Teng...teng...teng... Lonceng kembali berdenting menandakan jam pelajaran telah usai, Semua siswa langsung bubar. Sementara aku masih duduk termenung dihalte, aku hanya berfikir, petir apa yang menyambar otakku kemarin sampai bisa-bisanya aku mengiyakan tawaran pria sombong itu.
Sekarang sudah jam 12:30 Pm nanti jam 02:00 pm harus balik kesekolah lagi, pikirku semakin sembraut saat angkot yang kutunggu tak kunjung ada yang berenti. Tiba-tiba ada yang memanggilku dari seberang jalan.
"Hei...Eunbi... Ngapain loe disana... Woi..." teriaknya.
Siapasih yang memanggilku sampai segitunya, sampai harus teriak-teriak kayak gitu. Saat kulihat siapa itu, membuatku agak terkejut. Karena suaranya sedikit agak aneh. Ternyata itu adalah Doni, dia siswa sekolah sebelah yang pernah jadi teman cabutku dulu.
"Loe ngapain disana.??" teriaknya
Aku tidak menjawab, lalu ia menghampiriku di halte tempatku duduk.
"Eh.. Gua teriak-teriak loe malah diem.." ketusnya..
"Ya terserah gua, mau gua diem, mau ga, mulut kan mulut gua. Ngapain loe yang sewot." serangku.
"Wih... Wih... Santai dong, jangan emosi gitu, siapa tau gua bisa bantuin loe, kayaknya sih loe lagi punya masalah sekarang..." katanya
"Iya...emang kenapa.??" jawabku ketus
"Boleh ga gua bantuin gadis korea cantik kayak loe.?"
"Boleh..! Anterin gua pulang" jawabku...
"Cuma itu.??" sahutnya
"Iya.. Bisa ga loe.??" responku
"Ya bisalah... Ayok naik motor gua, nih pake helm loe dulu..."
Akhirnya aku dapat tumpangan juga untuk pulang, ini semua gara-gara ketos sombong, yang memaksaku untuk bergabung dengan pramuka, andai dia tidak pernah mengambil fotoku itu mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.
*****
Motor Doni terhenti tepat didepan gerbang rumahku. Rumah yang besar jika itu hanya dihuni oleh diriku seorang, seorang gadis cantik dan imut dengan mata sipitnya yang menawan.
"Loe tinggal sama siapa disini eunbi.?"
Tanya lelaki tengil ini."Sama bokap nyokap gua, napa emang.? Loe mau masuk, ketemu sama orangtua gua.?" ancamku
"Haduh... Ngga deh.. Makasih eunbi, mending gua cabut dulu aja deh.." cemasnya
"Napa.?? Loe takut.?" ledekku
"Engga, cuman gua tadi sebenernya ada urusan... Gua cabut dulu ya."
"Iya, makasih ya loe udah mau nganterin gua sampe rumah"
"Sama-sama manis, gua cabut dulu ya, bye"
Setelah doni pergi berlalu, langsung saja kuberlari masuk rumah. Kucari semua atribut yang pernah kubeli dulu saat pertama masuk sekolah. Kacu (dasi bendera merah putih), topi, tali KUR, dan Celana Lapanganku. Untunglah semua tersimpan rapi dilemari kenang-kenanganku
Kukenakan seragam pramuka berserta celananya, kupakai kacu yang awalnya amat kubenci, kupasang tali KUR, dan Topi pramuka-ku. Setelah semua kurasa pas dan lengkap. Lalu berdiri di depan cermin, betapa melongonya aku saat itu melihat diriku yang sudah seperti seorang wajib militer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasi Bendera[Tamat]
Teen Fiction[NO PLAGIAT] TAMAT/THE END (Best Rank 1St in Camping 14-9-2018) (Best Rank 4Th in Camping 13-12-2018) Aku, Benci pramuka.!! Apa itu pramuka, hanya sekumpulan orang-orang yang sok peduli dengan alam, hanya pamer seragam. Tapi, semua berubah....