COSMIC RAILWAY
Biancadeo
.
.
THREE
.
"sudah, hentikan" Kyungsoo meremas pundak Kai, berharap agar sentuhan itu menghantarkan sedikitnya ketenangan. Tidak ada tangis dalam raut wajah pria itu, tidak ada bulir air mata, tidak ada sirat sedih, hanya ada tatap kosong disana. Mungkin sudah terlalu banyak air mata yang telah ia korbankan untuk hidupnya. Kyungsoo merasa tidak ada yang bisa dilakukan, maka ia hanya diam. Terus menunggu Kai yang menatap kosong ke segala arah.
---
Ada sesuatu yang mengganjal jauh dalam benak hati, bertubi pertanyaan tentang, untuk apa bercerita pada lelaki sombong itu, untuk apa menunjukan sisi lemah pada pria busuk itu, untuk apa membiarkan dia melindungimu dari Seungjo. Seharusnya ia menolak bantuan, seharusnya ia mengurus urusannya sendiri, seharusnya ia membiarkan pria itu membusuk setelah memberinya pukulan mentah. dan masih banyak seharusnya-seharusnya lain yang kini terperangkap dalam otak.
Kai mencoba untuk bangun, menyeret langkah pada cermin yang menggantung disamping ranjang. Pria berkulit kopi itu mengamati bagaimana rupanya yang kacau, lingkar hitam melingkupi kelopak, rambut perak mengacak sembarang, kerutan samar pada pipi juga memar dan bengkak melengkapi pangkal rahang. Segera Kai menuju kamar mandi, ini adalah cara terbaik untuk melepas lelah, membiarkan pikiran hanyut bersama dengan alur air.
Ini sudah pukul 1 siang, beberapa jam telah berlalu semenjak Kai keluar dari mobil Kyungsoo. pria putih itu membiarkannya menumpang sampai apartemen, satu lagi kebodohan Kai adalah membiarkan Kyungsoo mengetahui letak apartemennya. Mereka terdiam dalam lingkup malam, Kai membiarkan telapak pucat Kyungsoo meremas pundaknya, menenangkan dan menghanyutkan dalam cerita tentang deritanya dimasa lalu. Ia membiarkan Kyungsoo mengetahui banyak titik lemahnya dan setelah dipikir itu sudah lebih dari cukup.
Menyandarkan diri pada sofa mewah, ia menatap kembali layar hitam televisi. Sejujurnya, Kai tidak pernah bergumul dengan televisinya, ia terlampau jarang menggunakan alat elektronik itu. Segalanya dalam ruang apartemen Kai berbau uang, bahkan ia memiliki mesin pembuat kopi sendiri. Itu semata-mata hanya untuk menunjukan pada dirinya bahwa ia mampu membeli barang mewah yang dahulu sempat mendekati mustahil untuk dibeli. Semua orang menyalahkan dirinya untuk kesengsaraan, ibu Seungjo pernah mengatakan bahwa tubuh Kai bahkan tidak cukup untuk membeli segenggam beras. Namun kini, segalanya terbeli. Pahat tubuh Kai adalah mesin uang terbaik. Tidak perlu membuang keringat sia-sia, tidak ada penawaran bisnis, tidak ada dokumen penting, tidak ada kurva penjualan dan tidak dipengaruhi oleh apapun termasuk lajur inflasi negara.
Kembali bertemu wajah dengan Seungjo tentu tidak pernah menjadi harapan Kai, ia mendapati kutukan sedang menghampiri atau tuhan yang sedang tidak adil begitu menemukan manik kejam itu memburu padanya tepat seperti kejadian kemarin. Bayang masa lalu dimana Kai menjadi mesin seks bagi setiap orang, tubuhnya bak mainan dengan peluh yang bercampur dengan mani. Pria busuk itu menggunakan berbagai peralatan mengerikan untuk menyiksa, menerkam dan membuatnya mengeluarkan jerit putus asa. Setiap terbit matahari, Seungjo akan memanggil teman-temannya sialannya, meminta mereka untuk duduk diruang tunggu dan membuat Kai terikat diantara pasang mata yang lapar. Kala itu, dihadapan banyak orang ia akan mulai disiksa, dihina dan ditertawakan. Kai mulai takut untuk sekedar membuka kelopak, menyaksikan bagaimana tubuh itu dimainkan dan ditatap oleh banyak orang. Seungjo akan menyediakan cermin besar disana, memaksanya untuk membuka mata begitu tubuhnya telah dipenuhi bekas kecipak ungu, memar pada pinggul, cairan putih yang mengalir dipangkal paha dan lubang merah muda yang terisi penuh. Saat itu Kai akan mulai menangis, mengemis untuk ampunan dan memandang ngeri pada setiap orang yang dibiarkan Seungjo menyentuhnya. Itu lebih dari sekedar mimpi buruk dan Kai selalu merasa lebih buruk dari sampah. Ketika malam mendera, ia selalu mendapati dirinya tenang dibawah cahaya redup bulan. Bersantai ditempat tidurnya yang kecil dan memimpikan banyak cerita fiksi. Mungkin suatu saat ia akan bisa menjaga tubuh untuk dirinya sendiri, untuk orang yang kelak akan ia cintai, bukan untuk dinikmati sembarang orang.
![](https://img.wattpad.com/cover/138376085-288-k326135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
COSMIC RAILWAY (END)
FanfictieRomansa cinta ada diantara fiksi manusia dan fakta tuhan. Ini tentang Kai yang bertemu dengan fakta indahnya di Railway. Ini tentang Kyungsoo yang menemukan cerita fiksinya di Cosmic. Ini tentang dia, satu-satunya pinta pada Tuhan.