6. Racun Dunia

29.9K 3.7K 180
                                    

REPOST 250521

=====

Malam itu Russell tidak mampu untuk memejamkan matanya. Badannya terasa lelah namun matanya benar-benar tidak bisa terpejam. Lizzy kembali membanjiri pikirannya. Seluruh pikirannya. Cara wanita itu tersenyum. Caranya bernyanyi bersama Jane. Oh, astaga! Wanita itu adalah racun.

Racun yang sangat cantik dan memabukkan.

Russel berdecak dan kembali berguling-guling dengan gelisah di ranjangnya. Dia mencoba menutup mata namun wanita berambut merah itu kembali tertawa dalam kepalanya. Rambut merah, wajah polos tanpa make up, bibir seksi yang merekah....

 Rambut merah, wajah polos tanpa make up, bibir seksi yang merekah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bodoh! Bodoh! Bodoh! Dia itu iblis, Rush!

Tetapi apakah ada seorang iblis yang begitu mencintai anak kecil? Bukan hanya Jane tetapi hampir semua keponakannya. Bahkan Travis kelihatan jelas sudah jatuh cinta padanya. Anak remaja itu terus menerus menatap Lizzy dan tersenyum seperti orang bodoh. Dia tidak bisa mengalihkan matanya dari Lizzy, sama seperti Russell...

Mengacak rambutnya dengan kesal, Russell bangkit dari ranjang besarnya yang bergaya Victorian itu dan menyeret kakinya menapaki lantai kayu kamarnya untuk turun ke dapur. Jika ingin tidur nyenyak, dia harus meminum segelas anggur atau mungkin dua. Hanya dua hal yang bisa membuatnya tidur nyenyak. Anggur dan wanita. Pilihan kedua jelas tidak ada di sini. Russell ragu kota kecil ini memiliki bar dengan pelacur berpengalaman di dalamnya.

Rumah Emma terasa sangat sunyi tanpa celotehan anak-anak. Dan meskipun Russel terbiasa hidup sendiri di rumahnya, namun kesunyian di sini terasa tidak benar. Rumah ini diciptakan untuk anak-anak sehingga tanpa suara anak-anak, semua terasa salah. Sepertinya benar ungkapan yang mengatakan bahwa sebagian orang ditakdirkan untuk berkeluarga dan sebagian lagi tidak. Jika Emma dan Kate adalah orang yang ditakdirkan memiliki keluarga besar, maka dirinya berada di sisi lain. Sisi yang membuatnya hidup sendirian.

Menggenggam botol anggur di satu tangan dan gelas di tangannya yang lain, Russell melangkah malas ke sofa di ruang keluarga. Lampu gantung yang menyala redup membuat ruangan luas itu terasa remang-remang. Russell menyesap anggurnya dengan malas, merasa jengah dengan kesunyian ini. Dia berbaring dan menatap lampu kristal yang bergantung di langit-langit. Kembali wanita itu merasuki pikirannya.

Lizzy tertekan dengan perceraiannya. Russell bisa melihat dari raut wajah wanita itu meskipun sebisa mungkin ia mencoba menutupinya. Atau mungkin memang wanita itu tidak ingin bercerai dari Bob? Wanita itu pastilah masih mencintai suaminya. Yah, lagipula siapa yang tidak akan mencintai pria sekaya Bob?

Dia mencemooh dalam hati. Jelas Lizzy tidak ingin bercerai. Kekayaan Bob akan membuatnya menjadi salah satu wanita kalangan atas terkaya di Inggris. Harta Bob akan membuatnya hidup tenang sampai wanita itu tua. Tunjangan cerai tidak akan ada artinya dibanding seluruh warisan Bob.

Sekali lagi Russell menghela napas dan memandang langit-langit. Jika dirinya tetap menjadi seorang pria miskin, dia yakin tidak akan ada satu wanitapun yang bersedia untuk tidur dengannya. Dia diterima karena dia punya uang. Jika dia tidak memiliki apa-apa, dia ragu anjing pun akan meliriknya. Oh tidak, seekor anjing pun bahkan bisa lebih setia daripada seorang wanita.

Beautiful LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang