A new period

120 96 64
                                    


"Woy bagun lo di cariin Angga tuh." teriak seorang permpuan membangun kan Ayrin yang sedang tidur di kelas, perempuan yang berteriak itu bernama Gea dia adalah sahabat Ayrin.

Sekarang Ayrin sudah berada di kelas 3 SMP dan sebentar lagi mereka akan Lulus dan akan segera masuk SMA dan juga dia akan berpisah dengan sahabatnya yg bernama Gea itu, karena Gea harus ikut orang tuanya.

"Rin bangun Kali Rin itu ada Angga." berusaha membangunkan sahabatnya yang sulit sekali di bangun kan.

"Apaan sih Ge, lo bilang aja klo gue lagi sibuk atau apalah, gue malas tau menemui dia."

"Sampai kapan sih lo harus bersikap cuek ke setiap cowok Rin, lo masih mengharapkan Alex yang gak pasti itu, Rin... Rin." Gea hanya bisa menggelengkan kepalanya karena sikap Ayrin ini.

Menurut Ayrin tidak ada yang bisa menggantikan posisi Alex di hatinya walaupun ia tidak pernah mendapatkan kabar dari Alex secara langsung tapi dia tetap akan menunggu Alex. Dan hatinya sudah di kuncinya rapat-rapat dan yang bisa membukanya hanyalah Alex saja.

Karena semua keputusannya itu membuatnya banyak menolak pria yang mencoba mendekatinya, dan semuanya gagal membuka gembok pintu hatinya itu.

"Rin, Lo tu ya ada yang pasti malah nunggu yang gak pasti, lo juga sulit banget bergaul, gue jadi khawatir gi mana klo gue gak ada nanti pasti lo akan kesepian ya kan Rin." godanya.

"Kalo gitu lo sekolah dekat gue aja gak usah ikut bonyok lo."

"Gak bisa Rin.. "

"Kalau gitu jangan peduliin gue lagi." ketusnya.

"Semoga saja ada orang yang bisa meluluhkan lo Rin."

Mendengar apa yang barusan sahabatnya itu katakan, Ayrin jadi kesal dan ia menjitak kepala sahabatnya itu karena kesal.

"Jahat banget sih lo Rin sama gue, tega lo Rin." rengeknya sambil mengusap kepalanya.

"Itu kan salah lo... sana gih kasian tu angga nungguin lo."

"Lah yang di cari kan lo kenapa gue yang di suruh sih."

"Lo kan temen gue jadi bantu gue ya, tolong bilangin sama dia klo gue sibuk dan bilang ke dia jangan pernah berharap sama gue lagi." Ayrin memohon sambil mengeluarkan puppy eyes.

Gea gak tau harus berbuat apa lagi agar sahabatnya itu mau membuka hatinya untuk pria lain dan dia juga penasaran seperti apa sebenarnya Alex itu sehingga membuat sahabatnya begitu tergila-gila, padahal Angga adalah cowok baik dan juga tampan menurutnya tapi pendapat Ayrin sangat berbeda menurut Ayrin, Angga itu tampangnya standar.

" Ga... Ayrinnya lagi sibuk gak bisa di ganggu, dan sebaiknya lo gak usah ngejar-nejar dia lagi karena itu hanya membuang waktu lo aja" sarannya agar Angga tidak berharap kepada Ayrin lagi.

"Hmm baiklah... Gue titip salam aja sama Ayrin ya Ge" Angga langsung meninggalkan kelas Ayrin.

Di sisi lain Gea binging dengan sikap Angga hari ini tidak seperti biasanya, karena biasanya Angga gak kapok - kapoknya juga di tolak sama Ayrin, mungkin dia sudah lelah untuk menghancurkan tembok yang di buat Ayrin selama ini.

☆☆☆


Setelah itu Angga tidak pernah mendekati Ayrin lagi dan itu membuat Ayrin menjadi lega karena dia tidak di ganggu lagi oleh cecunguk yang menurutnya sangat mengganggu ketenangannya.

Ujian Nasional juga tinggal tiga minggu lagi, dan ia harus menyiapkan diri untuk bertempur agar Lulus dengan nilai yang baik agar dapat lulus di SMA yang ia inginkan. Dan ia juga harus berpisah dengan sahabatnya lagi entah kenapa takdir selalu menjauhkan ia dari sahabatnya pertama Alex Sekarang Gea.

"Rin" panggil seseorang namun panggilan itu tidak di gubris oleh Ayrin. "AYRIN" dan kini volume naik dua oktaf, membuat Ayrin terbuyar dari lamunannya.

"Ya ampun Ge, gak usah teriak juga Kali, suara toa lo itu memekakan telinga tauk" omelnya.

"Siapa suruh lo melamun" mengacak rambut Ayrin karena tingkah dan ekspresi Ayrin yang menurutnya lucu.

"Kenapa lo manggil-manggil gue tadi? " tanyanya.

"Sore ini temanin gue shopping ya, gue mau belanja buat berangkat nanti jadi lo harus temanin gue, gak pake nolak kalo lo gak mau nanin gue shopping gue bakalan mogok ngomong sama lo selama seminggu" ancamnya.

"Ihh malah ngancem "

"Pokoknya lo harus temenin gue"

"Iyaiya gue temenin, dasar lo maak lampir yang hobi ngancem" Ayrin akhirnya menyerah karena Gea yang suka ngancem, ancaman Gea tidak bisa di anggap main-main ia pernah mengancam untuk tidak menegur Ayrin selama seminggu karena Ayrin membocorkan bahwa dia suka dengan kakak kelas mereka waktu kelas dua.

Semenjak itu Ayrin tidak pernah menganggap ancaman Gea itu main-main.

"Gitu dong baru temen gue" mencubit pipi Ayrin yang tirus lalu mengacak rambut Ayrin. Ia senang sekali menjahili sahabatnya itu."Nanti sore gue ke rumah lo oke... Bay "

"Terserah lo aja Ge ".

☆☆☆


Malam ini Ayrin memilih tidur lebih awal karena ia lelah sehabis menemani Gea berbelanja seharian, Gea berbelanja seperti orang yang habis memborong satu toko. Di dalam satu toko saja menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memilih-milih.

Mungkin tidur adalah cara yang ampuh untuk orang yang sedang lelah setelah menemani sahabatnya seharian dalam cuaca yang cukup panas.

Tok... Tok... Ada yang mengetuk kamar Ayrin.

"Siapa... ?" Tanyanya sambil membuka mata yang baru saja di pejamkannya. Terdengar suara pintu kamar menandakan ada yang membuka, ternyata itu mama Ayrin.

"Rin ayo turun kita makan dulu sayang" mendekati tempat tidur di mana Ayrin sedang berbaring.

"Rinrin udah makan sama Gea tadi ma, jadi Ririn pengen langsung tidur aja ma"

"Ya udah kalo gitu kamu tidur aja sebelum tidur kamu mandi dulu biar segar" ucapnya sambil mengelus rambut Ayrin dan mengecum keningnya. Walaupun Ayrin sudah besar tapi ia masih di manja karena ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.

"Iya ma."

_____________________________

Hay guys yang setia membaca Endless waiting maaf ya baru bisa update Sekarang soalnya aku sibuk dengan semua kegiatan dan tugas sekolah jadi gak sempat update sekali lagi maaf.

Semoga kalian suka dengan ceritanya jangan lupa vote dan comen ya guys :)

Endless Waiting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang