Awal Cerita

297 140 148
                                    

         
Senda gurau terdengar dari arah sebuah kamar milik gadis kecil, terlihat sepasang anak kecil yang sedang bersenda gurau memainkan karet gelang. Kedua anak itu bernama Syafia Ayrin yang kerap di panggil Ayrin atau Ririn tapi anak cowok yang sedang bermain dengannya ini memanggilnya Fia.

        
Anak cowok itu bernama Alexander Mahendra anak ini adalah teman Ayrin dia memiliki wajah yang tampan dan kulit yang putih dengan mata kecoklatan yang tajam, dan Syafia Ayrin adalah gadis kecil yang cantik dan imut siapa saja yang melihatnya pasti selalu ingin mencubitnya karena pipinya yang caby  Ayrin memiliki mata hitam yang meneduhkan berbeda dengan Alex.
       
"Fia coba kamu tebak deh ini bentuknya apa? " dengan senyum simpulnya yang polos ia bertanya kepada Ayrin temannya.
       
"Emmm....." Ayrin bergumam sejenak memikirkan bentuk apa yang dibuat Alex dari karet gelangnya.
       
"Pasti kamu gak bisa jawabkan....? " tebak Alex dengan nada meledek, karena Ayrin terlalu lama memikirkan bentuk yang di buatnya dari karet gelang.

"Enggak aku bisa kok..." seru Ayrin tak mau kalah.
        
"Ayo cepat dong Fi lambat amat sih kamu... masak jawab ini aja gak bisa." ejek Alex
        
"Tunggu sebentar aku pikir dulu..... Oh ya, ini bentuk menara epelkan" dengan gembira ia menjawabnya.
       
"Benar....... ".

"Yeeeee... " ia menepukan kedua tangannya karna dia berhasil menjawabnya.
     
"Baik lah sekarang giliran ku dan kamu pasti tidak bisa menjawabnya" ucap Ayrin dengan wajah mengejek.
        
Mereka berdua bermain dengan asiknya tanpa menghiraukan orang yang ada di sekitar mereka.
          
Terkadang Alex juga suka bermain dengan kakak laki-laki Ayrin yaitu Randy, Randy adalah kakak laki-laki Ayrin satu-satunya dan sekarang ia duduk di bangku kelas 6 SD dan ia juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Jane yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SD.    
          
Walaupun berbeda umur Alex dan Randy mereka sering bermain gitar dan bernyanyi bersama saat mereka sudah bertemu seakan gadis yang selalu ada di situ untuk ikut melihatkan mereka seakan tidak ada disitu seperti makhluk gaib yang tidak terlihat siapa pun gadis kecil itu adalah Ayrin yang hanya bisa melihat keseruan dari sahabatnya dan kakak laki-lakinya itu.

☆☆☆

"Kak Jane temanin Ririn jajan yuuuk" pinta Ayrin kepada Jane dengan paksa.
        
"Nanti saja Rin kakak lagi kerjain PR ini" tolak Jane karena ia sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya.       

" Gak mau nanti, Ririn maunya sekarang aja" paksanya lagi.

"Ih bentar lagi Ririn kamu gak liat apa kakak lagi kerjain PR, kalau kamu gangguan kakak lagi kakak aduin mama ni" Ancamnya.

"Iya deh ririn tunggu, awas lama ya" kata Ayrin cemberut.

"Lagian kenapa gak sama Alex aja sih? " gumam Jane pelan.
         
Setelah cukup lama menunggu akhirnya Jane selesai juga mengerjakan tugasnya, dan ia menemani adiknya yang sedari tadi memaksanya untuk menemaninya.    
     
Saat di perjalanan pulang ia melihat Alex yang seperti sedang menunggu seseorang. Entah kenapa Alex berdiri di tengah jalan seperti itu? Mungkin dia sedang menunggu Ayrin, untung saja jalan di rumah Ayrin sangat jarang di lewati kendaraan, kalau tidak mungkin Alex sudah tidak ada di dunia ini.
      
Benar saja ketika ia melihat Ayrin yang sudah mendekatinya ia langsung merentangkan tangannya untuk mencegat agar Ayrin tidak dapat menghindarinya.

Kenapa ni bocah di tengah jalan seperti itu, ah bodo amat aku tinggalkan aja ni Ayrin di sini sama Alex batin Jane.
        
Jane  meninggalkan mereka berdua dan Ayrin tertinggal sendiri, lalu ia mencoba berlari juga agar tidak tertangkap oleh Alex tetapi tidak berhasil karena Alex sudah menangkapnya dengan posisi berpelukan dan Alex langsung saja mencium dahi Ayrin tiba-tiba, tentu saja gadis kecil itu kaget, karena Alex sembarangan nyorong kecupan kedahinya, itu karena Alex  menyukai Ayrin tetapi ia hanya menganggap Alex sebagai teman karna saat itu mereka masih bocah ingusan yang tidak tau makna apa itu cinta, haduh si Alex memang dasar Kids jaman now masih bau kencur sudah suka-sukaan.
          
Setelah kejadian itu mereka bertingkah seperti tidak pernah terjadi apa apa, karena mereka masih anak-anak yang mereka tau hanya bermain bersama teman-teman saja. Mereka  berdua adalah teman yang sangat akrab sangking akrab mereka sangat sulit untuk di pisahkan satu sama lain.
 

----------------------

Haha... Lagi coba2 buat cerita. Ini cerita hasil inspirasiku sendiri. Semoga ada yang baca ya

Endless Waiting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang