COSMIC RAILWAY
Biancadeo
.
.
SIX
.
Apa yang didengar Kai setelahnya adalah langkah Kyungsoo yang semakin jauh, sebelum kemudian ia merasa seluruh dunianya hancur menjadi keping kecil. Dia bukan apa-apa untuk Kyungsoo, bukan siapa-siapa. Tidak ada yang berarti, tidak ada yang patut untuk dipertahankan. Mungkin Kyungsoo menyatakan cintanya untuk siapapun, mungkin Kyungsoo berkorban untuk apapun, mungkin Kyungsoo hanya bersandiwara dengan perubahan mimiknya yang hebat, mungkin esok hari Kyungsoo akan mengumbar pernyataan cinta untuk orang lain, mungkin tidak ada lagi harapan, mungkin Kyungsoo hanya semacam angan, semacam mimpi, tidak bisa tercapai dan tidak mungkin untuk dijangkau.
---
Kai tidak akan membiarkan dirinya kembali disakiti. Tidak untuk Kyungsoo, tidak untuk Seungjo, tidak juga untuk Jongdae. Sudah cukup baginya hidup dalam kepalsuan selama ini. Sudah cukup ia bermain dengan alur kelam yang dibuat tuhan. Kai hanya akan hidup untuk diri sendiri, mencari kekayaan saat malam dan bersembunyi dari dunia saat bias terik mendominasi.
Sudah dua hari berlalu semenjak Kyungsoo angkat kaki dari kamar rawat inap milik Kai, dua hari sejak ayah Kyungsoo yang kejam datang dengan ancaman, dua hari sejak kali pertama Kai melihat Kyungsoo kehilangan wibawanya, dua hari sejak Kyungsoo menyatakan bahwa Kai tidak ada artinya. Semenjak itu pula Kai menolak kunjungan dari siapapun, pria itu menikmati waktunya berdiam diri dalam sepi.
---
Ini adalah hari yang indah untuk sekedar mencari hiburan, menghirup hawa pantai, merasakan desir pegunungan atau berkemah dipinggiran arus danau. Semuanya dipenuhi dengan unsur bahagia, setiap sudut dengan gemerlap tawa dan jalanan yang dipenuhi bising suara anak-anak. Kyungsoo selalu menyukai saat seperti ini, melihat dari balik kaca jendela, menikmati bagaimana matahari memberi penerangan bagi pejalan kaki, memberi hangat bagi para tua bersandar, memberi kesempatan bagi mereka yang berkegiatan. Saat ini ia sedang berada disebuah café tak jauh dari letak gedung Cosmic, menunggu dengan hambar pertemuan yang dirancang Youngha. Kyungsoo akan menemui calon tunangannya, ia tidak mengenal gadis ini namun Kyungsoo juga tidak memperdulikannya. Tidak ada cara lain selain ikut dalam alur sang ayah jika tidak ingin ada korban.
Satu-satunya yang ada pada otak Kyungsoo saat ini adalah Kai. Saat masih menjadi pasien, tak jarang Kyungsoo nekat keluar kamar hanya untuk berdiri dengan bodoh didepan kamar milik Kai, bahkan saat Kyungsoo sudah diijinkan untuk dipulangkan duluan, ia masih sempat memandangi pintu itu tanpa letih. Tidak ada maksud dari Kyungsoo untuk melukai hati pria itu, namun apa bolah buat. Tidak ada lagi pilihan yang tersedia jika sudah berhubungan dengan Youngha.
Lamunan Kyungsoo pecah saat tiba-tiba seorang gadis duduk disebrang meja dengan senyum bodoh menghiasi wajah, maniknya yang lebar menatap Kyungsoo dengan sirat ingin tahu.
"apa-apan kau—" Kyungsoo baru saja akan mengecam protes karena merasa tempatnya disalahgunakan, namun urung begitu si gadis memberi interupsi.
"kau pasti Kyungsoo! Aigooo, how cute you are!" gadis itu berseru dengan girang, mencubit pipinya sendiri dengan gemas seakan Kyungsoo adalah tokoh kartun paling lucu.
Kyungsoo mendengus saat seseorang berseru tentang wajahnya yang imut atau hal menjijikan lainnya. Sudah cukup Yerin yang memperlalukannya seperti bocah lima tahun, Kyungsoo bahkan sudah memiliki seorang anak balita, demi tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
COSMIC RAILWAY (END)
FanfictionRomansa cinta ada diantara fiksi manusia dan fakta tuhan. Ini tentang Kai yang bertemu dengan fakta indahnya di Railway. Ini tentang Kyungsoo yang menemukan cerita fiksinya di Cosmic. Ini tentang dia, satu-satunya pinta pada Tuhan.