deg-degan

3.3K 538 34
                                    

Suara motor menyelimuti ke awkward-an diantara diriku dengan Farhan. Aku yang bingung, tidak tahu Farhan ingin membawaku kemana hanya bisa diam. Agak takut juga karena tadi Farhan kedengaran serius. Namun karena rasa penasaran tidak dapat dibendung, akhirnya aku memberanikan diri.

"Kita mau kemana?"

Farhan tetap diam, tidak menggubris pertanyaanku.

"Farhan, gua nanya."

Masih diam.

"Farhan jawab ga kal-"

"Bisa ga sih diem?"

Akhirnya aku mengatupkan bibirku, enggan bertanya lebih.

Dan akhirnya aku sampai di kuburan umum, sebenarnya agak kaget karena aku sendiri tidak mengerti motif ia membawaku ke kuburan itu apa. Komunikasi Farhan ini sekelas balita, sulit sekali untuk di mengerti.

Farhan jalan duluan, aku mengikutinya dari belakang. Sampai akhirnya kita sampai di satu nisan yang sangat terawat, karena tidak ada rumput liat sama sekali. 

"Ayah."

Demi apapun aku kaget, tatapanku melebar. Ternyata ia membawaku... ke ayahnya?

"Ayah, aku bawa perempuan kesini."
"Ayah aku kangen ayah."
"Waktu aku kecil ayah pernah bilang buat bawa perempuan yang aku suka dan aku sayang ke hadapan ayah, dan itu aku lakuin sekarang."

Deg

Jantungku berhenti sepersekian detik, berusaha mencerna semuanya.

"Aku sayang sama perempuan yang ada dihadapan ayah sekarang ini, ayah pasti liat kan? Dia baik yah, soal cantik itu belakangan karna ayah bilang cantik itu relatif darimana kita liat objek itu." Farhan bermonolog ke nisan di hadapannya.

"Dan menurut aku perempuan di samping aku sekarang cantik, aura cantik nya terpancar karna kebaikan nya, dia selalu malu setiap aku tunjukin rasa sayang aku ke dia, aku suka setiap pipi dia memerah dan memarahiku. Aku tau itu hanya bentuk dari semua sikap gugupnya atas perlakuanku."

"Aku harap ayah merestui kita, ayah akan selalu mendukung apa yang aku suka selama itu positif kan? Sekian untuk kali ini yah. Aku sayang ayah."

Farhan ngusap batu nisan ayahnya, air mata terlihat jatuh dari matanya.

"Mungkin gua gabisa sekeren cowok lain yang bisa nembak lo dengan cara romantis, gua gasanggup ngelakuinnya." Ucap Farhan sambil menunduk.
"Karna gua takut pada akhirnya gua nyakitin lo juga."

"Gua gatau apa lu punya perasaan yang sama ke gua, atau lu udah punya cowok yang lu suka. Yang jelas sekarang gua udah lega ngungkapin semuanya lansung didepan lu, bahkan didepan ayah gua."

"Dan gua juga gamau lu nanti terima gua karna kasian sama gua, gua mau lu terima gua karna perasaan lu ke gua."

Farhan menyeka air matanya, lalu menatap mataku lekat.

"Izinin gua buat ngejaga lu dari orang yang jahat sama lu, orang yang gasuka sama lu, orang yang iri sama lu. Karna mulai hari ini orang kayak mereka bakal gua musnahin supaya lu ga sedih lagi."

Aku tidak sanggup mendengar ungkapan perasaanya sampai pada akhirnya aku ikut menangis, dan memeluk Farhan erat, berharap aku bisa menyalurkan rasa nyaman dan sayangku kepadanya.

"Han."

"Iya."

"Gua ngizinin lu buat selalu ada disamping gua dan ngelakuin semua hal yang udah lu omongin tadi. Gua bahkan bingung kenapa lu milih gua. Gua merasa gapantes buat lu."

"Kalo lu gapantes buat gua gamungkin lu yang gua bawa kesini. Jangan judge diri lu berdasarkan sudut pandang lu aja. Menurut gua lu pantes dapetin gua dan gua pantes dapetin lu." Ucap Farhan sembari menarik dirinya dari pelukan untuk melihat wajahku.

"Farhan, tuhkan gua nangisnya gak berhenti-berhenti." Kataku sembari menyeka air mata yang ada di pipi.

"Maaf hehehe." Jawab Farhan sambil tersenyum.

"Nanti jaket lo banjir sama air mata gua sama ingus gua, nanti jadi asin." Ucapku sembari tertawa.

"Lo ya, jorok banget." Farhan menoyor kepalaku pelan.

"Tadi emang siapa yang meluk duluan wleee!"

"Ck, ayo pulang."

"Balik ke sekolah?"

"Ya enggak lah, bolos."








"Ha?"

"Iya sekalian kencan pertama biar kayak orang-orang."










"YAK FARHAN RAMDHANI, TANGGUNG JAWAB KALO KITA KETAWAN GURU!"

"Jangankan tanggung jawab itu, tanggung jawab nikahin lo juga gua mau"

"Masih aja mulutnya ga disaring."


Sumpah ini chapter paling baperan anjer,,,, gua asal ngetik apa aja ide yg ada diotak gua sih, sebagai tanda terima kasih udh tembus 500 yg baca hehehe. Tanpa kalian yg rajin komen dan ngekritik gua mungkin gua ga bakal jd apa-apa.

Oh iya gua pengen back nulis baku kayak dulu, tapi masih diminati ga sih?

사랑해 여러분! 고마워!

labil ㅡhan jisung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang