NINE

1.3K 135 44
                                    

COSMIC RAILWAY

Biancadeo

.

.

NINE

.

Penyesalan memang datang paling akhir. Seharusnya ia mengambil tangan itu, seharusnya ia kembali mendatangi Jongin, seharusnya ia datang lebih cepat, seharusnya ia membunuh Seungjoo sejak awal, seharusnya Jongin tidak terluka,

Seharusnya..

Seharusnya..

Seharusnya..

---

Rerumputan ini mengingatkan Jongin saat masa kecilnya, sebagian dari ingatan kembali mengasah kenangan lampau, saat diumur yang belia ia dihadapkan pada cerita mengerikan dari orang terdekat. Bagaimana ia bisa bertahan sampai saat ini pun, Jongin tidak pernah tahu. Pria perunggu itu berjalan pelan, menusuri setiap jalan setapak yang sengaja dibuat disekitar rerumputan. Maniknya memandang jauh kedepan, dahulu kala, ilalang adalah tempatnya berbicara, dahan adalah tempatnya berpangku dan rindang pohon adalah tempatnya melontar resah. Kini segalanya berubah, ia bukan lagi Jongin. Bukan lagi pemudah rapuh bernama Kim Jongin. Namanya adalah Kai, seorang biseksual dengan tubuh bak berhala. Dikagumi dan dipuja banyak umat. Tidak ada cacat dalam diri Kai, segalanya sempurna. Ia diibaratkan sebagai nikotin, alkohol dan bom atom. Segalanya bisa berubah indah dan menjadi runtuh sekaligus setiap berhasil menyentuh tubuh itu, karena ia adalah candu, menolak untuk melambat, sekarat ketika berhenti.

Pemuda itu terduduk diantara semak belukar, menikmati angin yang marak berhembus. Ia tidak pernah merindukan masa itu sejujurnya, seakan dunia tidak memihak padanya. Kini segalanya telah menjadi baik, tidak ada yang menghina pahat wajah serta tubuh apik seorang Kai. Ia hidup tanpa kekurangan suatu apapun.

Baru saja ia hendak berbaring diatas tanah lembab, suara derak kaki mengalihkan perhatian, Kai kembali menegakkan tubuh, memindai sekitar hanya untuk terpaku pada sosok diujung sana. Seorang itu berlari pelan kearahnya, rambut merah berkibar dengan setelan hitam yang membalut tubuh.

Ah orang ini adalah satu-satunya kelemahanku, Do Kyungsoo.

Kai mendapati dirinya melambai, menunjukan senyum terbaik untuk menyambut Kyungsoo. Pria ini adalah keseluruhan dunia, nafas, pusat kehidupan dan tempat berpijak. Do Kyungsoo adalah satu-satunya titik terlemah Kim Jongin, satu-satunya tahta milik Kai, karunia tuhan yang paling berharga.

Kai hendak menegakan lutut, berniat untuk menghamburkan diri kedalam peluk pria itu, namun urung begitu maniknya menangkap sosok lain dibelakang tubuh Kyungsoo. Sosok itu paruh baya, dengan pisau tajam ditangan sebelah kanan, berlari secepat kilat sampai berada dijarak terdekat dari Kyungsoo. Kai berubah panik, ia berteriak dengan putus asa mencoba memperingati Kyungsoo, namun pria pucat itu tidak juga mendengarkan. Kai mencoba menyipitkan manik, ia merasa mengenal sosok itu. Seorang pria dengan manik biru yang sama dengan milik Kyungsoo, menggunakan setelah jas mahal, kulit pucat serta seringaian licik dari dua sudut bibir.

Dia adalah ayah Kyungsoo.

Kai dengan panik mulai berteriak lebih keras, ia tidak mengerti sebab mengapa kakinya terasa kaku, kerongkongannya kering dan telinganya mendadak tuli. Ia tidak mampu mendengar suaranya sendiri sampai saat pandangan itu kabur, Kai melihat dengan pilu bagaimana pisau itu menusuk tepat didada Kyungsoo, mengalirkan banyak darah diantara rerumputan hijau. Kai meronta, menangis sampai ikut terjatuh ditanah. Kepalanya berdenyut menyakitkan begitu melihat tubuh lemah Kyungsoo tergeletak tak berdaya.

COSMIC RAILWAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang