waw, model kita menikah!"
"Mereka terlihat sangat serasi."
Dan berbagai ungkapan lain, bahkan ibu Jimin dan Seulgi tak henti-hentinya memamerkan keramaian acara di internet dan media sosial yang mereka miliki, begitupun dengan paparazzi yang sengaja datang kepernikahan mereka hanya untuk melihat prosesi sakral itu. Beberapa jam kemudian, peristiwa sakral itu berakhir. Baik Seulgi maupun Jimin, keduanya tampak telah berada di kamar mewah yang sudah disiapkan jauh jauh hari.
Jimin baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di pinggangnya. Sementara Seulgi, gadis itu lebih memilih duduk di meja rias dan membersihkan seluruh make up yang melekat di wajahnya. Seulgi menyadari kehadiran Jimin, pria itu tengah mengusap rambutnya lalu duduk diujung ranjang.
"Seulgi."
Merasa namanya disebut, lantas Kang Seulgi memutar kepalanya kearah suara.
"Ada apa?"
Gadis itu mendekat seraya menyambar handuk di sebelah Jimin.
"Aku dapat paket dari seseorang yang tidak kukenal," ungkap Jimin.
"Hem, apa itu untukku?"
"Sepertinya, entahlah."
Jimin beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil paket yang dimaksud. Netra Seulgi tak luput dari perut Jimin yang terlihat atletis. Seulgi menelan ludahnya dengan susah payah.
"Ini, bukalah."
"Terimakasih, Jim."
Tanpa malu, Seulgi membuka isi bingkisan itu. Dengan mata yang membulat, Seulgi tersenyum malu. Gadis itu dengan cepat melirik ke arah Jimin yang sedang memperhatikannya.
"Apa itu?"
Seulgi menggeleng cepat seraya menahan tawanya. Ia malu jika Jimin tahu apa isi bingkisan itu.
"Oh ayolah, apa itu?"
Seulgi menggeleng cepat, lalu berusaha menghindar dari tangkapan Jimin.
"Biarku lihat!"
"Tidak, Ini bukan apa-apa."
"Kau mulai bermain rahasia denganku?"
Aksi kejar-kejaranpun tak terhindarkan. Jimin mengejar Seulgi dengan ganas. Sementara Seulgi tak tahan menahan tawanya yang sedari tadi ia tahan.
"Shit! Apa ini?" tanya Jimin setelah dirinya berhasil mengurung Seulgi dan mengambil barang yang mereka perebutkan.
"Oh My God! Ini lingerie pesananku!" ucap Seulgi dengan sarkatis.
"Waw!"
"Hey! Ini adalah lingerie incaranku, aku mendapatkannya langsung dari Paris, jadi tak akan ada yang menyamaiku."
"Pakailah, aku ingin melihat kau memakainya."
"What the hell! Nanti kau langsung menerkamku dengan ganas, kau tahu Jim? Tubuhku akan membuatmu meleleh dalam sekejap."
"Benarkah?" ucap Jimin terlihat menggoda.
"Tentu saja," ucap Seulgi dengan bangga.
"Bahkan aku tidak pernah menyukai seorang wanita, apa kau yakin?"
"Hem, akan kubuat kau menyukaiku."
"Silahkan, jika kau bisa."
"Jika aku menyerahkan diriku padamu, apa kau akan memberikan semua yang kuinginkan?" Ucap Seulgi menatap Jimin dengan nakal.
"Tentu saja, apapun yang kau mau!"
"Emmm, aku adalah pribadi dengan sosialita tinggi. Aku tidak suka parfum murahan, baju murah, celana murah apalagi aksesoris murah. Oh no! Itu tidak ada dalam kamus hidupku. Aku menyukai barang-barang brandid seperti Gucci, Bulgari, Nevada, Prada dan ...."
Belum sempat Seulgi melanjutkan pembicaraannya, Jimin sudah lebih dulu menghimpitnya di atas ranjang king size milik mereka.
"Aku bisa memberikannya padamu, istana emas sekalipun!"
"Akan kupegang janjimu, Jimin. Emm, bila diperhatikan kau tampan juga!" ucap Seulgi seraya membelai lembut pipi kanan Park Jimin.
Jimin menyeringai kecil, dengan ganas Jimin mencium tengkuk Kang Seulgi, memberikan tanda merah disana. Tak luput tangan Jimin menjelajah kemanapun yang ia mau.
"Kau membuatku gila, Kang Shh...."
Sumpah demi apapun, libido Jimin tidak pernah memuncak seperti ini. Entahlah, hanya karena mendengar suara lembut Seulgi, jiwa Jimin berpacu kencang dengan angan-angan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Jimin hanya mengerti tentang pekerjaan, partnership, kerja sama internasional dan semua hal berbau bisnis. Jimin tidak pernah sekalipun memikirkan wanita, bahkan ia telah men-judge bahwa wanita adalah racun yang harus ia hindari. Namun, sepertinya Jimin harus mengubah pandangannya tentang wanita setelah ia bertemu dengan Seulgi.
Malam itu, Jimin dan Seulgi memberikan kenikmatan yang sama-sama mereka inginkan. Tidak ada paksaan, semuanya berjalan sesuai alur yang direncanakan Tuhan.
Serendipity•
Chapter two | Park Jimin💜REVISI : 26 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | Seulmin [COMPLETE]
Romance"Bertemu denganmu adalah keberuntungan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, berpisah denganmu adalah hal yang aku sesalkan keberadaannya. Serendipity memang benar adanya, tak terduga aku kembali menemukanmu." Released on November, 2017 Revisi...