"Hei anak nakal.??" kembali fikiranku merasa kesal dengan panggilan itu, "kenapa ya hari-hariku tidak pernah tenang, sehari saja" fikirku. Lalu mulai ku menoleh melihat dari mana sumber suara itu, dan ternyata itu adalah yuli. "Eh yul, loe ngapain ikut-ikutan manggil gua kayak gitu.!" protesku, "iya deh iya, maaf, maaf" jawabnya. Setelah kumaafkan ia lalu mulai ku interogasi maksud kedatangan sahabatku yuli. "Eh iya, ini nih gua mau ngasih surat ini buat loe. Mumpung tadi gua belum pulang, katanya nih surat dari Kwarda. " terang yuli. "Ha... Kwarda.? Buat gua.? Ngarang loe yul..!" jawabku tidak percaya, "lah napa loe nuduh gua ngarang.! Kalo loe ga percaya liat sendiri" terang yuli, lalu kubuka amplop yang diberikan yuli kepadaku tadi. Lalu kulihat isi dari surat itu, ternyata benar surat itu berasal dari kwarda(kwartir daerah), dan berisikan undangan untuk menghadiri Rapat koordinasi persiapan Raimuna Daerah. "Eh yul. Loe ga salah kasih nih surat.? Kok kasih ke gua sih.?" tanyaku, "lah mana gua tau, itukan ada nama loe.!" jawabnya. "Yaudah makasih banyak ya.!" ucapku. "Oke oke, gua cabut dulu ya. Jangan lupa ya.
Siang bersama sang mentari tak pernah bosan menyinari sang bumi, kenapa seseorang bisa bosan walau hanya sebentar saja. Indah tak mungkin berlalu saja, setidaknya aku harus bisa merasakan indah itu walay sebentar saja. Mencintai dalam diam memang sadis, tapi akan lebih sadis jika cinta itu kutolak mentah-mentah tanpa harus kuakui. Kenapa saat kubaru merasakan bahagia, bahagia itu lekas berlaku, lekas pergi. Apa salahku, tak bisakah aku menyadarkan kepalaku ini dibahunya.? Izinkan aku, walau itu hanya sekejap saja.
*****
Sedih bercampur bahagia kurasakan saat ini, ingin rasanya ku berterima kasih kepada cowok sombong itu, kalau bukan ia mungkin aku takkan bisa seperti sekarang. Sampai-sampai aku bisa diundang oleh Kwarda untuk menjadi panitia. Kurasa aku tak hanya cinta kepada dia. Tapi kurasa aku juga cinta kepada dunia ini. Duniaku, dunia pramuka.!
Angin sepoy-sepoy membuat mataku berat untuk melihat dunia ini, ingin rasanya ku kembali bergelut didalam dunia mimpi. Dan... Dan... Dan... Semuanya gelap.
*****
Saat ku bangun sang mentari hampir menghilang dari sang bumi. Pandangku yang masih sayu dan buram membuatku tidak bisa melihat dengan jelas, tetapi yang pasti ada seseorang yang duduk disampingku, melindungiku dari sinaran mentari yang hendak membakar wajah imutku. Lalu ia berkata, "udah puas tidurnya.?"tanya orang itu, aku tidak bisa menjawab karena fikiranku memang belum stabil, "iler loe tuh, bersihin. Udah tumpah banyak banget tuh.!" sambungnya. "Apaan sih.. Sok dekat loe.."jawabku(belum 100% sadar)."kalo udah Selesai tidurnya, gua cabut dulu, udah 4jam gua nungguin loe. Hati-hati ya ntar baliknya"perhatianya. Saat ia pergi karena aku belum sepenuhnya sadar, dan membiarkan ia pergi begitu saja. Tanpa kuketahui siapa dia."
-
-
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasi Bendera[Tamat]
Roman pour Adolescents[NO PLAGIAT] TAMAT/THE END (Best Rank 1St in Camping 14-9-2018) (Best Rank 4Th in Camping 13-12-2018) Aku, Benci pramuka.!! Apa itu pramuka, hanya sekumpulan orang-orang yang sok peduli dengan alam, hanya pamer seragam. Tapi, semua berubah....