Keesokan harinya, Seulgi terbangun dari tidur yang cukup panjang. Wanita itu melirik ke berbagai sudut kamar, bibirnya tersenyum kecut saat matanya tak melihat batang hidung dari pria yang telah lima bulan menjadi suaminya.
"Cih, dia benar-benar pria aneh!" gumamnya.
Seulgi beranjak dari tempat tidurnya, kepalanya terasa berat setelah semalam bertengkar dengan Park Jimin. Wanita itu kembali teringat saat pria yang berstatus sebagai suaminya itu berbicara tentang kehamilan. Seulgi berharap semalam hanyalah mimpi belaka karena pada faktanya saat ia terbangun di pagi hari, ia tidak menemukan Jimin disisinya.
Wanita itu berjalan kearah dapur, tenggorokannya sangat kering setelah semalaman menangis karena pertengkaran bodoh itu.
Sesampainya di dapur, Seulgi dapat mencium aroma masakan yang seketika menusuk hidung nya. Wangi masakan itu begitu menggoda, dengan cepat ia melangkahkan kakinya merasa kearah dapur. Seulgi tidak sabar untuk melihat siapa yang meracik bumbu sewangi ini. Semoga saja ibunya datang untuk membuatkan sarapan yang sangat ia rindu.
"Mamaㅡ"
Seulgi berhenti berucap saat ia melihat siapa dalang dibalik aroma yang menusuk hidung ini.
"Kau sudah bangun?"
Jauh diluar dugaannya, pelaku yang ada di dapur itu adalah Jimin. Meski sedikit kecewa, Seulgi hanya tersenyum kikuk untuk meminimalisir ketegangan diantara keduanya.
Seulgi kembali beranjak dari dapur, sosoknya diam cukup lama, netranya masih menatap Jimin dari jarak jauh dengan tatapan yang sulit diartikan. Seulgi berpikir seribu kali, kenapa pria itu tidak pergi bekerja? Ini sulit dipercaya jika Jimin melakukan hal itu. Biasanya Jimin tidak akan pernah meninggalkan pekerjaannya meski urusan itu sangat penting sekalipun.
"Kenapa kau diam saja? Kemarilah, kau boleh mencicipinya."
Jimin menuntun Seulgi yang masih terkejut dengan perlakuan Jimin di pagi hari.
"Aku bertanya pada ibu mertua tentang makanan kesukaanmu, rupanya seleramu tidak jauh berbeda denganku," ucap Jimin diselingi cengiran khasnya.
"Kau bisa memasak?" tanya Seulgi yang sudah duduk manis di meja makan.
"Tentu saja, aku sudah terbiasa sendiri. Jika aku pergi keluar kota, mau tak mau aku harus memasak untuk diriku sendiri," ucap Jimin seraya menata seluruh hasil makanannya diatas meja makan.
"Baiklah, ini sudah siap! Ayo kita makaaaan," seru Jimin dengan semangat.
Seulgi hanya terdiam menatap keanehan yang tampak pada diri Jimin. Lihatlah sekarang, pria itu memasukan berbagai makanan hasil buatan diatas piring Seulgi.
"Ini banyak sekali, Jim."
"Tentu saja, kau harus makan banyak."
Seulgi hanya menatap wajah tampan Jimin didekatnya. Masa bodoh dengan tingkah Jimin yang aneh, Seulgi mengambil sumpitnya lalu mencicipi sedikit demi sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | Seulmin [COMPLETE]
Romance"Bertemu denganmu adalah keberuntungan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, berpisah denganmu adalah hal yang aku sesalkan keberadaannya. Serendipity memang benar adanya, tak terduga aku kembali menemukanmu." Released on November, 2017 Revisi...