"Apapun, alasannya, habis ini, balik ke tenda lagi. Disini banyak binatang buas yang keliaran kalo malem. Habis kamu selesai mandi, cepetan balik ke tenda." Kata Albert. Tiba-tiba saja dia berjalan menjauh dan keluar dari kolam. Aku memang tidak bisa melihat badannya dengan jelas karena gelap, tapi aku bisa melihat siluet badannya yang keluar dari danau.
Saat otakku sudah mulai berfungsi, aku langsung menutup badanku dengan kaki dan tanganku. Saat itu juga aku merasa sangat malu. Setelah dipikir-pikir, baru saja aku dan Albert berada di satu kolam dan kami berdua sama-sama telanjang. Rasanya aku ingin mengubur mukaku dalam-dalam. Bagaimana bisa kejadian ini terjadi padaku. Apalagi dengan Albert! Anehnya kenapa Albert bersikap seperti biasa-biasa saja? Apa jangan-jangan dia tidak bisa melihat badanku dengan jelas karena gelap? Kalau memang dia sadar bahwa aku perempuan, pasti dia akan bereaksi lebih dari sekedar menyuruhku untuk kembali ke tenda. Di dalam otakku aku benar-benar mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa Albert tidak melihat apa-apa.
Saat aku kembali ke tenda, Albert terlihat sudah tidur. Aku mencoba untuk tidak membuat suara dan kembali tidur ke dalam sleeping bag ku. Walaupun sudah larut, aku tidak bisa tidur sama sekali karena terus memikirkan masalah tadi. Tidak mungkin Albert mengetahui identitas asliku. Jika dia tahu, dia pasti sudah melaporkan masalah ini, dan aku pasti akan dikeluarkan dari OSP. Aku benar-benar tidak memiliki tempat untuk pergi selain di OSP. Apalagi karena ada orang lain yang juga mengincar nyawaku. Aku mencoba untuk tidur dan tidak memikirkan hal-hal itu lagi.
Keesokan harinya aku menetap di dalam tenda medis karena seharian ini adalah tugas jagaku. Dari tadi pagi aku sudah khawatir apa Albert akan berbicara dengan orang lain masalah kemarin malam, tapi dilihat dari sikapnya hari ini, sepertinya dia tidak memikirkan masalah tadi malam sama sekali. Apa memang hanya aku yang terlalu khawatir masalah ini? Lagipula yang melihatku kemarin kan Albert, setahuku, dia adalah manusia paling tidak sensitif di OSP. Bahkan waktu kami pertama kali bertemu, dia sudah memegang dadaku dan tidak sadar sama sekali bahwa aku perempuan. Lebih baik aku juga tidak terlalu memikirkan masalah kemarin. Lagipula, malam ini adalah malam terakhir kami menginap di gunung.
"Kalian berdua bagian jaga hari ini?" Tiba-tiba saja salah satu anggota tim, masuk ke dalam tenda medis kami dengan nafas yang ternegah-engah.
"Iya. Kita berdua bagian jaga hari ini." Kataku sambil melihat ke arah team jagaku hari ini.
"Salah satu kaki anggota tim combat ada yang patah di deket area pembendungan. Tolong bawa peralatan buat gotong dia balik ke sini." Katanya.
Dengan cepat, kami berdua menyiapkan peralatan untuk mengangkut pasien dan membawa obat pertolongan pertama. Kami berlari menuju ke arah bendungan. Saat sampai, aku bisa melihat banyak sekali orang yang berkumpul dan mengelilingi seseorang. Dengan cepat, aku dan anggota tim-ku mulai mendekat. Aku merobek bagian celana anggota tim tersebut dan melihat bengkak yang cukup parah. Kami tidak akan tahu sampai dia melakukan x-ray, tapi kemungkinan besar memang tulangnya patah. Kami langsung membawa orang tersebut dari daerah bendungan ke tenda medis pusat. Setelah itu, aku langsung menghubungi pusat gawat darurat untuk membawa anggota tim yang cedera itu ke rumah sakit terdekat.
"Gawat-gawat. Bendung yang tadi kita perbaiki, tiba-tiba aja runtuh. Kalo kalian ngga ada urusan urgent, cepet pergi ke arah perbendungan sekarang." Tiba-tiba saja salah satu anggota tim combat lagi-lagi masuk ke dalam tenda medis lagi. Aku melihat ke arah pasien untuk memastikan bahwa dia sudah cukup pulih untuk ditinggal sendiri.
"Kalian pergi aja, nanti kalau petugas penolongnya dateng, biar gue yang jelasin sendiri." Kata pasien tersebut.
Kami berdua langsung segera pergi ke area bendungan tadi. Aku melihat sudah banyak orang yang sibuk membawa bahan-bahan bendungan sementara, beberapa orang lainnya membangun bendungan tersebut. Dengan cepat, aku ikut membantu untuk membawa alat-alat bangunan untuk memperbaiki bagian bendungan yang rusak. Karena air yang mengalir, tanah jadi becek dan licin. Walaupun aku sudah berhati-hati, aku sempat terpeleset beberapa kali. Aku melihat Edmond yang sibuk menahan bagian bendung yang hampir runtuh. Dilihat dari keadaannya, dia sepertinya terlihat sudah hampir tidak kuat menahan bendungannya lagi. Dengan cepat aku menaruh tumpukan sandbag di sekitar Edmond. Aku juga melihat Nicholas dan Joe membantuku untuk menumpuk sandbag di depan Edmond. Untung saja kami menumpuk sandbag tepat pada waktunya sebelum Edmond kehilangan tenaganya. Setelah membantu Edmond, aku kembali mengumpulkan sandbag dan membantu anggota tim lainnya. Konstruksi bendung berjalan selama 4 jam. Tanpa terasa, matahari sudah terbenam. Semua yang terlibat di konstruksi bendungan, terlihat sudah tidak bertenaga lagi. Aku sendiri juga tidak tahu masih memiliki tenaga untuk berjalan atau tidak. Ditambah lagi, saat ini badanku benar-benar penuh dengan lumpur yang membuat bajuku semakin berat. Aku bisa melihat trio kwek-kwek yang bergeletakan di rumput yang ada di samping sungai. Jangan bilang bahwa setelah ini, kita tidak bisa mandi? Aku benar-benar tidak mau tidur dengan keadaan kotor seperti ini. Aku juga tidak mau mandi di danau lagi seperti kemarin. Untung saja kemarin aku hanya bertemu dengan Albert, kalau aku bertemu dengan laki-laki normal lainnya, bisa gawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose
RomanceKarena masa lalunya, El harus menyamar sebagai laki-laki dan bersembunyi di dalam sebuah organisasi rahasia yang sedang dibangun oleh pemerintah. Menyamar sebagai laki-laki sudah bukan hal yang baru bagi El karena selama sepuluh tahun kebelakang ini...