Ia masih mengutuk diri.
Tak ada yang bisa mencegahnya kali ini, kecuali rambu lalu lintas yang masih menyemburkan warna merah.
Pandangannya penuh. Meski Jari telunjuknya terlihat mengetuk-ngetuk stir kendaraan.
Sebelum, dilihatnya seorang remaja dengan rambut keriting berwarna merah dan pakaian ala punk itu berjalan santai di depannya melalui jalur hitam putih.
Memang, tak lama setelah remaja itu beranjak dari tempat yang sebagian tertutup oleh benner besar, bertuliskan Bakso Solo Now.
Hal itu justru mengingatkannya pada nasehat pak Winarto, guru agama sewaktu ia duduk di bangku SMA.
Flash back on
Pak Win, sapaan hangatnya.
Lelaki setengah baya itu tak pernah jemu, menasehati murid-muridnya. Apalagi gaya bicaranya yang medhok berciri khas Jawa Timur itu selalu menjadi pusat perhatian anak-anak. Mungkin ada beberapa anak yang tak faham dan hanya merespon dengan cekikikan geli.
"Segala hal itu dikit-dikit mesti dikaitkan dengan zaman, apa-apa serba now, sampek-sampek nama tempat saja diakhiri dengan now, contoh kecil warung depan sekolah kita, namanya war now (Warung Now).
Bukan karena pemiliknya bernama Warno, tapi karena ngikut tren saja.
Okelah ya, kalau tujuannya untuk berbisnis atau menarik pelanggan.Tapi, coba kamu perhatikan teman-teman seusiamu yang suka nongkrong di pinggir jalan itu, wes ora gelem sekolah, penampilan ndak mathuk. Nek ditakoni njawabe "Ya beginilah kami, kids zaman now gitu lo, pak "
Gelak tawa dari anak-anak sontak menghidupkan suasana kelas menjadi ramai.
Pak Win melanjutkan.
"Anak-anakku, boleh kalian itu bergaya zaman apa saja, tetapi ya mbok tolong disesuaikan sama usia gitu lo, terlebih jika kalian ini pelajar. Mau jadi apa bangsa ini kalau pemudanya tidak punya tujuan dan cita-cita yang jelas. Bapak ingin melihat kalian jadi orang sukses. Paling ndak orang yang membawa manfaat bagi orang lain."
Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain"
(Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu'jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a.. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)Jika kalian tidak bisa memberikan manfaat, maka minimal jangan menyusahkan orang. Maka dari itu, belajarlah dengan sungguh-sungguh, karena orang yang buta ilmu itu menyusahkan.
Flash back off
Hawa sejuk menyentuh nuraninya.
Kini, giliran lampu hijau menyala.
Akan tetapi kendaraannya malah diam tak bersuara.
Suara klakson dari berbagai kendaraan di belakangnya seakan ikut menyahut, tak heran kebisingan di jalan raya pagi itu membuat telinga terasa sakit.
"Yah! Ko mati sih, ayo dong hidup.."
Sadar akan situasi, perlahan Ria menepi.
Dilihatnya, satu dari gerombolan anak punk yang tadinya asyik bergurau, itu pun berjalan kearahnya.
"Kenapa motornya mbak? Macet ya?"
Ria mengangguk.
Tanpa suara, anak punk itu segera membantu menghidupkan motornya.
Jari kreatifnya tampak cekatan membetulkan bagian-bagian penting dalam mesin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Di Gubuk Ke Dua
Spiritual🌻Jangan lupa votes dan komen yaa, Pasti feedback kok. Komentarnya sangat membantu 🤗🤗 *Sebuah kisah yang diambil dari 50% berdasarkan kisah nyata. Direkomendasikan untuk anda, para pecinta fiksi, bernuansa religi. Yang akan menguak tentang berba...