25 ㅡ Losing Again

4K 370 34
                                    

SERENDIPITY

***

Diruangan serba putih itu, kedua manusia tengah bergelut dengan pikirannya masing-masing. Denting jam dinding terdengar nyaring saat kedua manusia itu memilih diam satu sama lain. Wanita dengan balutan busana tidur bergambar kepala beruang itu terlihat kecewa setelah ia menerima sebuah telepon dari nomer yang amat sangat ia kenali. Wanita itu terdiam cukup lama hingga suara lembut seorang pria membuyarkan lamunannya.

"Seulgi, kau tidak apa?"

Pria yang berstatus sebagai suami sah Seulgi, hanya menatap heran kearah wanitanya. Pasalnya, semenjak Seulgi terbangun dan menerima telepon dari seseorang, wanita itu hanya diam tanpa berucap.

"Seulgi?"

Jimin kembali berucap. Kali ini, ia mendekati istrinya lalu memeluk tubuh ramping Seulgi dari belakang. Jimin menyandarkan kepalanya di bahu Seulgi.

"Aku tidak apa," gumam Seulgi pelan.

"Kau tidak bisa berbohong padaku, Seul." balas Jimin. "Katakan padaku, apa masalah yang membuatmu terdiam seperti ini?" lanjut Jimin.

Seulgi tetap terdiam tanpa memikirkan perasaan Jimin yang terlihat khawatir padanya.

"Seul, ada apa?" tanya Jimin, ucapannya terdengar lembut dan membuai.

"Jangan memanggilku, Jim. Aku sedang berusaha menahan emosi ku!" pekik Seulgi

"Kau kenapa?"

"Kubilang, aku tidak papa!"

Jimin terdiam mendengar gertakan Seulgi. Dengan cepat ia semakin mengeratkan pelukannya di perut rata milik Seulgi. "Maaf," ucapnya pelan.

Lagi-lagi, Seulgi tidak menghiraukan Jimin yang memeluknya. Wanita itu tampak menahan tangis, tanganmya terkepal kuat. Sampai akhirnya, buliran airmata itu keluar tanpa di intrupsi. Dengan cepat, tangan mungil wanita itu menghapusnya dengan kasar. Sesekali, Seulgi mengumpat kasar saat ia tahu bahwa dirinya di batalkan secara sepihak oleh perusahaan yang menaunginya terkait keberangkatan dirinya menuju New York.

"Berengsek!" pekiknya.

Mendengar hal itu, Jimin mulai mengurai pelukannya. Jimin mengubah posisinya, pria itu tampak mendekat kewajah Seulgi yang menunduk.

"Seul ... "

Jimin meraih kepala wanita itu, tampak sekali kekesalan yang terlihat di wajah manis didepannya. Dengan derai airmata, Seulgi memeluk Jimin dengan erat.

"Kau kenapa, aku yakin kau tidak sedang baik-baik saja," ungkap Jimin lalu memeluk balik tubuh sang istri.

"Perusahaan sialan itu telah membatalkan kontraknya!"

Jimin tersenyum kecut. Biarkan ia tertawa dengan terbahak-bahak saat ini. Oh Tuhan, Jimin benar-benar bahagia mendengar berita buruk ini.

"Aku harus bagaimana?!Ah, aku kesal sekali! Kenapa dia baru menghubungiku. Apa dia pikir aku tidak kecewa, aku telah dibohongi oleh agensi itu. Aku membenci agensi itu, Jimin!"

Jimin hanya terdiam seraya mengusap punggung Seulgi dengan lembut. Pria itu tidak dapat berkata - kata. Jujur, jauh di lubuk hatinya ia sangat bahagia. Dengan begitu, Jimin tidak perlu bersusah payah mengirim mata-mata ke New York hanya untuk mengawasi Seulgi.

SERENDIPITY | Seulmin [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang