Chapter 5: The President

668 82 1
                                    

Hari pertama dimulai. Hari ini dimulai dengan pemanasan, lalu lari sepanjang 5 km yang dilakukan selama kurang lebih setengah jam. Untuk beberapa orang seperti Joe yang gendut, lari 5 km membuatnya hampir pingsan di tengah jalan. Dari sekitar seratus orang yang ada di tim ini, hanya sekitar lima orang saja yang kuat lari sampai selesai termasuk aku dan Albert, yang memimpin deretan lari. Untung saja dulu aku sering mengumpulkan obat-obatan dan tumbuhan yang cukup jauh di hutan, jadi aku cukup kuat untuk lari sepanjang itu. Saat kami selesai lari, Semua orang sudah tidak kuat untuk berdiri dan langsung bergeletakan di aspal. Beberapa dari mereka bahkan melepas baju mereka karena sudah penuh dengan keringat.

"Good job. Saya tidak sangka ternyata kamu sekuat ini." Kata Albert padaku.

"Thanks." Kataku sambil terengah-engah karena lelah.

"Tapi bukan berarti kamu bisa bebas dari training nanti malam. Kalian butuh muscle training" Kata Albert sambil melirik ke arah Nicholas dan Joe yang sudah terkapar di aspal. Sepertinya mereka juga akan mendapat training sepertiku. Tanpa sengaja aku lagi-lagi pandanganku bertemu dengan Edmon yang berhasil menuntaskan lari tanpa berhenti. Dari tatapannya yang tajam, aku tahu dia masih marah denganku. Karena takut, aku langsung segera menjauh darinya dan kembali ke kamar.

Dengan cepat aku mencoba untuk mandi karena aku tidak ingin kejadian kemarin malam terulang kembali. Aku menatap pintu selama aku mandi agar aku bisa bereaksi secara cepat jika ada yang masuk ke dalam kamar mandi seperti kemarin. Setelah selesai mandi, aku membereskan barang-barangku yang berserakan di atas meja dan memastikan bahwa aku sudah membawa semua peralatan dan buku untuk kelas seharian. Setelah itu aku memasukkan laptopku ke dalam tas. Saat aku ingin keluar, aku melihat Albert yang memakai seragamnya. Kenapa penampilannya selalu tampan dengan seragam dan tanpa seragam. Jika saja cara bicaranya tidak ketus seperti itu, aku yakin dia pasti akan populer dikalangan perempuan.

"Saya pergi kelas dulu." Aku pamit kepada Albert.

"Jangan lupa nanti jam 6 saya tunggu di ruangan judo." Katanya. Ugh! Kenapa aku harus berlatih fisik dengannya?

"Oke." Kataku dengan lesu lalu keluar dari kamar.

Kelas hari ini terdiri dari praktek pertolongan pertama, kelas physiology, kelas pharmacy, praktek bedah , kelas etik dan teori penanganan pasien. Jadwal hari ini memang cukup padat karena memang banyak sekali yang harus kami pelajari. Setiap pelajaran selesai, kami langsung diberikan quiz untuk mengetes apakah kami mendengarkan pelajaran. Setiap orang yang mempunyai nilai di bawah standard harus melakukan self study yang diawasi oleh pengajar paling tidak selama 2 jam. Untung saja nilai yang aku dapat di semua pass, jadi aku tidak perlu menghadiri kelas extra. Setelah selesai kelas, aku langsung berlari ke dalam kamar dan mengganti bajuku dengan baju judogi. Aku kira aku tidak akan pernah memakai seragam ini. Tapi karena Albert aku jadi terpaksa memakai seragam ini. Aku berlari ke arah gym sedikit sebelum jam 6. Untung saja aku tepat waktu. Aku melihat Joe, Nicholas dan Edmond yang menyusul tidak lama kemudian. Aku melihat ke arah Edmond yang ternyata adalah black belt di dalam judo. Dia menatapku dengan tatapan bangga. Albert yang berdiri di depanku juga memakai belt berwarna hitam.

"Oke, Edmond kedepan." Kata Albert memanggil Edmond. Walaupun dia bingung, dia menuruti omongan Albert.

"Kita kesini bukan untuk melatih diri kita untuk judo." Kata Albert. Aku, Joe dan Nicholas bernafas lega sedangkan Edmond terlihat kaget.

"Selain Edmond, kalian bertiga itu hopeless untuk diajari judo." Kata Albert. Dalam hati aku ingin sekali menonjoknya. Kenapa sih dia selalu saja mengejek kita. Aku tahu dia itu perfect, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya saja merendahkan kami kan?

"Alasan kenapa saya suruh kalian untuk memakai seragam judo adalah agar kalian bisa melatih form dasar kalian. Edmond akan menunjukkan posisi dasar judo dan saya akan memperhatikan gaya kalian dan membenarkannya." Kata Albert.

RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang