FOUR

1.3K 168 25
                                    

COSMIC RAILWAY

Biancadeo

.

.

FOUR

.

Manik Kai mengikuti arah kaki kecil bocah itu, berlari dengan gayanya yang lucu dan langsung berhambur kepelukan Kyungsoo. Kai mendapati dirinya tersenyum melihat adegan ini. Kyungsoo terlihat memejamkan manik begitu si bocah sampai dengan selamat dipelukannya, mengangkat tubuh kecil itu dengan mudah dan menciumi puncak kepala. Mungkin Kyungsoo begitu merindukan bocah itu, mungkin mereka adalah saudara, mungkin mereka adalah sepupu dekat, mungkin mereka adalah—

"Ayah! Aku merindukanmu!"

Ap— apa? Ayah?

---

"kau tidak bertanya padaku?" Kyungsoo adalah orang pertama yang memecah hening.

Kini keduanya sedang berada di halaman rumah, duduk pada bangku tak jauh dari letak rerumputan berasal. Kai sibuk memandangi langit terang, menikmati bagaimana angin membawa setiap helai rambut dan merontokan beberapa dahan. Sementara Kyungsoo memainkan jemari, ia merasa gugup karena hening dan canggung yang menjadi kentara.

"tentang apa? Anak balita manis itu?" kini Kai menunjuk kearah jendela dengan dagu, kemudian mengamati rupa si pria pucat dengan seksama. Kyungsoo mengangguk samar, maniknya mengarah pada tempat yang sama sebelum kemudian ia menghela nafas lelah.

"ku pikir kau mengajakku kemari untuk memberi penjelasan" pria perunggu kembali berucap dengan lamat.

"dia— anakku, Kai" itu begitu lirih, lambat dan penuh penekanan. Kyungsoo tidak menaruh tatapnya pada pria disamping, ia hanya memberi iris kosong pada pemandangan apapun didepannya. Merupakan sebuah keberanian bagi Kyungsoo untuk mengakui perihal kebenaran, namun kepada Kai, entah bagaimana ia merasa perlu melakukannya.

Selang beberapa saat tidak ada yang berbicara, tidak ada yang berusaha untuk memulai, keduanya sibuk bertarung dengan pikiran masing-masing. Sampai pada saat dimana Kai memberanikan diri menoleh, Kyungsoo jelas melihat dari titik buta bahwa pria itu memberi senyum kecil. Itu samar, namun terlihat tulus. Maka Kyungsoo memutuskan untuk ikut menatap, merasakan tatap hangat Kai tanpa merasa diadili. Pria perunggu ini seperti rumah, tempat berteduh dan ruang untuk merebah asa sejenak.

"namanya Haneul, Do Haneul. Dia anak kandungku, darah daging, buah hati dan segalanya untuk ku" ini merupakan kali pertama Kyungsoo merasa seperti seorang ayah, mengakui keberadaan anaknya tanpa rasa takut berlebih. Meski hanya didengarkan oleh sepasang telinga, namun itu cukup untuknya karena orang ini adalah Kai.

Tidak ada respon yang berarti, pria kecoklatan itu hanya diam ditempat. Maniknya fokus lurus kedepan, sulit untuk menjabarkan arti dari diamnya, namun Kyungsoo meyakini Kai tidak akan mengadili. Ini berlangsung beberapa saat sampai pada akhirnya si pria coklat menoleh, menjilat bibirnya yang kering sebelum kemudian berucap

"Haneul, adalah anakmu dan—" terdapat jeda sebelum pria itu hendak menyelesaikan kalimatnya. Seperti sesuatu yang kuat dan menyakitkan enggan untuk keluar, maka saat itu Kyungsoo segera menyela dengan tenang

"Jisoo. Dia— anakku dan Jisoo" Kai kembali diam, namun kali ini maniknya masih menatap Kyungsoo disamping.

"apa yang terjadi pada gadis itu?" pertanyaannya kali ini membuat Kyungsoo mendongak, ia balik menghadapi manik Kai sebelum setelahnya tersenyum lemah.

COSMIC RAILWAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang