Sahabat yang baik memang sulit ditemukan, lebih sulit untuk bisa ditinggalkan, dan tidak mungkin untuk dilupakan
"Ayrin cepetan hoy, lama amat sih lo. Kita udah telat ni. " teriak Gea, yang sedari menungu Ayrin bersiap-siap.
"Iyaiya ini gue turun, sabar napa. " kata Ayrin, sambil turun tangga.
Ayrin, menghampiri Gea yang sedang duduk di ruang tamu menunggu dirinya selesai bersiap-siap.
"Ge, gimana penampilan gue udah oke belum? " tanya Ayrin sambil tersenyum.
Ayrin memakai dress di atas lutut berwarna putih dan ada bordiran berwarna hitam di bagian dada, dan dipadukan dengan tas selempang. Rambutnya dibuatnya tersanggul rapi agar terlihat anggun dan berkelas.
Anggap aja yang di gambar itu Ayrin.
Gea mengangguk-angguk kan kepalanya " Bagus kok, yuk buruan udah telat ni kita. " kata Gea beranjak dari tempat duduk.
"Masak respon lo gitu doang sih, nyebelin lo Ge. " gerutu Ayrin melihat respon Gea yang biasa aja.
"Nanti juga di tempat acaranya, lo banyak dapat pujian. Tadinya sih gue mau muji lo, tapi pas gue inget lo buat gue nunggu lama, ya gak jadi deh. " jelas Gea dengan santainya.
"Dasar lo Ge. "
Saat diperjalanan mereka berdua kejebak macet yang panjang, padahal saat ini acara sudah dimulai karena sekarang sudah menunjukan pukul 09.00 .
"Yah macetnya panjang amet, kalo di tunggu bisa-bisa selesai acara baru bisa sampe. " gumam Gea.
"Ya udah kita turun aja Ge, mana tau ada jumpa pangkalan ojek. " ucap Ayrin di sambut anggukan Gea.
Mereka pun turun dari mobil dan mencari pangkalan ojek. Tak lama mereka menemukan pangkalan ojek. Tapi, masalahnya cuma ada satu tukang ojek yang sedang ada di pangkalan. Sedangkan mereka berdua, kalau bonceng tiga bisa-bisa mereka malah di tilang polisi.
"Gi mana ni Rin? Ojeknya cuma ada satu doang. " tanya Gea.
"Lo aja deh yang duluan, Ge. " kata Ayrin mengalah.
"Terus lo gimana.? " tanya Gea.
"Gue nunggu ojek yang lain aja. " kata Ayrin tersenyum kepada sahabatnya itu agar tidak menghawatirkannya.
"Yakin lo Rin? " tanyanya lagi.
"Iya, buruan nanti kedulu orang lain. "
Gea pun menuruti Ayrin, padahal ia tidak mau meninggalkan Ayrin sendirian. Jika Ayrin memintanya untuk menunggu tukang ojek yang lain datang ia akan menurutinya tapi sahabatnya itu menyuruhnya duluan pergi jadi ia menurutinya.
"Ayrin Gue nunggu lo di depan pintu masuk ya. " teriak Gea kepada Ayrin.
Ayrin memandangi motor yang ditumpangi Gea sampai menghilang dari pandangannya. Lalu ia duduk melihat-lihat kalau ada ojek yang datang tapi hasilnya nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Waiting
Teen FictionApakah setiap penantian akan memiliki ujung? Tapi untuk setiap kerinduan pasti ada waktunya untuk berjumpa. Dan untuk setiap cinta akan ada hati yang tulus untuk membalasnya. Begitu juga yang dirasakan oleh Syafia Ayrin, kenangan massa kec...