Kriiiing...
Suara alarm membangunkan gadis yang sedang tidur dan bermalas-malasan dikasur empuknya, walaupun suara alarm berbunyi berkali-kali tapi Ayrin tetap tidak beranjak dari tempat tidur miliknya. Rasa malas menyelimuti dirinya, mungkin karena hari ini adalah hari minggu jadi ini adalah hari bermalas-malasan.
Ibunya masuk pun Ayrin tidak menyadarinya, Maria hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat anak gadisnya belum bangun padahal sudah siang.
"Ririn sayang ayo bangun nak" membangunkan Ayrin.
"Lima menit lagi ma, Ririn masih ngantuk" tawarnya.
"Ini kan sudah siang rin, kamu tu anak gadis seharusnya bangun pagi Bantu mama bukannya malas-malasan sayang kamu sama Jane sama aja paling susah disuruh bangun. " Maria hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
"Iya ma bentar lagi"
"Ya udah nnti kamu abis mandi langsung turun sarapan"
"Hmm" jawabnya malas.
Sebelum pergi keluar kamar Ayrin, Maria mengacak-acak rambut Ayrin karena gemes.
"Ihh mama apaan sih" Gerutu Ayrin, Maria ibunya hanya bisa tertawa saja.
Ketika sarapan semua orang sudah ada di sana sedang kan Ayrin baru saja turun dari kamarnya dengan wajah masamnya itu. Dan Ayrin langsung duduk di kursinya mengambil sepotong roti dan melahapnya.
"Ya ampun Ririn kamu gak mandi dulu? " Ucap Maria.
"Nanti aja ma Ririn laper jadi pengen makan dulu" ucapnya sambil memakan rotinya.
"Dasar lo molor mulu tiap minggu" sindir Jane.
"Kak Jane juga molor, malah ngatain Ririn. "
"Tapi lo lebih parah Rin"
"Bodo amet, kak Jane jangan sok ngatur-ngatur Ririn " omelnya.
"Heh-heh kalian berdua jangen berantem di saat sarapan dong kan suasananya jadi gak enak, sudah cepet makannya jangan berantem terus" Omel Maria karena malihat kedua anak gadisnya bertengakar di meja makan.
"Kak Jane duluan tu ma"
"Liat aja nanti kalau gue udah kuliah di Singapore lo bakal kangen ama gue"
"Gak bakalan" Ucap Ayrin.
☆☆☆
Ayrin duduk di taman sendirian menikmati hembusan angin yang menghembus, tak lama langit mendung tanda akan turun hujan dan di ikuti suara guntur yang menggelegar .Ayrin langsung masuk kerumah karena bulir-bulir hujan telah turun membasahi permukaan bumi. Ayrin duduk di jendela kamarnya menikmati pemandangan saat hujan .
Hujan selalu membawa kembali kenangan bersamamu dulu, entah sampai kapan harus ku kenang sendiri semua ini, Batinnya dalam hati.
Hujan membuatnya teringat saat dia dan Alex menikmati dan bermain dengan hujan bersama-sama dan kini hanya menjadi kenangan yang tertinggal.
Where are you lex? Batinnya lagi.
Ayrin mengambil buku agenda di meja belajarnya dan menulis bait-bait puisi. Ayrin baru - baru saja suka menulis puisi semenjak mendengar puisi dari Panji Ramadan .Saat menulis puisi Ayrin menetes kan air mata dan membuat buku agendanya menjadi basah karena terkena air matanya.
Tok... Tok
Suara pintu kamar Ayrin, dengan cepat Ayrin menghapus air matanya dan menutup buku agendanya."Iya tunggu bentar" berdiri dan langsung berjalan membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Waiting
Novela JuvenilApakah setiap penantian akan memiliki ujung? Tapi untuk setiap kerinduan pasti ada waktunya untuk berjumpa. Dan untuk setiap cinta akan ada hati yang tulus untuk membalasnya. Begitu juga yang dirasakan oleh Syafia Ayrin, kenangan massa kec...