Sasuke sedang mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali ia mengumpat kesal dengan omelan Itachi karena tidak mengantar Sakura pulang kekampungnya. Itachi pun menyuruh Sasuke untuk segera menyusul Sakura tentu saja dengan memaksa dan mengancam akan memotong uang jajannya. Hah... dasar wanita menyebalkan, menyusahkan saja. Umpat Sasuke dalam hati sambil memukul setir mobilnya. Disisi lain Sakura yang masih menunggu ibunya disebelah ranjang, Sakura tetap tak bisa menyembunyikan wajah sedihnya meskipun tertutup masker(sedang diruang ICU jadi harus memakai masker bila ingin melihat pasien). Ditatapnya wajah pucat sang ibu, ia genggam erat tangan ibunya untuk menyalurkan kekuatan. Sakura merasakan ada pergerakan kecil ditangan ibunya. Ibunya pun sedikit demi sedikit membuka matanya. Sakura terlonjak kaget, senang dan lega melihat ibunya sudah sadar, Sakura hendak memanggil dokter, namun dihentikan oleh ibunya. Ibu Sakura menatap anak semata wayangnya dengan penuh kasih sayang, wajah terlihat bahagia melihat Sakura yang sangat dirindukannya terlihat sehat-sehat saja.
“Sakura..” Panggil ibunya lirih namun, dapat didengar jelas oleh Sakura. Sakura mendekat sambil membuka sedikit maskernya. Tangan ibu Sakura memngelus pipi Sakura penuh kelembutan sambari matanya mulai berkaca-kaca. Sakura pun ikut hanyut dalam suasana itu pun meneteskan air matanya. Ibu Sakura menghapus air mata Sakura.
“Sakura merindukan ibu... Ibu harus cepat sembuh.. ya...” Ucap Sakura. Ibu Sakura tersenyum hangat lalu membimbing Sakura untuk bisa memeluknya melepas kerinduan.
“Sakura... anak ibu..., maafkan ibu tak bisa membuatmu bahagia, maafkan ibu karena kau jadi harus berjuang sendiri, maafkan ibu... kamu harus bahagia.” ucap Ibu Sakura kemudian disela-sela pelukannya, lalu mencium kening Sakura.
“Ibu.... Ibu jangan bilang begitu, Sakura bahagia karena ada ibu, Sakura....” Ucapan Sakura terpotong ketika ibunya mendekat kan telunjuk nya dibibir Sakura. Ibu Sakura mengenggam tangan Sakura.
"Kamu harus janji sama ibu.. Kau harus jadi orang sukses dan berguna bagi orang lain seperti janji mu pada almarhum ayahmu...." ucapan ibu terpotong ketika nafas nya sesak. Sakura pun panik segera ingin memanggil dokter.
“Sa....ku...ra.... I-bu mee-nya-yangimuu...” Ucap ibu Sakura dengan susah payah dihembusan nafasnya yang terakhir. Layar pendeteksi detak jantung menunujukkan garis lurus.
Sakura panik dan kalap... berkali-kali ia memanggil ibu nya namun tak ada respon. Sakura pun segera memanggil dokter lagi. Dokter masuk memeriksa keadaan ibunya, dokter hanya menggelengkan kepala setelah memeriksa ibu Sakura yang langsung dimengerti apa maksudnya oleh Sakura saat itulah tangis Sakura pecah, Sakura menangis pilu setelah tahu ibunya sudah tiada, ia memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa sambil menangis keras sesekali ia mengguncang-guncang tubuh ibunya berharap ibunya mendengarnya dan membuka kembali matanya, namun itu mustahi, Ibu yang sangat ia sayangi kini sudah kembali pada Sang Pencipta. Kenyataan itu pun membuat Sakura tambah menangis sejadi-jadinya. Pada saat yang bersamaan Sasuke sudah datang dan melihat Sakura yang menangis pilu. Sasuke hanya diam mematung melihat Sakura yang masih menangis memeluk tubuh ibunya. Ingatan lima tahun silam kembali berputar dimemori otaknya ketika ia dan kakaknya kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan pesawat, sehingga ia kesepian seperti sekarang dan kakaknya yang harus mati-matian mengurus perusahaan yang ditinggalkan kedua orang tuanya. Tak terasa Sasuke pun meneteskan air matanya sekilas. Saat tubuh ibu Sakura hendak dibawa oleh para petugas, Sakura berontak ia tidak ingin melepas pelukannya, namun dengan sigap Sasuke mencoba menenangkan Sakura dan memeluknya erat. Sakura yang menangis hebat hanya pasrah membalas pelukan Sasuke, mebenamkan wajahnya pada dada bidang Sasuke, menumpahkan semua kesedihan dan air matanya disana. Sasuke pun berusaha menguatkan Sakura dengan memeluknya semakin erat dan mengelus puncak kepalanya seakan-akan ia juga merasakan kesedihan yang dirasakan Sakura.
Setelah selesai mengurus pemakaman dan para pelayat yang datang. Sasuke yang melihat Sakura duduk melamun saambil memeluk foto ibunya pun mendekat.
“Sakura... kau makan ya.. dari kemarin kau belum makan..”Ucap Sasuke selembut mungkin.
Sakura menggeleng tanda tidak mau dengan tatapan lurus dan datar. Sasuke mendengus.
“Kamu harus makan, aku ambilkan ya..” Sasuke kembali membujuk Sakura.
“Aku tidak mau makan.. aku hanya mau ibuku.. hiks...”ucap Sakura parau dan kembali terisak. Sasuke yang mendekati Sakura menggenggam tangannya, mencoba tetap menenangkan.
“Sakura.. ingat kau sedang hamil.. jadi kau harus makan.. kau tak mau kan janin yang ada dalam perutmu kenapa-kenapa”
“Apa pedulimu?”
Mendengar kata itu, Sasuke langsung emosi. Sekuat tenaga ia menahan emosinya agar tidak meluap mengingat Sakura sedang sangat terpukul.
“Mau sampai kapan kamu begini, huh? Kalau kau begini terus ibu mu tidak akan tenang” ucap Sasuke kemudian sesabar mungkin.
“Hidupku sudah tak berharga lagi, tidak akan ada yang peduli atau sayang padaku lagi... aku sendiri sekarang dan aku tidak mau, aku mau ikut ibu saja” kata Sakura langsung berlari keluar rumah sambil menangis. Sasuke mengejar Sakura,
“Sakura..... Kau mau kemana? Sakura..” panggil Sasuke sambil tetap mmengejar Sakura yang berlari kencang. Sasuke pun segera mempercepat larinya. Hujan pun turun membasahi bumi dan kedua ingsan yang tengah berlari. Sasuke berhasil menangakap Sakura dan ingin memeluknya, namun Sakura terus berontak sambil menangis sejadinya.
“Lepaskan! Aku mau ikut ibu saja.... Lepaskan aku! Hiikkss.. hiks..” pinta Sakura sambil mendorong tubuh Sasuke. Tubuh mereka sudah basah akibat guyuran hujan. Sasuke memegang lengan Sakura kuat-kuat. Sakura tetap berontak.
“Sakura... dengarkan aku..” Ucap Sasuke sambil menangkup wajah Sakura yang sembab agar menatapnya.
“Tatap mataku Sakura!”pinta Sasuke kemudian. Sakura menurut menatap mata Sasuke, mata hijau Sakura yang masih mengeluarkan aira mata, bertemu dengan mata hitam Sasuke. Mereka saling memandang penuh arti.
“Aku tahu kau juga sangat menyayangi ibumu, semua makhluk hidup yang ada didunia ini pasti akan mati, tapi dunia ini tidak akan berhenti berputar setelah ibu mu meninggal. Ini semua takdir dan kau harus menjalaninya.....”Sasuke menarik nafas sejenak.
“Dan disini. Ada nyawa yang juga ingin terlahir didunia ini..” lanjut Sasuke sambil memegang perut Sakura.
“Jadi kumohon kau harus kuat.. demi anak kita..” Kata Sasuke membuat Sakura tersadar atas kebodohannya. Sakura terisak kembali, lalu Sasuke memeluk Sakura. Sakura pun membalas pelukan Sasuke. Mereka berpelukan sangat erat dalam guyuran hujan, saling menyalurkan perasaan masing-masing.Hai... Para readers... Wahhh.. Part nya sedikit pendek ya...
Iya.. Aq ini nulis nya jg bingung.. Mau nulis gimana biar ada feel yang ngena.. Ciehhhh...
Yah meski masih banyak saja typo2
Aku Harap kalian suka.. Dan dapet feel yang ngena hehehehhe
Jangan lupa vote ya... Vote kalian semangat ku... Love you all emmmuuuaaacchhh....
Tunggu kelanjutan cerita nya ya...
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
So Late To Love You (end)
RomanceWarning!!! 20++ Just for adults reader!!! (COMPLETE) Sakura adalah seorang gadis sederhana akan tetapi sangat cerdas Karena bisa mendapat beasiswa disebuah kampus ternama di Konoha. Sampai suatu saat dia bertemu dengan Sasuke seorang anak pengusah...