9. Hanya Waktu

29.5K 3.4K 207
                                    

REPOST 070621

===

"Paman mau pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paman mau pulang?"

Russell menoleh dan menemukan tiga keponakan perempuannya berdiri di depan pintu kamarnya. Georgiana berdiri di tengah-tengah dengan kedua tangannya berada di bahu Anne dan Jane. Mereka bertiga menatapnya dengan sedih hingga membuat Russell merasa kesulitan bahkan untuk sekedar mengangguk.

"Biasanya Paman lebih lama di sini." Jane bertanya saat Russell tidak juga membuka mulutnya.

Salahkan Lizzy. Tadi pagi dia hampir-hampir tidak bisa menahan dirinya untuk mendekati Lizzy dan menciumnya habis-habisan. Gadis itu layaknya Aphrodite dengan mahkota bunga daisy buatannya. Sial, bahkan hanya dengan mengingat itu membuatnya kembali mengeras. Sepanjang pagi dia sudah menahan dirinya. Pertama karena mereka sedang bersama Jane. Kedua karena Lizzy masih memiliki suami. Dia tidak pernah meniduri istri orang. Dan tidak akan pernah.

"Paman ada urusan mendadak di kota, Sayang."

Ketiga keponakannya itu melengos pergi tanpa bicara apa-apa. Hal itu tentu saja membuat Russell bersedih. Satu hal yang tak pernah ingin ia lakukan adalah menyakiti para keponakannya. Mereka adalah hidupnya.

"Kau apakan anak-anakku, Rush??" Emma menyerbu masuk ke kamarnya beberapa saat kemudian dan melotot.

"Ada apa? Aku tidak melakukan apa-apa." Russell mengerutkan keningnya dengan bingung.

"Mereka menangis setelah turun dari sini. Kau apakan mereka??" Emma meraung dengan galak.

Astaga, Russell seperti tengah menghadapi macan betina yang mengamuk. Emma bisa menjadi luar biasa berbahaya jika sudah menyangkut anak-anaknya. Bahkan dengan keponakannya. Itu memang ciri khas keluarga Jacobs. Karena kemiskinan mereka dulu, mereka sadar yang mereka miliki hanyalah satu sama lain. Dan hal itu membuat ikatan antar mereka menjadi sangat kuat. Menyakiti salah satu dari mereka berarti menyakiti mereka semua.

"Aku...Ya Tuhan! Aku hanya bilang aku ada urusan penting di London." Russell bangkit dan bergegas turun. Kenapa para wanita cengeng sekali??

Di bawah, ketiga keponakannya itu menangis di sofa sementara para anak lelaki yang baru saja datang bersama ayah mereka menatap tiga gadis kecil itu dengan terkejut.

"Kenapa mereka??" James mendekat dan meraih Jane dalam gendongannya.

"Anne!" Charles meraih tubuh Anne lebih dulu sementara Russell meraih Georgiana.

"Georgie, Paman minta maaf. Paman..."

"Kau apakan anakku, Rush??" James dan Charles berteriak bersamaan.

"Dad, hiks...paman...hiks...mau pulang," Jane menjawab dengan sesenggukan.

James dan Charles melotot pada Russell.

"Jadi kau mengesampingkan keluargamu hanya demi pekerjaan?"

Pertanyaan James membuat Russell menghela napas. Dia tahu dirinya sudah begitu egois dan kekanakan. Hanya gara-gara tidak bisa menahan diri, dia harus mengabaikan satu hari liburannya bersama para keponakannya. Bodoh!

Beautiful LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang