Eps.9 Gombal aja terus

930 195 36
                                    

Daniel sedari tadi memaksa Sejeong untuk pulang bersamanya, namun dengan keras Sejeong menolak tawaran itu. Bukan Daniel namanya jika keinginannya tidak terlaksana.

"Bareng gue pulangnya atau lo mau gue cium sekarang juga di depan banyak orang?" Daniel tersenyum miring.

"Cium aja gak ta--"

Chup~

Belum selesai Sejeong berbicara, Daniel sudah mencium pipi kanan Sejeong dan tidak melepaskannya.

"Daniel lepasin!"

Daniel tidak bergeming ia enggan melepaskan ciuman itu. Sejeong memberontak namun tangan Daniel langsung menekan kepala Sejeong agar ciuman itu tidak lepas.

"Daniel lepas! Atau gue benci sama lo mulai sekarang!" Sentak Sejeong.

Daniel melepaskan ciumannya, menatap teduh Sejeong sebentar lalu perlahan mundur dan pergi menjauh.

Sejeong merasa ada yang hilang saat Daniel mulai pergi menjauh. Rasanya ia sudah melakukan kesalahan saat menyentak Daniel tadi.

"Daniel!" Sejeong memanggil Daniel.

Daniel tidak berhenti ataupun menoleh. Sejeong tidak berpikir panjang lagi untuk mengejarnya.

"Niel,"

"Hmm,"

Langkah Sejeong terhenti. Perkataan Daniel kembali dingin padanya.

"Kalau mau pulang sendiri, pulang aja sana!" Ketus Daniel.

Sejeong masih diam menatap Daniel dengan tatapan yang susah di artikan. Kini Daniel menaiki motornya yang terparkir.

Sejeong melangkah cepat kearah Daniel. Entah angin darimana sekarang Sejeong mencium balik pipi Daniel.

Daniel tersenyum tipis, "Ehh? Sekarang kamu yang nyosor ya,"

Sejeong menyudahi ciuman di pipi itu. Pipinya kini merona, ia sungguh malu. Ini pertama kalinya ia berani mencium seorang laki-laki, sekarang pun ia sedang merutuki kebodohan yang ia lakukan.

"Udah cepet naik jangan bengong,"  Daniel melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sejeong.

Sejeong menatap Daniel lalu menutup wajahnya.

"Kenapa sih?" Daniel kini menarik tangan Sejeong dari wajahnya.

"Malu ih, pasti merah muka gue nya,"

"Gapapa, gak ngurangin cantik kamu ini,"

"Berhenti aku-kamuan deh Niel," Sejeong menarik tangannya dari pegangan Daniel.

"Kenapa?"

"Belum resmi,"

"Resmi? Kan udah,"

"Belum,"

"Waktu itu apa?"

"Lupakan, serah lo lah!" Sejeong menaiki motor Daniel.

Daniel memakai helmnya, "pegangan, aku mau ngebut,"

"Gak akan, kalo lo masih aku-kamuan,"

Daniel terkekeh, "Oke sayang! Gak akan aku-kamuan lagi."

Sejeong memukul bahu Daniel terus menerus.

"Eh iya-iya, gue gak akan aku-kamuan sama sayang-sayangan lagi sebelum resmi! Udah kali mukulnya, sakit woy!"

Sejeong berhenti memukul Daniel, "buruan jalan!"

Daniel mulai melajukan motornya. Di jalan ia sesekali melirik tangan yang melingkar di pinggangnya, itu tangan Sejeong. Pada akhirnya gadis itu ingin berpegangan padanya, walaupun itu di luar perkiraan Daniel. Daniel tersenyum saat melihat wajah cantik Sejeong dari kaca spion.

"Mukanya bisa gak, gak usah di cantik-cantikin gitu," sahut Daniel.

"Emang kenapa? Lagian gue juga gak merasa cantik kok," Sejeong melirik dari belakang.

"Gak cantik darimananya, lo cantik kok bikin gue tambah suka aja liatnya,"

Sejeong memukul keras bahu Daniel, "Gak usah gombal!"

"Gue gak gombal kok, itu fakta kali,"

"Oh iya Jeong, lo tau gak persamaan lo sama bintang apa?" Tanya Daniel.

"Apa?"

"Sama-sama susah di gapai,"

"Gombal aja terus!" Sejeong memukul bahu Daniel lagi untuk ke sekian kalinya.

"Jangan di pukul terus, gue lagi nyetir, entar oleng, kalau peluk boleh, kapan aja boleh."

"Daniel! Ish!" Sejeong kali ini tidak main-main, dirinya terus memukul bahu Daniel.

"Iya-iya cantik, gak usah di pukul. Gue gak akan gombal lagi,"

Sampailah motor Daniel di depan rumah besar Sejeong. Sejeong langsung turun. Baru saja ia berbalik, tangannya sudah di tarik oleh Daniel hingga badannya tepat menabrak dada bidang Daniel yang saat itu sudah berdiri tegap.

"Makasih kek, salam kek, apa gitu, jangan main nyelonong aja," Daniel memeluk Sejeong erat.

"Lepas, engap!" Sejeong memberontak. Alih-alih terlepas pelukan itu malah makin mengerat.

"Bilang dulu,"

"Apaan?"

"Makasih Daniel sayang,"

"Engga mau!"

"Yaudah gak akan gue lepasin!"

"Iya-iya!"

"Yaudah bilang,"

"Ma-makasih Daniel--"

"Daniel apa?"

"Makasih Daniel sayang! Sekarang lepas!"

Daniel melepas pelukannya. Lalu tersenyum hangat pada gadisnya itu. Ia lalu menaiki motornya, sebelum benar-benar pergi Daniel kembali berbicara pada Sejeong.

"Gue mau bilang aku sayang kamu, tapi gak jadi ah,"

Karena Sejeong penasaran jadi ia bertanya, "Kenapa?"

"Apanya?" Tanya Daniel.

"Yang tadi mau bilang," Sejeong mendengus.

"Bilang apa?" Tanya Daniel lagi.

"Aku sayang kamu," ucap Sejeong geregetan.

"Aku juga sayang kamu, dadah pacar!" Daniel pergi mengendarai motornya sambil terkekeh.

"Daniel!!!!" Sejeong menutup mukanya yang sudah memerah itu akibat perkataan Daniel tadi.

***

Tbc

Maaf ya ini agak pendek. Soalnya beberapa hari ini emang lagi sibuk-sibuknya *sok sibuk* . Aku kelas 12, lagi tahap pengerjaan untuk masuk kuliah, belum lagi USBN, UN, dan SBMPTN menanti di depan 😂 mohon di maklumi ya, kalau nanti agak telat update dan gak sesuai jadwal 😊😊😊

Sabtu sama minggu gak janji update yah, aku ada simulasi UN, tapi aku usahain update kok hihi 😁

Dadah^^

Daniel © 2018

Daniel 2018 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang