Acara training hampir saja berakhir. Sebagai langkah terakhir sebelum training selesai, kami semua pergi ke sebuah gunung yang terletak sekitar 500 km dari area training. Training terakhir ini bertujuan untuk mengajarkan kami untuk bertahan hidup di area tanpa teknologi seperti ini. Rencananya kami akan mendaki gunung dan berusaha untuk tinggal disana selama 4 hari 3 malam. Sebagai tim medis, rencananya, kami akan mengamati beberapa tumbuhan berbahaya dan hewan berbahaya yang harus diwaspadai. Karena itu, kami semua sudah bangun dari subuh untuk pergi dan menyiapkan diri untuk menanjak gunung. Untuk pertama kalinya, entah kenapa, aku merasa seperti sangat nyaman berada di gunung lagi. Mungkin karena gunung ini penuh dengan pepohonan seperti hutan dimana pondok kakek dan nenek berada. Saat ini aku tidak memiliki alasan untuk kembali lagi kesana. Pondok kakek dan nenek sudah diruntuhkan dan makam mereka sudah dipindahkan ke area pemakaman yang berada di dekat gedung pusat OSP sehingga aku bisa dengan mudah mengunjungi makam mereka.
Setengah team sudah mulai terlihat lelah dan mereka berjalan dengan kecepatan yang jauh lebih lambat. Mungkin karena kebanyakan dari mereka tidak terbiasa untuk menanjak gunung. Aku, trio kwek-kwek, Albert dan beberapa anggota combat lainnya masih bertahan untuk berjalan dengan kecepatan normal. Mungkin karena training extra yang selama ini kita lakukan, aku masih memiliki tenaga untuk menanjak gunung. Semakin kami menanjak, udara semakin dingin. Karena itu, di tengah perjalanan, kami semua berhenti untuk memakai jaket tebal yang kami bawa. Setelah sekitar 4 jam menanjak gunung, kami akhirnya sampai di area dataran rata dimana kami bisa membangun tenda kami. Hal pertama yang kami lakukan setelah sampai adalah membangun tenda untuk tidur. Kami semua membangun tenda besar dimana kami semua akan tidur. Kami hanya membangun satu tenda besar untuk tidur karena kami hanya membawa satu generator dan dua heater. Setelah selesai membangun tenda untuk tidur, aku dan tim medis lainnya membangun tenda khusus untuk emergency dan pertolongan pertama. Divisi lainnya juga membangun tenda untuk kepentingan mereka seperti untuk stok makanan dan lainnya. Semuanya selesai saat jam menunjukkan pukul setengah 6 sore. Setelah makan malam, kami semua kembali ke tenda untuk merapikan barang-barang kami sekaligus mempersiapkan tempat untuk tidur. Aku memilih untuk tidur di pojok tenda. Aku tahu memang tempatku tidur ini paling jauh dari tempat dimana heater ditaruh, tapi aku lebih baik kedinginan daripada harus tidur dikelilingi oleh banyak laki-laki. Aku tahu mereka tidak akan melakukan apa-apa kepadaku karena mereka menyangka bahwa aku adalah seorang laki-laki, tapi untuk berjaga-jaga, aku memilih untuk tidur disini. Saat aku mengeluarkan sleeping bed-ku, tiba-tiba saja Albert menaruh tasnya di sebelahku. Apa dia bermaksud untuk tidur di sebelahku? Aku kira dia akan dengan egoisnya memilih untuk tidur di dekat heater.
"Captain, ada beberapa mountain ranger di depan tenda." Kata seseorang tiba-tiba masuk ke dalam tenda kami dan memberitahu Albert. Albert langsung berhenti menata sleeping bed-nya dan pergi keluar.
Walaupun aku penasaran dengan apa yang mountain ranger lakukan di tempat kami, aku tidak mau terlalu banyak ikut campur dan tetap membereskan barangku. Setelah selesai menata sleeping bag dan tas ranselku, tiba-tiba saja Albert kembali masuk ke dalam tenda. Dia berteriak untuk mengambil perhatian kami semua. Kami semua berkumpul mengelilingi Albert.
"Saya baru mendapatkan berita bahwa ada sekitar lima orang penanjak gunung yang belum kembali dan lokasinya tidak bisa terlacak. Kelompok itu terdiri dari dua orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Perempuan pertama bernama Ananda, memiliki tinggi sekitar 160cm, memakai baju lengan panjang berwarna pink dan rambut panjang sekitar sebahu. Perempuan kedua bernama Juliet, memiliki tinggi sekitar 155cm, memakai baju lengan panjang berwarna kuning dan rambut sepanjang dada. Laki-laki pertama bernama Joshua, memakai baju lengan panjang biru dan memiliki tinggi sekitar 170cm. Laki-laki kedua bernama James, memiliki tinggi sekitar 180cm, memakai hoodie abu-abu dan memakai kaca mata. Laki-laki terakhir bernama Angga, memakai jaket berwarna hitam dan memiliki tinggi sekitar 180cm. Team combat ikut saya dan mountain ranger lainnya untuk mencari kelima orang itu, tim strategi, coba mencari signal dari handphone mereka atau GPS mereka, dan tim medis, bersiap-siap di tenda jika ada keadaan darurat. Sisanya, kembali lakukan aktivitas kalian masing-masing." Kata Albert.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose
RomanceKarena masa lalunya, El harus menyamar sebagai laki-laki dan bersembunyi di dalam sebuah organisasi rahasia yang sedang dibangun oleh pemerintah. Menyamar sebagai laki-laki sudah bukan hal yang baru bagi El karena selama sepuluh tahun kebelakang ini...