Lembaran Baru

34 2 0
                                    


Kini sudah waktunya masuk ke ajaran baru di sekolah baru dan membuka lembaran baru. Ayrin menganggap sudah waktunya membuka lembaran baru untuk orang-orang yang akan datang dan perlahan-lahan menutup lembaran lama walaupun sulit.

Ini adalah hari pertama Ayrin masuk ke sekolah. Seperti biasa di setiap sekolah selalu mengadakan MOS untuk siswa-siswi baru. Ayrin memakai seragam yang sudah di tentukant oleh panitia (Osis) yaitu memakai baju berwarna putih, rok warna hitam, rambut di kepang dua dan memakai plang nama dari kardus dan di gantung keleher menggunakan tali.

Semua siswa-siswi baru dan juga panitia berkumpul di aula sekolah. Ayrin sangat gugup, ia takut tidak ada orang yang ingin berteman dengannya. Ia memasuki aula mencari setseorang yang mungkin di kenalnya tapi hasilnya nihil karena terlalu banyak siswa di sana jadi sulit bagi Ayrin untuk mencari.

“Ayrin.” Teriak seseorang memanggil nama Ayrin.

Ayrin langsung berbalik mencari arah suara. tepat ia berbalik orang yang memanggilnya itu sudah ada di hadapannya.

“Hay Ayrin, ingat aku nggak?” tanyanya.

“Ya , kitakan satu SMP.” Jawab Ayrin datar.

“Hahahaha, gua kira lo gak ingat soalnya kita kan jarang jumpa walaupun satu SMP.” Katanya sambil tertawa.

“Iya.” Kata Ayrin sedikit kaku.

“Lo tau nama gue gak?” tanyanya tiba-tiba.

Ayrin bingung harus bilang apa karena dia tidak tau nama orang yang ada di depannya, yang hanya ia tau mereka satu sekolah pas SMP dan sekarang pun masih satu sekolah. Lalu plang nama yang mengantung di leher orang itu menyelamatkannya dia gak mau di bilang kurang bergaul, padahalkan emng itu kenyataannya.

“Nama lo Rani kan.” Jawabnya kaku, Ayrin juga sedikit gugup karena setiap kali berbicara dengan orang yang baru di kenal iya memang selalu gugup.

“Gua kira lo gak tau nama gue.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Hehe…” cengir Ayrin kaku.

Cek cek
“SELURUH SISWA AJARAN BARU DI HARAPKAN BERKUMPUL DI TENGAH AULA SEKARANG.” Perintah ketua Osis

“Kak Yuda udah nyuruh ngumpul tu.” Kata Rani.
“Gabung bareng teman-teman gue yuk.” Tawar Rani.

“Hah?” Ayrin seperti orang yang sedang salting.

“Udah gak usah malu-malu.”

“Si- siapa yang malu.”

Rani tersenyum melihat tingkah Ayrin. Rani menarik Ayrin mendekat ke teman-temannya dan memperkenalkan Ayrin.

Sekali lagi terdengar perintah ketua osis yang menyuruh para siswa baru berkumpul di area tengah Aula. Para sisiw-siswi histeris mengagumi sang ketua osis. Ayrin bingung melihat para siswi histeris, hanya ia dan Rani yang hanya diam.

Rani melihat Ayrin yang sedang bingung dan langsung menjelaskan kenapa para siswi histeris begitu.

“Lo bingung ya kenapa mereka sampai segitunya.”  Tanya Rani.

“Iya, kenapa mereka harus segitunya. Kakak itu emang tampan tapi haruskah sampai bagitu mengaguminya gue baru pertama kali liat begini.” Jawab Ayrin dengan jujur.

Kata-kata dan pertanyaan Ayrin membuat Rani tertawa terbahak-bahak.
“Hahaha sumpah lo buat gue sakit perut. Kayanya cuam lo dan gue yang biasa aja.”

“Aneh lo Ran. Gak ada yang lucu malah ketawa.” Ucap Ayrin heran melihat Rani tertawa gak jelas.
“Oke-oke bakal gue kasih tau. Dia ketua osis namanya Yuda. Dia adalah Siswa cerdas di SMA Surya bukan hanya itu Yuda juga ramah dan suka menolong, makanya banyak siswi yang munyukainya. Yuda adalah siswa terpopuler nomor 2 di SMA Surya.” Jelas Rani.

Endless Waiting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang