"Heh lo sadar diri kenapa sih?!"
"Sadar diri kalo lo itu jelek, gapantes buat Daffa!"
"Daffa jangan-jangan lo santet, ya kan? Ngaku!"
Badanku sudah dipenuhi dengan telor yang amis, dan aku melihat tiga perempuan di depanku sekarang sudah memegang tepung dan berancang-ancang ingin menumpahkannya kearahku.
"Ambil Daffa kalo lo emang mau, gausah kampungan. Cinta sih ngebutain, makan tuh donghan!" Ucapku yang sudah tidak peduli mereka ingin berbuat apa lagi.
Aku mengerahkan seluruh keberanian yang tersisa di dalam diriku. Entah sarkas yang ku lontarkan tadi sampai ke mereka atau tidak.
BUGH
Perutku ditendang oleh salah satu dari tiga perempuan itu.
"Kalo punya mulut dijaga ya." ucap salah satu dari perempuan tersebut.
"Berani lo ya sekarang."
BYURRR
Sampai akhirnya mereka bertiga basah karna ada yang melempar air.
"WOI SIAPA INI YG NGELEMPAR AIR KE GUA?!"
"Gue, kenapa?"
Daffa dengan berani nya masuk kamar mandi cewek, yang jelas-jelas sepi dan tidak kedengeran apapun.
"Kalo lo suka sama gue, nyatain sini gausah ngebully anak orang. Sampah."
Aku tidak menyangka Daffa bakal seberani itu untuk ngomong kasar ke perempuan
"Pergi atau gua laporin lo ke polisi."
Tiga cewek itu langsung pergi dan menyisakan aku serta donghan di kamar mandi.
"Mau gua bantuin? Maaf telat." Donghan membantuku berdiri, walau satu badan sudah lengket dengan caira telor.
"Gausah daf."
"Ck, bilang kalo butuh bantuan. Nih pake baju olahraga gua. Kapan-kapan aja balikin nya. Sama nih ada sampo dan sabun. Balik bareng gua ya?"
Abis itu Daffa pergi dan aku masih melamun sembari memegang paper bag yang isinya baju, sampo, sama sabun.
"Makasih han." Monologku dengan senyum terukir di bibir gua.
—
"Makanya lo kalo gua ajarin bela diri mau kenapa sih."
"APAH?! GADENGER."
"Ck lo budeg ah."
Aku dan Daffa sedang naik motor, ya bener saja Daffa bersikeras mengantarku pulang.
Walau masih SMP, karna Daffa tinggi dia nekat buat bawa motor setiap hari.
Akhirnya aku dan Donghan sampai di depan gerbang rumahku.
"Makasih daf."
"Makasih mulu, kayak gua nurunin hujan duit."
"Ish beneran!" gua mukul pelan helm yang Daffa pakai.
"Iya iya wkwkwk."
Namun tiba-tiba suasana menjadi hening, sepertinya Daffa memikirkan sesuatu.
"Ris."
"Ya?"
"Kalo lo punya secret admirer atau seseorang yang diem-diem suka sama lu. Reaksi lu gimana?."
"Yaaa mau dibilang biasa, gua pasti seneng dong. Setiap orang bebas buat menyukai orang lain, ga dosa kok." ucapku.
"Jadi kalo gua suka sama lu, boleh kan?"
ㅡ
Kalo ga aku buat jahat donghan nya, ini book bukan jisung dong cast utamanya AWKWKWK
ENJOY IT!
KAMU SEDANG MEMBACA
labil ㅡhan jisung ✅
Fanficwas #15 in hanjisung 𝗹𝗮𝗯𝗶𝗹 𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗿𝗲𝗺𝗮𝗷𝗮 𝗶𝘁𝘂 𝘄𝗮𝗷𝗮𝗿, 𝘆𝗮 𝗸𝗮𝗻? 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 : 30 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 2017 𝐞𝐧𝐝 : 11 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 2018