No one like you

141 110 116
                                    


Enam tahun telah berlalu dan sekarang Ayrin sudah menduduki bangku kelas 5 SD telah banyak kenangan masa kecil yang tertinggal dan kini hanya tinggal cerita saja, Ayrin selalu saja teringat dengan Alex walaupun sudah lama sekali ia tidak berjumpa dengan sahabatnya itu, ia selalu berharap kalau Alex akan datang. Namanya saja anak jaman sekarang tau soal namanya cinta.

Ayrin sekarang menyadari bahwa sekarang ia menyukai Alex dan ia selalu memikirkan laki-laki itu entah bagaimana kabarnya Ayrin tidak pernah mengetahuinya, sangat sulit baginya untuk melupakan Alex dan seakan-akan ia juga mendengar bahwa angin yang berhembus juga menyebutkan nama Alex.

Ayrin juga merupakan ciri anak yang sulit mencari teman karena ia pendiam dan susuh bergaul, di sekolah ia tidak memiliki seorang teman dekat untuk berbagi cerita, dia hanya memiliki teman sekelas saja, tidak ada namanya teman dekat atau sahabat, karena sahabat yang Ayrin miliki hanyalah Alex.

Saat berada di rumah pun Ayrin hanya diam dirumah saja. Ayrin tidak seperti Jane yang mudah untuk bergaul, terkadang Ayrin ikut bermain bersama Jane, jika kakaknya itu mengajaknya, tetapi ia lebih sering berada didalam rumah.

"Rin lo mau ikut gak? " Tanya Jane, menghampiri Ayrin yang sedang duduk di ruang tamu.

"Kemana..?"

"Kewarnet .. Mau ikut gak? "

"Gak ah kak, nanti Ririn di cuekin lagi kaya kemarin" keluh Ayrin karena sering di cuekin Jane, karena jika Jane Sudan bertemu teman-temannya, sedangkan Ayrin hanya duduk diam disana melihat keseruan kakaknya bermain bersama teman-tamannya. Itulah resiko orang yang tidak memiliki teman dan susah bergaul seperti Ayrin.

"Kak Jane pergi aja Ririn gak ikut males. "

"Ya udah" jawab Jane, seraya meninggalkan Ayrin di ruang tamu.

                               ☆☆☆
            
Hari demi hari, Bulan demi bulan pun berlalu dan saat menyambut bulan suci ramadhan dan dua hari sebelum ramadhan terlihat mobil yang terparkir di depan rumah pamannya Alex membuat Ayrin bertanya-tanya dalam hati.

"Apakah ini mobil milik keluarga Alex? Apakah Alex telah kembali?" pertanyaan itu muncul di hatinya dan di lihatnya lagi ia melihat Helda ibunya Alex keluar rumah betapa gembiranya hati Ayrin, karena Alex telah datang  tapi ia selalu berharap bahwa Alex yang menemuinya lebih dulu, tapi kenyataannya Alex tidak pernah datang menemuinya.

Saat lebaran tiba dan Ayrin hanya mengikuti kakaknya pergi jalan-jalan ke rumah teman kakaknya karena Ayrin tidak pernah memiliki teman di tempat ia tinggal sehabis jalan-jalan bersama teman-teman kakaknya mereka nongkrong di depan lorong rumah Ayrin dan lorong itu berhadapan dengan rumah milik pamannya Alex.

Ayrin selalu saja menatap ke arah pintu rumah Alex berharap Alex akan keluar. Setelah lama menanti akhirnya Alex keluar juga dari rumahnya, ia menatap ke arah di mana Ayrin dan teman-teman jane, Alex hanya berdiri di depan pintu rumahnya dan makin lama Alex makin mendekat tapi ia tidak mendekati Ayrin, Alex ingin sekali menemui Ayrin tapi ia tidak berani karna ia merasa bersalah tidak menemui Ayrin dulu sebelum pergi.

                                 ☆☆☆

Malam berganti siang, siang pun berganti menjadi malam. Malam itu Ayrin pergi berbelanja dan ia melihat Alex di teras rumahnya Ayrin juga melihat Fera teman Jane yang sedang berusaha mendekati Alex.

 Kenapa sih Fera dekat-dekat sama Alex.. Dasar cewek gak tau malu. Gumamnya dalam hati. Ini semacam tidak memiliki tapi takut kehilangan, merasa cemburu walau tak punya status.

Seperti kebanyakan orang pasti cemburu melihat orang yang mereka suka di dekat-dekati orang lain itu lah yang sedang Ayrin rasakan saat melihat Alex di dekati Fera dan Ayrin merasa kesal melihat itu semua tapi Ayrin gak bisa menghalangi Fera mendekati Alex. Karena mereka dari awal saat Alex datang sampai sekarang tidak ada tegur sapa.

         "Alex kapan kamu akan datang menemui ku? Haruskah aku yang terlebih dahulu datang menemui mu? "

Endless Waiting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang