Pesawat yang ditumpangi Alex sudah mendarat turun ke bandara. Saat ini yang dirasakan Alex adalah kebahagiaan karena ia akan memberikan kejutan atas kedatangannya kepada Ayrin.Saat ini Alex sedang menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Merasa terlalu lama menunggu Alex memilih menaiki taxi saja, mungkin semua orang lagi sibuk makanya tidak ada yang bisa menjemputnya dibandara.
Sesampainya Alex dirumah pamannya yaitu om Bayu, dilihatnya ternyata semua orang sedang sibuk dengan tugas masing-masing makanya tidak ada yang sempat untuk menjemputnya di bandara bahkan mereka tidak menyadari kehadiran Alex disana.
Paman Alex yaitu om Bayu sedang menuruni tangga ia melihat ada Alex dibawah yang sedang melihat-lihat persiapan pernikahan om Deni-Nya.
"Alex!! Sejak kapan kamu datang nak?." tanya om bayu, sambil berjalan menuruni tangga.
"Eh om Bayu!! Baru aja nyampe kok om."
"Kenapa tidak menghubungi om kalau kamu sudah sampai?. " tanya om Bayu lagi.
"Tadi Alex udah nungguin lama dan nelpon om beberapa kali tapi tidak aktif, ya terpaksa Alex mesan taxi." ucap Alex.
"Benarkah? Mungkin Hp om sedang mati."
"Iya, gak papa kok om. Lagian om dan yang lain juga pasti pada sibuk." ucap Alex, memahami keadaan orang-orang yang sedang sibuk mempersiapkan acara.
"Baiklah kamu istirahat aja dulu dikamar, om masih ada urusan." ucap om Bayu sebelum pergi.
Alex membuka pintu kamarnya perlahan, diperhatikannya seluruh sisi kamarnya itu tidak ada yang berubah masih sama seperti terakhir kali ia meninggalkannya. Tempat itu adalah tempat dimana ia dan Ayrin bermain menghabiskan waktu berdua.
Setiap kenangan, baik itu suka maupun duka akan terasa begitu Indah apalagi kenangan itu bersama orang yang begitu di sayangi.
"Kak Alex. " teriak seorang anak kecil dari luar pintu kamar Alex. Anak kecil itu berlari ke pelukan Alex.
"Beni, kamu udah besar ya sekarang." ucap Alex, mengelus kepala Beni. Beni adalah anak om Bayu dan tante Rina.
"Iya dong, kalau udah becal nanti Beni mau jadi seperti kak Alex. " ucap Beni dengan penuh bangga.
"Kenapa mau jadi seperti kakak? " tanya Alex.
"Karena Beni mau jago main basket seperti kak Alex. "
"Kalau gitu kamu harus sering berlatih biar cepat jago mainnya dan bisa ngalahin kakak, oke. " kata Alex sambil mengelus kepala Beni.
Beni tersenyum mendengar ucapan Alex, karena Alex merupakan idolanya.
"Ya udah kalau gitu, kak Alex mau bantu yang lain dulu ya, nanti baru kita main bareng lagi, oke. "
Beni mengangguk mengerti dengan ucapan Alex, lalu ia pergi meninggalkan kamar Alex.
Setelah Beni meninggalkan kamarnya, Alex melanjutkan untuk membereskan barang-barangnya, lalu Alex pergi untuk membantu yang lainnya mempersiapkan acara. Dan karena sibuk Alex tidak ada waktu untuk pergi menemui Ayrin, bahkan Ayrin tidak tau kalau Alex berada di Semarang.
☆☆☆
"Ayrin." panggil Jane sedikit berteriak."Apa sih kak Jane, teriak-teriak " oceh Ayrin, karena mendengar Jane meneriakan namanya dari tadi, padahal ia sedang asik membaca novel.
"Sepatu favorit kakak ke mana kok gak ada disini. " ucap Jane sambil menunjuk rak sepatu miliknya.
"Ada kok di bawah kemarin Ririn pake. " ucap Ayrin dengan santai dan tanpa sadar. Ketika menyadari apa yang dikatakannya, Ayrin berlari ke bawah untuk menghindari omelan Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Waiting
Roman pour AdolescentsApakah setiap penantian akan memiliki ujung? Tapi untuk setiap kerinduan pasti ada waktunya untuk berjumpa. Dan untuk setiap cinta akan ada hati yang tulus untuk membalasnya. Begitu juga yang dirasakan oleh Syafia Ayrin, kenangan massa kec...