REPOST 270421
Selamat menikmati ajalah buat klean!
___
"Kenapa aku tidak boleh mendengar Mommy dan Gwenny bergosip, Paman?"
Akhirnya, Russel mengajak keponakan kecilnya itu mewarnai di halaman belakang rumah. Di belakang rumah James terdapat pohon maple tua yang daunnya sangat rimbun. Anak-anak sering berpiknik atau tidur siang di sana.
Tangan Russel mengambil crayon berwarna merah dan mewarnai gambar gadis kecil yang tengah bermain boneka. "Itu pembicaraan untuk orang dewasa, Ginger. Jika lain kali ibumu dan Granny sudah mulai seperti itu, lebih baik kau pergi bermain."
Jane menghentikan kegiatannya mewarnai sebuah labu dengan warna kuning dan mendongak memandang Russel. "Aku tidak punya teman, Paman. Semua orang di sini anak laki-laki. Teman sekolahku rumahnya jauh dari sini."
Russel tidak mengerti kenapa rata-rata orang di daerah sini mempunyai anak laki-laki. Sangat sedikit anak perempuan seusia Jane di sini, wajar jika Jane tidak pernah bermain keluar. Anak perempuan sangat langka di sini. Dua anak Kate perempuan, namun mereka juga jarang berkunjung.
"Paman, kenapa kau tidak menikah? Apa kau takut bercerai?"
Astaga! Sebenarnya umur berapa gadis kecil berambut merah ini? Bicaranya sudah terlalu tua untuk anak seusianya. Atau karena dia sudah mendengar terlalu banyak dari ibu dan neneknya?
Jauh dalam hatinya, Russell bersyukur dirinya tidak menikah hingga tidak perlu khawatir akan memiliki monster kecil bawel seperti ini. Anak-anak selalu merepotkan seperti halnya wanita. Dan tentu saja hal ini semakin membuatnya enggan untuk menikah. Menikah sama saja dengan membuka gerbang neraka dan Lucifer sudah berdiri di hadapannya.
"Paman tidak mau menikah."
Mata biru Jane memandangnya lama tanpa berkedip. Jika itu orang lain, rambut merah dan mata biru mungkin bukan perpaduan yang bagus, tapi bagi Jane, gadis itu tampak seperti boneka porselen yang sangat cantik. Anak ini begitu luar biasa. Perpaduan wajah cantik ibunya dan wajah tampan ayahnya.
"Apa Paman tidak mau mempunyai anak? Mom bilang aku tidak akan bisa memiliki anak jika aku tidak menikah seperti dia dan Dad. Aku akan mencari pria seperti Dad nanti saat aku dewasa dan aku akan menikah dengannya."
Emma betul-betul keterlaluan. Bagaimana mungkin dia membicarakan hal seperti itu dengan Jane sekarang? Russel benar-benar harus memperingatkan kakaknya itu untuk berhenti bicara sembarangan di depan Jane.
"Ginger, maukah kau berjanji pada Paman jika ibumu mulai bergosip dengan nenekmu, kau akan pergi menggambar atau mewarnai?"
Jane berpikir sebentar sebelum membuka mulutnya lagi. "Lalu jika bukunya sudah habis?"
"Paman akan membelikanmu banyak buku mewarnai. Nah, apa kau mau berjanji?"
"Apa Paman akan membelikan aku rumah Barbie juga? Barbieku sudah tidak muat di rumahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Lawyer
Romance(Tersedia Cetak Dan E-Book) TERSEDIA EBOOK (PS, KUBACA APP, KARYAKARSA) dan CETAK Russell Fabian Jacobs, lelaki matang menjelang usia 40an yang memilih jalan hidup untuk tidak pernah menikah karena sakit hatinya di masa lalu. Baginya, perempuan itu...