REPOST (080521)
===
"Paman Russelllll!!!!" Tiga anak kecil berambut pirang itu menyerbu dan memeluknya dengan ganas.
Russel tertawa dan memeluk mereka bertiga sekaligus. Si kembar Owen dan Georgiana, lalu si bungsu Anne adalah tiga anak Kate yang masing-masing berusia 9 dan 7 tahun. Berbeda dengan tiga anak Emma yang mewarisi gen orangtuanya dengan adil, mereka bertiga adalah duplikat Charles dalam segala hal. Tidak ada sedikitpun jejak Kate di sana.
Meski dia tidak ingin menikah dan memiliki anak sendiri, namun dia menyukai keenam keponakannya. Mereka adalah pengobat lelahnya jika ia sedang menghabiskan minggu di rumah ibunya. Keceriaan mereka membuat lelahnya hilang. Yah, meski kadang mereka juga sangat menjengkelkan.
"Owen, ambil hadiah untukmu dan adik-adikmu di mobil."
Mereka bertiga memekik riang dan kembali berlari keluar. Dia memang memerintahkan Maggie untuk menyiapkan hadiah untuk semua keponakannya dengan diberi label nama masing-masing di bungkusnya. Meski hanya Brooklyn yang berulang tahun, dia tak mungkin hanya membawa satu kado saja. Dia tidak pernah pulang dengan tangan kosong.
"Aaawww, lihat perutmu, Katey! Kau seperti kangguru!" Teriaknya saat melihat adik bungsunya masuk dapur dengan perutnya yang besar.
"Kalau begitu akan aku masukkan kau ke kantongku." Kate melotot dan mendekat untuk memeluknya.
Rush membenamkan adiknya itu dalam pelukannya sebisa yang ia lakukan dengan perut Kate yang membesar itu. Kate adalah kesayangannya. Adik kecilnya yang demi dirinya Rush rela menahan lapar hanya agar Kate memiliki boneka yang sangat ia idamkan dan dimiliki semua teman sekolahnya.
Boneka itu harganya sangat mahal bagi Rush yang kala itu hanya bekerja di sebuah biro hukum kecil. Apalagi dia hanya petugas kebersihan. Seluruh gajinya ia berikan pada ibunya untuk membeli makan. Kala itu Kate berusia dua belas tahun. Semua teman-teman sekolahnya mendapatkan hadiah kelulusan dari orangtuanya.
Kate yang sudah lama ingin memiliki boneka beruang, menangis karena tidak mendapatkan hadiah kelulusannya. Tidak ingin melihat adiknya menangis, Russell meminjam uang dari tempatnya bekerja untuk membelikan boneka beruang yang sudah lama Kate inginkan. Ia terpaksa tidak menerima uang makan selama tiga bulan untuk membayar hutangnya. Namun senyum Kate saat menerima boneka itu membuatnya dipenuhi kebahagiaan. Kate bahkan masih menyimpan boneka itu hingga saat ini.
"Aku merindukanmu, Kak." Kate duduk di pangkuannya dan menyandarkan kepalanya di bahu Russell. "Kenapa kau tidak pernah pulang?"
Dengan kondisinya yang tengah hamil besar, Kate bahkan tidak terasa lebih berat daripada saat Russel menggendongnya sepuluh tahun lalu saat Kate hendak menikah.
"Aku sibuk, Katey. Banyak hal yang harus aku kerjakan."
"Kau terlalu gila kerja. Pantas tidak ada yang mau menjadi istrimu. Tidak ada wanita yang mau diduakan dengan pekerjaan, Rush."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Lawyer
Romance(Tersedia Cetak Dan E-Book) TERSEDIA EBOOK (PS, KUBACA APP, KARYAKARSA) dan CETAK Russell Fabian Jacobs, lelaki matang menjelang usia 40an yang memilih jalan hidup untuk tidak pernah menikah karena sakit hatinya di masa lalu. Baginya, perempuan itu...