malu-malu ayam

2.4K 393 21
                                    

Akun dan Farhan lagi-lagi hanya berdua dalam kelas, anak-anak lain sudah pulang. Ya tidak berdekatan sih, barisan bangku tempatku duduk dekat pintu keluar sedangkan dia dekat meja guru.

Dia lagi asik banget main game, kedengeran dari suara game nya. Aku cuma bisa menghela nafas karna bosen. Rani udah pulang sama ibu nya.

"Ris."

"Apa?"

"Ngantin yuk."

"Gamau."

"Heh gaboleh gitu ama pacar."

"APAAN SIH HAN?????" Aku yang beridir dari bangku duduk diikuti oleh Farhan, ia menaruh ponselnya dalam saku celana dan menggandeng lenganku.

"Ayogua tunjukin kalo lo itu emang pacar gua, gua kan gak main-main pas nembak lo kemaren." Farhan menyeretku keluar sembari mengapit lenganku lengannya

"Coy, nih pacar gua."
"Eh ini pacar gua kenalin."
"Serasi ga cuy?"

Farhan menanyakan pertanyaan aneh bin ajaib ke semua orang sepanjang jalan mau ke kantin. Mati sepertinya bukan hal buruk di waktu sekarang.

"LEPASIN FARHAN RAMDHANI!" Aku akhirnya mengerahkan seluruh tenagaku hanya untuk melepaslan tangan Farhan.

Farhan cuma menatapku datar.

"Mau lo tuh apa sih han? Kadang lo dingin, kadang lo cerewet, kadang lo cuek. Kadang lo perhatian sama gua, bahkan sampe bawa gua ke kuburan bapak lo. Kadang lo ajak pulang cewek lain padahal lo tau kalo gua mergokin lo. Lo mau main-main sama gua? Sorry han gua gaada waktu buat cowok sok kegantengan kayak lo."
"SOK KEGANTENGAN! Oke gua akuin gua suka sama lo, tapi sekarang aja belom jadi pacar udah begini gimana nanti udah pacaran beneran. Gila lo han!"

Aku berjalan menjaub dari Farhan, tapi dia gak bergerak sama sekali dari tempatnya buat minta maaf. Kemarin dia bilang dia bakal jadi sandaran gua, rasanya aku ingin meludahi wajahnya. Omongan dia memang tidak ada yang bisa dipegang.

"Udah marah nya? Udah cemburunya? Udah ngelampiasin ke gua nya?" Aku akhirnya mendengar ia berbicara, walau aku sudah berjalan agak jauh namun aku masih dapat mendengar ucapannya.

"Kalo lo minta gua buat mencintai lo dengan cara lo, gua gaakan pernah bisa mau sesering apapun gua mencoba. Ini cara gua nunjukin kalo gua sayang sama lo. Gua gabisa pura-pura jadi orang lain biar lo seneng, gua pengen lo liat gua ya sebagai Farhan Ramdhani, bukan cowok-cowok yang ada di drama yang lo tonton."

"Please jangan marah-marah lagi. Gua kan jadian sama lo supaya lo gasedih lagi. Supaya lo bisa senyum terus, dan lo senyum karna gua bukan karna orang lain ris. Sekarang semua nya terserah. Peluk gua kalo emang lu bales perasaan gua, kalo gasuka tinggalin aja gua."

Pikiranku kalut, bingung sebenarnya perasaanku ke Farhan sebenarnya bagaimana. Aku tidak mau Farhan menembakku hanya karena dia kasihan dan ingin menjadi tempatku bersandar. Aku ingin ia benar-benar menyukaiku.

Aku harus menolak.






Grep

"Jadi lo milih gua ris?" Tanya Farhan yang kaget karena aku memeluknya.

Gelengan

Aku hanya bisa menenggelamkan wajahku di dadanya karena malu.

"Lah terus ngapain meluk?"

Aku diam, ingin menolak tapi takut Farhan berpaling dariku. Aku takut perasaannya berubah seiring waktu karena aku terlalu lama mengulur. Aku takut semua skenario buruk di otakku terjadi.





"Gak nerima penolakan, hari ini hari pertama kita jadian." kata Farhan yang membalas pelukanku sambil ngelus kepala gua. Aku yang mau melepas pelukannya malah ditahan oleh Farhan.






"Gua pikir lo bakal milih cowok lain, udah takut gua tuh."

"Cowok lain? Heh emang gua deket sama siapa selain lo?" Ucapku sambil menoyor kepala Farhan

"Reza?" tebak Farhan.

"Apasih! Enggak lah, udah kayak abang sendiri dia tuh."
















"Gua emang bodoh er, gua tau akhirnya lo ga milih gua. Tapi gua tetep nungguin lu dengan tololnya. Cinta buta itu memang benar" -s





Ngantuk saia pemirsa, dah jam 01:15, waktunya bobo~~~ppaiiiii

labil ㅡhan jisung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang