Pertemuan / 5th

320 24 0
                                    

Pagi ini semua siswa belajar seperti biasa, aku juga ikut belajar pagi ini. Walau semua melihat heran kepadaku tapi aku hanya anggap mereka angin lalu. Rasa bosan mulai menguasai pikiranku, fikiran kalut bercampur bosan mulai membuatku ingin pergi ketempat santaiku. Tiba-tiba entah petir apa yang menyambar buk guru,

"Eunbi, kerjakan soal ini kedepan, jika kamu bisa menyelesaikanya. Nilai kamu semester ini akan ibu kasih 'A'."

Pikirku yang sedang melayang tinggi diudara langsung terjun bebas menghempas bumi sekeras-kerasnya.

"Ibu, becanda ya.? Mana bisa aku ngerjain itu soal bu.!"

"Jika kamu tidak bisa, nilai kamu akan jadi 'E' lagi Eunbi"

"Yaudah deh bu. Aku kerjain"

Kakiku secara terpaksa harus melangkah kedepan untuk melakukan sesuatu yang amat-teramat ku benci. Yaitu soal Matematika.

Tak sampai 2 menit, ku kembali duduk ke dibangku setiaku. Seisi lokal melongo melihat kepadaku, perasaanku mulai tidak enak. Pikirku
Soal yang kukerjakan itu benar, tapi kenapa jadi tegang gini situasinya, tetap saja ada yang tidak beres.

"Eunbi, kamu tadi malam mimpi apa nak.?" tanya bu guru,

"Ga ada mimpi apa-apa bu, emangnya kenapa ya bu.?"

"Itu soal yang belum ibu jelaskan, teman-temanmu saja tidak tahu cara mencari hasilnya, tapi kenapa kamu bisa mngerjakan soal itu, kurang dari 2menit.?"

"Lah, emangnya kenapa bu.?"

"Berdiri lagi eunbi, ibu ingin kasih kamu soal lagi.!"

"Ah..males bu, kan udah aku jawab bu, soalnya. Masa nambah lagi bu."

"Berdiri, ibu ingin tau, kalau tadi hanya kebetulan saja"

Akhirnya dengan terpaksa kembali ku kedepan untuk mengerjakan soal yang diberikan bu guru, hasilnya tetap akan sama, soal itu ku jawab benar. Akhirnya semua temanku yang ada dikelas pagi itu merasa tidak percaya apa yang mereka lihat.

Aku tahu otakku mampu untuk bersaing, tapi hatiku lebih memilih untuk hidup merdeka tanpa harus ada tekanan sedikitpun. Itulah Aku dan diriku ini, Park Eun-Bi.

*****

"Teng... Teng... Teng..." lonceng istirahat akhirnya berbunyi. Setelah jajanan kubeli, langsung saja pergi ke lantai 5 tepatnya di atap, tempat yang bisa membuat hatiku lega, lepas dengan semua pemandangan kota jakarta yang sembraut.

Nasi goreng yang kubeli dari mpok dikantin tadi langsung kusantap sendirian, ya walau diriku ini gadis yang terlihat cantik, feminim, imut dan ditambah lagi dengan mata sipitnya yang membuat luluh hati lelaki, tetapi sifatku tak pernah menyatakan demikian, malahan sifatku lebih mirip dengan sifat lelaki.

Setelah nasi goreng ku makan habis,

"Hei anak nakal.. Ternyata loe nepatin janji loe juga ya"

Suara apa itu, hatiku mulai gelisah. Saat ku menoleh kebelakang.

"Astaga.. Pria sombong dateng lagi"

Dia berjalan dengan sedikit berlari ke arahku, pikirku langsung kumat, waktu yang sebenarnya bisa kulewati dengan tenang, jadi hancur ditelan ketos sombong.

"Ngapain loe kesini.?" ketusku

"Eh.. Ngapain loe yang sewot.!, tapi loe tau ga anak nakal.?"

"Apaan.?"

"Nama loe tadi booming satu sekolahan.!"

"Ngarang loe.."

"Nah loe napa ga mau percaya sama gua sih... Gua serius..!"

"Booming apanya.?"

"Nama loe banyak disebut-sebut anak-anak, katanya sih loe berhasil ngerjain soal yang belom diajarin guru. Bener ga sih.?"

"Iya sih tadi, gua lagi bosen aja dilokal makanya gua nurut aja."

"Terus loe bisa ngerjain tuh soal.?"

"Ya bisalah.!"

"Wah... Ternyata otak nakal loe tuh encer juga ya.."

Aku tidak lagi menggubris perkataanya kulanjutkan makan jajananku tadi. Namun pria sombong ini selalu menggangguku.

"Mau loe apaan sih.?"
Aku mulai marah, karena terus dijahili oleh ketos sombong.

"Gua kesini selain pengen nenangin pikiran gua. Juga pengen nanggih janji gua"

"Janji apaan.? Gua ga pernah janji apa-apa sama loe.!"

"Kalo loe ga jawab dan mau gabung sama pramuka, emang loe sanggup nahan malu sama anak satu sekolahan.?"

"Ya ga juga sih.!"

"Terus loe masih mau nolak tawaran gua.?"

"Ga juga sih... Tapi gua juga ga sepenuhnya mau ikutan sama pramuka itu"

"Udah... Yang penting niat loe buat gabungkan ada, besok dateng aja ya.."

"Kapan.?"

"Besok jam 2 siang.! Gua tunggu loe besok, kalo loe ga dateng loe bakal taukan apa yang akan terjadi sama loe, park EunBi anak nakal"

Setelah ia mengancamku, lalu pria sombong itu langsung pergi, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun kepadaku atas tindakanya tadi. Kenapa bisa ada ketua osis yang terpilih seperti dia disekolah se elit ini.

-
-
To Be Continue...

Dasi Bendera[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang