Nge-Stalk

93 53 17
                                    


Kalian harusnya bersyukur karena kalian masih punya kesempatan untuk bisa bersekolah di sekolah yang kalian mau.
Kalian masih bisa menikmati waktu waktu kalian yang berharga. Masih bisa jalani kehidupan seperti para remaja lainnya. Percayalah waktu itu berharga. Jangan mudah disia- siakan. Masih banyak anak anak bahkan remaja diluar sana yang ingin seperti kalian.
Tapi, mereka rela hanya bisa memimpikannya. Setidaknya rasa ingin mereka terobati.

Kata-kata Sania terus terngiang di telinga Revan saat ini. Ia bahkan tak pernah tahu bahwa di zaman sekarang ini masih ada seorang gadis seperti Sania.

Seorang gadis yang memikiki kekurangan dan latar belakang yang kelam tetapi masih mempunyai yang namanya jiwa belajar.

Revan masih melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Mengoyak lintasan jalan raya yang tidak terlalu ramai.

Tujuannya kali ini hanya satu, yaitu kembali ke sekolah.
Terserah kalian mau bilang apa tentang Revan, tapi yang jelas ada bagian dari hatinya yang tersentuh dan sadar saat bertemu Sania.

Beberapa menit ia berada di jalan raya,dan akhirnya ia sampai ke sekolah.
Ajaib, gerbang sekolah sedang terbuka saat ini. Gerbang yang biasanya seperti neraka jahannam yang hanya terbuka saat bel masuk dan pulang sekolah saat ini terbuka lebar begitu saja.

Kesempatan yang bagus untuk Revan saat ini untuk memasuki sekolah. Dengan mudahnya ia berhasil masuk memakirkan sepeda motornya dan berjalan dengan santainya ke dalam kelas.

Teriakan histeris dari para gadis mulai heboh saat melihat seorang Revan. Siapa sih yang tidak mengenal seorang Revan Andrian.

cowok tampan yang menjadi incaran seantero sekolah.
Meskipun terkenal dengan bad boy namun, tidak dengan kelebihan dan talentanya yang super duper luar biasa dibandingkan remaja lainnya.

Revan memberikan senyuman manisnya kepada para gadis-gadis yang sedang free-class atau sedang membolos saat ini.
Sontak saja mereka berteriak bak seorang anak kecil yang dibelikan semua yang ia mau.

"Anjirr... Manis banget."

"Hhuuaaa.... Gilak udah gak perawan lagi nih gue ceritanya."

"Revan...jadiin gue pacar lo"

Segala pujian diluar ekspektasi mulai terdengar. Revan akhirnya sampai di kelasnya dan mengetuk pintu kelas yang sudah tersedia.

"Misi buk.. Revan yang ganteng boleh masuk gak? Mau belajar ni."

Saat ini sedang berlangsung pelajaran sejarah. Waktu istirahat sudah berlalu tigapuluh menit yang lalu.
Dan sekarang di kelas ini para siswa dan siswi sedang menguap dan seperempatnya lagi mendengarkan penjelasan Bu Tanti.

"Masuk." Revan menuruti perintah Bu Tanti.
"Katanya kamu sakit kok malah datang sekarang?"

Memang di sekolah Revan jika dalam waktu jam pelajaran sedang sakit alias kurang sehat boleh saja bebas dari pelajaran dan beristirahat di UKS.

"Emang sakit kok saya bu. Disini sakitnya" Revan menunjuk tempat dimana hatinya berada dengan jari telunjuknya.
"Sakit hati gara-gara kemarin pas saya panggil ibu gak noleh."

"Hahahahhaa...." satu kelas menyemburkan tawanya ke arah Revan.

"Diam!" suara cempreng Bu Tanti terdengar di seluruh penjuru kelas.

"Revan yang baik nan ganteng, kali ini ibu maafkan. Kalau sekali lagi kamu berbohong dan cabut, tamatlah riwayatmu. Dan satu hal lagi, kemarin itu hari minggu dan kita tidak saling bertemu kecuali itu di mimpimu. Sekarang duduk!"

"Makasih ibuku sayang.. Muaachh." Revan pergi ke tempat dimana ia duduk.

Baru saja ia duduk, ia sudah diserang banyak pertanyaan oleh temannya.

Miracle When SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang